Pemuda Jepang ini Bikin Heboh Suasana Pameran Agro Ekspo di Grobogan, Lho Kok Bisa?
Dani Agus
Sabtu, 25 Maret 2017 20:00:08
Yakni, mengenakan baju lurik, celana kain warna krem, ikat kepala dan sepatu sport warna hitam. Setelah tahu jika pemuda itu adalah warga negara asing, banyak pengunjung yang berebut untuk foto bersama di lahan pameran. “Benar, saya memang warga negara Jepang. Tepatnya, dari kota Tokyo. Nama saya Raomu Mochida,” kata pemuda itu dalam Bahasa Inggris.
Raomu ternyata sudah berada di Purwodadi, sekitar 10 hari. Selama di Purwodadi, pemuda berusia 20 tahun itu tinggal di rumah warga. Mahasiswa Tokyo Gakugei University itu mengaku sangat senang berada di Purwodadi. Sebab, masyarakatnya dinilai sangat ramah.
Saat melihat pameran pertanian, ia juga sempat merasa takjub dengan banyaknya tanaman yang tumbuh dan berbuah dengan baik. Sebab, pemadangan seperti itu, sulit ditemukan di kampung halamannya. ‘This even is very good (pameran ini sangat bagus),” katanya sambil mengacungkan jempol.
Kedatangan Raomu di Grobogan adalah sebagai volunteering servise dari organisasi kemanusiaan internasional Dejavato Foundation. Kedatangannya memang diminta oleh Yayasan Bakti Indonesia (YBI) yang ada di Grobogan.
“Jadi YBI ini kebetulan bermitra dengan Dejavato Foundation. Sengaja kami minta didatangkan volunteer kesini. Sebelumnya, sudah ada tiga pemuda dari Jepang yang dikirim kesini,” kata Ketua YBI Grobogan Andreas Nugroho.Menurut Andreas, kedatangan Raomu ke Grobogan dalam rangka memberikan motivasi pada anak sekolah supaya gemar berbahasa asing. Khususnya, Bahasa Inggris. Sebab, kemampuan berbahasa asing itu suatu saat pasti dibutuhkan. Terutama, saat mereka berjumpa dengan orang asing yang datang ke Grobogan.“Selama di sini, Raomu sudah mendatangi beberapa SD. Di situ, ia mengajak anak-anak bermain dan belajar dengan Bahasa Inggris. Awalnya, memang sulit menjalin komunikasi. Tetapi karena terpaksa, akhirnya anak-anak belajar kosakata Bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Untuk bisa menguasai bahasa asing terkadang butuh dipaksa,” jelasnya.
Editor : Akrom Hazami
Murianews, Grobogan - Suasana di lahan pameran agro ekspo yang digelar Dinas Pertanian Grobogan sempat heboh. Hal ini terkait adanya pemuda dari Jepang yang hadir di tengah pameran. Awalnya, banyak yang tidak tahu jika sosok pemuda berkulit bersih itu adalah orang Jepang. Soalnya, penampilan pemuda ini mirip dengan panitia pameran.
Yakni, mengenakan baju lurik, celana kain warna krem, ikat kepala dan sepatu sport warna hitam. Setelah tahu jika pemuda itu adalah warga negara asing, banyak pengunjung yang berebut untuk foto bersama di lahan pameran. “Benar, saya memang warga negara Jepang. Tepatnya, dari kota Tokyo. Nama saya Raomu Mochida,” kata pemuda itu dalam Bahasa Inggris.
Raomu ternyata sudah berada di Purwodadi, sekitar 10 hari. Selama di Purwodadi, pemuda berusia 20 tahun itu tinggal di rumah warga. Mahasiswa Tokyo Gakugei University itu mengaku sangat senang berada di Purwodadi. Sebab, masyarakatnya dinilai sangat ramah.
Saat melihat pameran pertanian, ia juga sempat merasa takjub dengan banyaknya tanaman yang tumbuh dan berbuah dengan baik. Sebab, pemadangan seperti itu, sulit ditemukan di kampung halamannya. ‘This even is very good (pameran ini sangat bagus),” katanya sambil mengacungkan jempol.
Kedatangan Raomu di Grobogan adalah sebagai volunteering servise dari organisasi kemanusiaan internasional Dejavato Foundation. Kedatangannya memang diminta oleh Yayasan Bakti Indonesia (YBI) yang ada di Grobogan.
“Jadi YBI ini kebetulan bermitra dengan Dejavato Foundation. Sengaja kami minta didatangkan volunteer kesini. Sebelumnya, sudah ada tiga pemuda dari Jepang yang dikirim kesini,” kata Ketua YBI Grobogan Andreas Nugroho.
Menurut Andreas, kedatangan Raomu ke Grobogan dalam rangka memberikan motivasi pada anak sekolah supaya gemar berbahasa asing. Khususnya, Bahasa Inggris. Sebab, kemampuan berbahasa asing itu suatu saat pasti dibutuhkan. Terutama, saat mereka berjumpa dengan orang asing yang datang ke Grobogan.
“Selama di sini, Raomu sudah mendatangi beberapa SD. Di situ, ia mengajak anak-anak bermain dan belajar dengan Bahasa Inggris. Awalnya, memang sulit menjalin komunikasi. Tetapi karena terpaksa, akhirnya anak-anak belajar kosakata Bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Untuk bisa menguasai bahasa asing terkadang butuh dipaksa,” jelasnya.
Editor : Akrom Hazami