MURIANEWS, Kudus - Komunitas Lintas Agama dan Kepercayaan Pantura (Tali Akrap) menggelar bedah pemikiran Raden Mas Panji (RMP) Sosrokartono di kompleks Makam RMP Kaliputu Kudus, Minggu (6/3/2022).
Di forum tersebut menghadirkan dua narasumber. Pertama, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kudus, Bambang Sumadiyono dan Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kudus dokter Dony Wicaksono.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kudus, Bambang Sumadiyono mengatakan kegiatan ini tergolong hal yang bagus, karena dapat menjalin kerukunan bersama antar umat.
Menurutnya, ada tiga hal yang harus diteladani oleh sosok Sosrokartono. Seperti
sugih tanpo bondo yang artinya kaya tanpa harta,
digdoyo tanpo aji yang memiliki makna tak terkalahkan tanpa kesaktian, dan
menang tanpo ngasorake yang memiliki makna menang tanpa merendahkan.
"Falsafah hidup itulah yang harus diteladani dari sosok Sosrokartono," katanya, Minggu (6/3/2022).
[caption id="attachment_276326" align="alignleft" width="1280"]

Narasumber berfoto bersama usai menggelar bedah pemikiran Raden Mas Panji (RMP) Sosrokartono, Minggu (6/3/2022). (MURIANEWS/ Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
Belajar dari sosok Sosrokartono itu, menurut Bambang sifat mengalah tidak hanya dipahami semata. Tetapi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Harapannya ke depan satu sama lain terus dapat saling memahami," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kudus dokter Dony Wicaksono lebih menganggap keteladanan Sosrokartono dapat diaplikasikan di era saat ini. Dia menyambungkan dengan permasalahan Covid-19 saat ini."Sosrokartono itu kan sosok yang jenius. Bisa menguasai 35 bahasa. Bisa jadi pembelajaran kita semua di era seperti saat ini kalau masih ada yang tidak percaya soal Covid itu harus bisa menjelaskan secara data ilmiahnya. Jangan hanya kata si ini kata si itu," katanya.Dokter Dony juga memberikan edukasi tentang tidak boleh salah sangka terhadap vaksin. Dia tidak menampik jika masyarakat masih berpikir setelah divaksin tidak terkena Covid-19."Itu salah. Vaksin itu bukan supaya tidak terkena Covid-19. Tetapi lebih ke arah untuk mencegah," terangnya.Dia berharap agar masyarakat tetap mentaati protokol kesehatan (prokes). Sehingga rantai Covid-19 dapat diputus."Tetap mentaati prokes. Kalau ada gejala segera lakukan pemeriksaan. Kalau misal ke depannya sudah tidak ada gejala berarti sudah bisa dikatakan sembuh," imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Supriyadi
[caption id="attachment_276325" align="alignleft" width="1280"]

Komunitas Lintas Agama dan Kepercayaan Pantura (Tali Akrap) menggelar bedah pemikiran Raden Mas Panji (RMP) Sosrokartono, Minggu (6/3/2022). (MURIANEWS/ Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus - Komunitas Lintas Agama dan Kepercayaan Pantura (Tali Akrap) menggelar bedah pemikiran Raden Mas Panji (RMP) Sosrokartono di kompleks Makam RMP Kaliputu Kudus, Minggu (6/3/2022).
Di forum tersebut menghadirkan dua narasumber. Pertama, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kudus, Bambang Sumadiyono dan Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kudus dokter Dony Wicaksono.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kudus, Bambang Sumadiyono mengatakan kegiatan ini tergolong hal yang bagus, karena dapat menjalin kerukunan bersama antar umat.
Menurutnya, ada tiga hal yang harus diteladani oleh sosok Sosrokartono. Seperti
sugih tanpo bondo yang artinya kaya tanpa harta,
digdoyo tanpo aji yang memiliki makna tak terkalahkan tanpa kesaktian, dan
menang tanpo ngasorake yang memiliki makna menang tanpa merendahkan.
"Falsafah hidup itulah yang harus diteladani dari sosok Sosrokartono," katanya, Minggu (6/3/2022).
[caption id="attachment_276326" align="alignleft" width="1280"]

Narasumber berfoto bersama usai menggelar bedah pemikiran Raden Mas Panji (RMP) Sosrokartono, Minggu (6/3/2022). (MURIANEWS/ Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
Belajar dari sosok Sosrokartono itu, menurut Bambang sifat mengalah tidak hanya dipahami semata. Tetapi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Harapannya ke depan satu sama lain terus dapat saling memahami," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kudus dokter Dony Wicaksono lebih menganggap keteladanan Sosrokartono dapat diaplikasikan di era saat ini. Dia menyambungkan dengan permasalahan Covid-19 saat ini.
"Sosrokartono itu kan sosok yang jenius. Bisa menguasai 35 bahasa. Bisa jadi pembelajaran kita semua di era seperti saat ini kalau masih ada yang tidak percaya soal Covid itu harus bisa menjelaskan secara data ilmiahnya. Jangan hanya kata si ini kata si itu," katanya.
Dokter Dony juga memberikan edukasi tentang tidak boleh salah sangka terhadap vaksin. Dia tidak menampik jika masyarakat masih berpikir setelah divaksin tidak terkena Covid-19.
"Itu salah. Vaksin itu bukan supaya tidak terkena Covid-19. Tetapi lebih ke arah untuk mencegah," terangnya.
Dia berharap agar masyarakat tetap mentaati protokol kesehatan (prokes). Sehingga rantai Covid-19 dapat diputus.
"Tetap mentaati prokes. Kalau ada gejala segera lakukan pemeriksaan. Kalau misal ke depannya sudah tidak ada gejala berarti sudah bisa dikatakan sembuh," imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Supriyadi