Mereka yang tergabung dalam beberapa regu berlomba-lomba mencapai puncak pinang yang tingginya mencapai 12 meter. Di sana, beragam hadiah sudah menanti seperti peralatan elektronik, sembako, hingga pakaian.
"Sebetulnya panjat bambu, karena yang dipanjat dari bambu sepanjang 12 meter. Sepanjang bambu sudah dibaluri pelumas sehingga sangat licin. Ini mengandung filosofi bahwa untuk mencapai tujuan kemerdekaan, para pahlawan berjuang dengan sangat keras," ujar Kepala Desa Tanjunganom, Patman, Senin (15/8/2016).
Tidak seperti biasanya, panjat pinang di Desa Tanjunganom mengharuskan peserta untuk memanjat sembari bergoyang. Untuk itu, panitia sudah menyiapkan musik dangdut yang menemani peserta dalam menaklukkan licinnya medan panjat.
Tak ayal, goyangan para peserta panjat pinang mengundang gelak tawa dari para penonton. Tidak sedikit dari mereka yang bergoyang membuat regu goyah dan jatuh. Belum lagi, guyuran hujan membuat medan panjat kian licin.
"Meski sangat sulit menaklukkan medan panjat, tetapi kegiatan ini begitu menghibur. Panjat pinang bisa meningkatkan rasa persaudaraan, kekompakan, dan kebersamaan warga," ungkap Iyon, salah satu peserta panjat pinang.
Kegiatan itu juga diharapkan bisa mengajarkan kepada pemuda setempat untuk bekerja keras dalam meraih cita-cita yang diimpikan. Hadiah yang berada di ujung disimbolkan sebagai cita-cita, medan panjat yang licin menjadi simbol rintangan, dan usaha regu direpresentasikan sebagai kerja keras.
Setelah berusaha hampir selama empat jam, regu dari RT 6 RW 3 Desa Tanjunganom akhirnya berhasil menaklukkan medan panjat dan berhasil naik di puncak bersama dengan hadiah yang mengelilinginya. Peserta yang memenangkan lomba kemudian mengambil hadiah untuk dilempar ke bawah, dibagikan kepada penonton. Dengan demikian, pemenang, peserta, dan warga lainnya bisa menikmati kemeriahan menyambut HUT RI ke 71 pada Rabu (17/8/2016) mendatang.
Murianews, Pati - Panjat pinang sudah mulai meramaikan suasana kemerdekaan di Kabupaten Pati. Di Desa Tanjunganom, Kecamatan Gabus, misalnya. Puluhan pemuda sudah mulai menyambut kemerdekaan dengan menggelar panjat pinang.
Mereka yang tergabung dalam beberapa regu berlomba-lomba mencapai puncak pinang yang tingginya mencapai 12 meter. Di sana, beragam hadiah sudah menanti seperti peralatan elektronik, sembako, hingga pakaian.
"Sebetulnya panjat bambu, karena yang dipanjat dari bambu sepanjang 12 meter. Sepanjang bambu sudah dibaluri pelumas sehingga sangat licin. Ini mengandung filosofi bahwa untuk mencapai tujuan kemerdekaan, para pahlawan berjuang dengan sangat keras," ujar Kepala Desa Tanjunganom, Patman, Senin (15/8/2016).
Tidak seperti biasanya, panjat pinang di Desa Tanjunganom mengharuskan peserta untuk memanjat sembari bergoyang. Untuk itu, panitia sudah menyiapkan musik dangdut yang menemani peserta dalam menaklukkan licinnya medan panjat.
Tak ayal, goyangan para peserta panjat pinang mengundang gelak tawa dari para penonton. Tidak sedikit dari mereka yang bergoyang membuat regu goyah dan jatuh. Belum lagi, guyuran hujan membuat medan panjat kian licin.
"Meski sangat sulit menaklukkan medan panjat, tetapi kegiatan ini begitu menghibur. Panjat pinang bisa meningkatkan rasa persaudaraan, kekompakan, dan kebersamaan warga," ungkap Iyon, salah satu peserta panjat pinang.
Kegiatan itu juga diharapkan bisa mengajarkan kepada pemuda setempat untuk bekerja keras dalam meraih cita-cita yang diimpikan. Hadiah yang berada di ujung disimbolkan sebagai cita-cita, medan panjat yang licin menjadi simbol rintangan, dan usaha regu direpresentasikan sebagai kerja keras.
Setelah berusaha hampir selama empat jam, regu dari RT 6 RW 3 Desa Tanjunganom akhirnya berhasil menaklukkan medan panjat dan berhasil naik di puncak bersama dengan hadiah yang mengelilinginya. Peserta yang memenangkan lomba kemudian mengambil hadiah untuk dilempar ke bawah, dibagikan kepada penonton. Dengan demikian, pemenang, peserta, dan warga lainnya bisa menikmati kemeriahan menyambut HUT RI ke 71 pada Rabu (17/8/2016) mendatang.
Editor : Kholistiono