Film Animasi Sabda Alam Karya Siswa SMK RUS Kudus Sukses Menguras Emosi
Yuda Auliya Rahman
Jumat, 29 Oktober 2021 11:18:27
MURIANEWS, Kudus - Siswa SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus kembali membuat karya film animasi yang sangat luar biasa. Film berjudul Sabda Alam itu memiliki pesan yang sangat dalam mengajak masyarakat untuk bisa melestarikan ekosistem lingkungan.
Film grapan siswa jurusan animasi dan seni ilustrasi
SMK RUS berdurasi 6 menit 14 detik itu diunggah di kanal youTube RUS Animation Studio. Film ini sudah ditonton jutaan kali dan berhasil mengaduk emosi penontonya.
Film animasi itu, semakin mengena dengan iringan lagu karya almarhum Chrisye dan Junaedi Salat dan aransemen musik dari musisi ternama Tanah Air Tohpati dan dipadukan dengan vokal-vokal suara merdu dari Fadly Padi, Eva Celia, Mytha Lestari, Mario Ginanjar dan Leisha Kaligis.
Film Sabda Alam itu, menceritakan tentang satwa endemik Nusantara yang terancam punah karena perburuan liar. Seperti burung rangkong, jalak bali, kakak tua jambul kuning hingga burung ekek keling.
"Berkurangnya populasi hingga berbagai jenis burung langka, berakibat langsung pada rusaknya ekosistem lingkungan alam. Hal inilah yang melatar belakangi pembuatan film animasi ini," tulis SMK RUS
Kudus dalam deskripsi video film itu.
[caption id="attachment_249401" align="alignleft" width="1280"]

Salah satu adegan dalam film animasi Sabda Alam karya siswa SMK RUS Kudus. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
Film animasi Sabda Alam itu berhasil mencuri perhatian warganet. Sejak diposting sebulan lalu, hingga Jumat (29/10/2021) sudah ada 1,2 ribu komentar yang membanjiri unggahan film animasi tersebut dengan sejumlah pujian.
Baca: Air Mata Dian Satro Menetes Tonton Film Buatan Siswa SMK RUS KudusFilm tersebut juga disebut menguras emosi hingga air mata dari pesan yang disampaikan. Salah satunya akun Afif Mutiarani yang menyebut, karya film itu memiliki makna yang sangat dalam.
Film tersebut juga disebut menguras emosi hingga air mata dari pesan yang disampaikan. Salah satunya akun Afif Mutiarani yang menyebut, karya film itu memiliki makna yang sangat dalam."Dalam banget makna dari animasinya, awalnya kita dibawa akan keindahan dan kebanggaan kekayaan negeri. Terus di ujung jadi berurai air mata, (Adanya perburuan liar, red). Sukses selalu buat teman-teman RUS animation, " cuitnya dalam kolom komentar unggahan film tersebut.
Baca: Tekan Angka Kecelakaan Pelajar, Siswa SMK RUS Kudus Ciptakan Aplikasi Antar Jemput Drive School"Ampun aku sampe menitikkan air mata. Karya animasinya keren banget. Semoga bisa tayang diserial TV ya, animasi edukasi. Selamat kepada semua tim, ini keren banget," ungkap akun Aurora ClaudiaBahkan, karya anak bangsa itu disebut sebagai animasi kelas dunia dan tak kalah dengan film animasi ciptaan perusahaan animasi ternama."Hampir tak percaya ini karya anak bangsa Indonesia. Animasinya juga sekaliber dunia. Semoga dapat dibuat film cerita sehingga mendunia amin," tulis akun Majes Tika"Keren parah ini animasinya kelas dunia, pesan yang ingin disampaikan pun jelas dan tersampaikan dengan baik, " timpa Tegar Naufal. Reporter: Yuda Auliya RahmanEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_249400" align="alignleft" width="1280"]

Tangkapan layar film animasi Sabda Alam karya siswa SMK RUS Kudus. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Kudus - Siswa SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus kembali membuat karya film animasi yang sangat luar biasa. Film berjudul Sabda Alam itu memiliki pesan yang sangat dalam mengajak masyarakat untuk bisa melestarikan ekosistem lingkungan.
Film grapan siswa jurusan animasi dan seni ilustrasi
SMK RUS berdurasi 6 menit 14 detik itu diunggah di kanal youTube RUS Animation Studio. Film ini sudah ditonton jutaan kali dan berhasil mengaduk emosi penontonya.
Film animasi itu, semakin mengena dengan iringan lagu karya almarhum Chrisye dan Junaedi Salat dan aransemen musik dari musisi ternama Tanah Air Tohpati dan dipadukan dengan vokal-vokal suara merdu dari Fadly Padi, Eva Celia, Mytha Lestari, Mario Ginanjar dan Leisha Kaligis.
Film Sabda Alam itu, menceritakan tentang satwa endemik Nusantara yang terancam punah karena perburuan liar. Seperti burung rangkong, jalak bali, kakak tua jambul kuning hingga burung ekek keling.
"Berkurangnya populasi hingga berbagai jenis burung langka, berakibat langsung pada rusaknya ekosistem lingkungan alam. Hal inilah yang melatar belakangi pembuatan film animasi ini," tulis SMK RUS
Kudus dalam deskripsi video film itu.
[caption id="attachment_249401" align="alignleft" width="1280"]

Salah satu adegan dalam film animasi Sabda Alam karya siswa SMK RUS Kudus. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
Film animasi Sabda Alam itu berhasil mencuri perhatian warganet. Sejak diposting sebulan lalu, hingga Jumat (29/10/2021) sudah ada 1,2 ribu komentar yang membanjiri unggahan film animasi tersebut dengan sejumlah pujian.
Baca: Air Mata Dian Satro Menetes Tonton Film Buatan Siswa SMK RUS Kudus
Film tersebut juga disebut menguras emosi hingga air mata dari pesan yang disampaikan. Salah satunya akun Afif Mutiarani yang menyebut, karya film itu memiliki makna yang sangat dalam.
"Dalam banget makna dari animasinya, awalnya kita dibawa akan keindahan dan kebanggaan kekayaan negeri. Terus di ujung jadi berurai air mata, (Adanya perburuan liar, red). Sukses selalu buat teman-teman RUS animation, " cuitnya dalam kolom komentar unggahan film tersebut.
Baca: Tekan Angka Kecelakaan Pelajar, Siswa SMK RUS Kudus Ciptakan Aplikasi Antar Jemput Drive School
"Ampun aku sampe menitikkan air mata. Karya animasinya keren banget. Semoga bisa tayang diserial TV ya, animasi edukasi. Selamat kepada semua tim, ini keren banget," ungkap akun Aurora Claudia
Bahkan, karya anak bangsa itu disebut sebagai animasi kelas dunia dan tak kalah dengan film animasi ciptaan perusahaan animasi ternama.
"Hampir tak percaya ini karya anak bangsa Indonesia. Animasinya juga sekaliber dunia. Semoga dapat dibuat film cerita sehingga mendunia amin," tulis akun Majes Tika
"Keren parah ini animasinya kelas dunia, pesan yang ingin disampaikan pun jelas dan tersampaikan dengan baik, " timpa Tegar Naufal.
Reporter: Yuda Auliya Rahman
Editor: Ali Muntoha