Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Kudus – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat membagikan kisahnya menjadi seorang penyintas kanker payudara. Hingga saat ini, Lestari mengaku masih sering merasakan sejumlah gejala akibat proses pengobatan.

Cerita ini ia bagikan saat menjadi pembicara daring dalam Obrolan Akhir Minggu Sahabat Yayasan Kangker Payudara Indonesia (YKPI) secara daring, Sabtu (19/3/2022).

”Mulai dari tidak normalnya pertumbuhan alis mata, kesulitan naik tangga, tulang mulai rapuh dan sejumlah efek pengobatan kanker lainnya seperti limfedema (pembengkakan pada tangan atau kaki yang disebabkan oleh sistem penyumbatan limfatik) dan nyeri,” katanya.

Namun, menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, sejumlah gejala itu harus dihadapi dengan senyuman penyintas kanker dapat berdamai dengan kehidupan.

"Berbagi pengalaman kepada sesama penderita kanker adalah salah satu sumber kekuatan saya untuk menapaki kehidupan menjadi lebih ringan, karena pengalaman sesama penyintas banyak memberi harapan," terangnya.

Baca: Usai Kemoterapi Apa Kanker Payudara Sudah Benar-Benar Sembuh? Ini Penjelasannya

Sejumlah gejala yang dihadapi para penderita kanker itu, ujar Rerie, memerlukan penguatan yang berkelanjutan lewat edukasi dan upaya rehabilitasi. Karena kanker tidak hanya menyerang secara fisik, tetapi juga psikologis penderitanya.

Upaya edukasi dan rehabilitasi terhadap masyarakat dan para penderita kanker harus berkelanjutan. Karena penderita kanker tidak hanya terserang secara fisik, tetapi juga psikologis yang dihadapi sepanjang proses pengobatan.

Tahun ini, ujar Rerie, peringatan Hari Kanker Sedunia mengusung sebuah kampanye 2022-2024 bertema Close The Care Gap.Baca: Penyintas Kanker Payudara di Lereng Muria Dipertemukan Ribuan Teman SenasibTema tersebut, jelas Rerie, yang juga anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, mengajak semua elemen yang peduli untuk melakukan kampanye mengurangi celah perawatan pada penderita dan penyintas.Berbagi pengalaman dalam pengobatan kanker antarsesama penderita, penyintas kanker dan masyarakat, ujarnya, merupakan bagian dari upaya untuk mengatasi gap dalam proses perawatan penderita kanker.Apalagi, tambah Rerie, secara medis para pakar menyebutkan tidak ada orang yang bebas dari ancaman kanker. Karena di tubuh setiap manusia sebenarnya ada potensi tumbuh sel-sel kanker."Jalani pola hidup sehat dan isi hari-hari kita dengan hal-hal yang bermanfaat bagi sekitar kita, sehingga hidup yang kita jalani menjadi lebih bermakna," pungkasnya. Reporter: Ali MuntohaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler