Isu Penculikan Anak untuk Dijual Organnya di Pati Dipastikan Hoax
Lismanto
Sabtu, 25 Maret 2017 17:00:17
Kendati imbauan dari pihak kepolisian untuk tidak main hakim sendiri sudah dilayangkan, sejumlah masyarakat masih terbawa itu tersebut. Hal itu yang membuat Kapolsek Wedarijaksa AKP Rochana Sulistyaningrum menyampaikan informasi tersebut dalam rapat koordinasi kecamatan (rakorcam) di Trangkil.
Dalam rakorcam yang dihadiri musyawarah pimpinan kecamatan (muspika), kepala dinas se-Kecamatan Trangkil, para kepala seksi, dan para kades tersebut, AKP Sulis menyampaikan bahwa isu penculikan anak yang akan dijual organ tubuhnya merupakan berita bohong. "Isu itu tidak benar. Mohon bila ada masyarakat yang tidak dikenal dan mencurigakan, lapor saja polisi jangan main hakim sendiri," pesan Sulis di Pati.
Di wilayah Wedarijaksa, Trangkil dan sekitarnya, lanjut Sulis, masyarakat sudah lama mengenal penculik anak dengan istilah peletan. Seorang peletan diisukan mengincar anak-anak untuk dijual, baik untuk persembahan ritual maupaun dijual organ tubuhnya dengan harga yang fantastis di pasar gelap.
"Isu ini menyebar luas dari mulut ke mulut, sehingga tidak jarang orang asing banyak yang dicurigai. Waspada itu perlu dan sangat kami sarankan. Tapi, jangan sampai main hakim sendiri, serahkan saja kepada polisi," pesannya.Sementara itu, Camat Trangkil Teguh Suwito mengaku sudah menginformasikan isu itu kepada masing-masing kepala desa. Para kepala desa diharapkan bisa memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tidak main hakim sendiri. Bila ada orang asing dengan gelagat mencurigakan, dia meminta menyerahkannya kepada pihak berwajib.
Editor : Akrom Hazami
Murianews, Pati - Masyarakat Pati saat ini dibayang-bayangi dengan adanya isu penculikan anak yang akan dijual bagian organ tubuhnya. Akibatnya, masyarakat mencurigai orang asing yang ada di kampungnya, seperti pengemis, gelandangan, atau pengamen.
Kendati imbauan dari pihak kepolisian untuk tidak main hakim sendiri sudah dilayangkan, sejumlah masyarakat masih terbawa itu tersebut. Hal itu yang membuat Kapolsek Wedarijaksa AKP Rochana Sulistyaningrum menyampaikan informasi tersebut dalam rapat koordinasi kecamatan (rakorcam) di Trangkil.
Dalam rakorcam yang dihadiri musyawarah pimpinan kecamatan (muspika), kepala dinas se-Kecamatan Trangkil, para kepala seksi, dan para kades tersebut, AKP Sulis menyampaikan bahwa isu penculikan anak yang akan dijual organ tubuhnya merupakan berita bohong. "Isu itu tidak benar. Mohon bila ada masyarakat yang tidak dikenal dan mencurigakan, lapor saja polisi jangan main hakim sendiri," pesan Sulis di Pati.
Di wilayah Wedarijaksa, Trangkil dan sekitarnya, lanjut Sulis, masyarakat sudah lama mengenal penculik anak dengan istilah peletan. Seorang peletan diisukan mengincar anak-anak untuk dijual, baik untuk persembahan ritual maupaun dijual organ tubuhnya dengan harga yang fantastis di pasar gelap.
"Isu ini menyebar luas dari mulut ke mulut, sehingga tidak jarang orang asing banyak yang dicurigai. Waspada itu perlu dan sangat kami sarankan. Tapi, jangan sampai main hakim sendiri, serahkan saja kepada polisi," pesannya.
Sementara itu, Camat Trangkil Teguh Suwito mengaku sudah menginformasikan isu itu kepada masing-masing kepala desa. Para kepala desa diharapkan bisa memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tidak main hakim sendiri. Bila ada orang asing dengan gelagat mencurigakan, dia meminta menyerahkannya kepada pihak berwajib.
Editor : Akrom Hazami