Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Kudus – Masalah stunting masih menjadi persoalan serius yang perlu penanganan secara konsiten. Terlebih saat ini satu dari empat anak di Indonesia menderita stunting.

Harus ada upata tang terukur untuk mengatasi masalah kecukupan gizi, agar kasus stunting bisa segera diselesaikan.

Hal ini mencuat dalam disukusi daring bertema ”Mengantisipasi Generasi yang Hilang Akibat Stunting” yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (6/4/2022). Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat yang membuka diskusi itu menyebut jika masalah kecukupan gizi menjadi hambatan untuk mewujudkan Indonesia Emas pada 2045.

"Kita merencanakan untuk mencetak generasi cerdas untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,  tetapi persoalan mendasar soal terpenuhinya kecukupan gizi anak bangsa belum bisa teratasi. Harus ada upaya yang konsisten dan terukur untuk atasi kecukupan gizi bagi generasi penerus bangsa," katanya.

Menurut Lestari, data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan saat ini Indonesia masih memiliki angka prevalensi stunting yang tinggi, yaitu 24,4 persen.

“Dengan data ini, artinya satu dari empat anak di Tanah Air stunting dan angka tersebut masih di atas angka standar yang ditoleransi WHO, yaitu di bawah 20 persen,” katanya.

Baca: Wapres Sebut Negara Rugi Rp 300 Triliun Tiap Tahun Akibat Stunting

Pada kondisi ini menurutnya, harus mempersiapkan generasi muda agar mampu mengelola bangsa ini dengan baik di masa datang.

”Target pengentasan stunting jangan hanya menetapkan angka-angka. Tetapi harus direalisasikan dalam berbagai langkah untuk mewujudkan target tersebut,” ujarnya.

Masalah stunting, tegas Rerie sapaan akrabnya, bukan soal kesehatan semata, namun lebih dari itu bisa memengaruhi ketahanan bangsa.
Masalah stunting, tegas Rerie sapaan akrabnya, bukan soal kesehatan semata, namun lebih dari itu bisa memengaruhi ketahanan bangsa."Bagaimana generasi penerus yang kekurangan gizi bisa mempertahankan kedaulatan negeri ini?" ujarnya.Keterlibatan semua pihak, tegasnya, sangat diperlukan agar segera mengatasi masalah stunting di Tanah Air.Baca: Wakil Ketua MPR Sebut Stunting Bisa Pengaruhi Ketahanan BangsaSementara Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak,  Kementerian Kesehatan, Erna Mulati mengungkapkan Indonesia mengalami double burden terkait kekurangan gizi baik secara mikro maupun makro nutrisi.Erna menilai ancaman stunting akan semakin besar pascabalita mendapat makanan tambahan. Untuk mengatasi kondisi itu, menurut Erna, Kementerian Kesehatan telah berupaya melakukan intervensi gizi sebelum kelahiran dan  setelah bayi lahir.Intervensi sebelum kelahiran, ditujukan kepada para remaja putri dan Ibu hamil antara lain lewat pemberian tablet tambah darah dan tambahan asupan gizi.”Sedangkan intervensi gizi setelah kelahiran, lewat pemberian ASI eksklusif dan makanan pelengkap ASI. Sasaran intervensi gizi saat ini, ujar Erna, tercatat 12 juta remaja putri dan 4,8 juta Ibu hamil,” tegasnya. Reporter: Ali MuntohaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar