Kenaikan Permintaan Air Curah Tak Ganggu Pelanggan Rumah PDAM Kudus
Anggara Jiwandhana
Jumat, 15 Februari 2019 20:57:41
Hal ini dipastikan oleh Direktur Utama PDAM Kudus, Ahmadi Syafa. Ia menegaskan jika peningkatan kegiatan jual beli air curah tersebut sama sekali tidak mengganggu pelanggan pipa PDAM yang ada di rumah-rumah warga.
"Tidak mengganggu sama sekali," tegas Syafa.
Ia mengatakan sekalipun permintaan air curah sedang tinggi karna imbas penutupan usaha ilegal beberapa waktu lalu. Pihak konsumen pipa rumah tetap diprioritaskan oleh pihaknya. Kebutuhan setiap harinya ia jamin tanpa kendala.
“Sekalipun ada kenaikan lagi tidak masalah,” jelasnya.
Air curah yang biasanya dibeli oleh ratusan truk air tiap harinya ini berasal dari sumur produksi air bawah tanah yang legal dan sudah diolah secara khusus sebelum disalurkan. Syafa juga menegaskan jika nantinya akan ada pengembangan lagi supaya tidak akan mengganggu produksi untuk rumah tangga yang sudah berjalan bertahun-tahun.
“Kami jamin tidak mengganggu layanan pelanggan rumah tangga,” tegasnya.
Terkait upaya lanjutan untuk mencegah terjadinya kesalahan, Syafa mengatakan jika pihaknya sebenarnya telah menyosialisasikan kepada para supir truk air untuk mengambil di atas jam enam petang. Ini dikarenakan konsumsi air rumah tangga pada saat itu mulai berkurang."Justru bisa ambil lebih banyak kalau jam segitu," jelasnya.Hanya memang, dikatakan Syafa para sopir enggan untuk naik malam-malam. Lokasi terminal curah sendiri berada di di Dukuh Madu, Desa Cendono, Kecamatan Dawe tersebut."Tapi tetap tidak masalah karena sudah kami antisipasi itu," terangnya.Terminal curah milik PDAM sendiri sudah beroperasi sejak tahun 2016. Setiap harinya rata-rata melayani sekitar 100 rit truk tangki berkapasitas 5.000 liter hingga 7.000 liter. Untuk harga sendiri berada di nominal Rp 25 ribu hingga Rp 35 ribu.Di terminal curah saat inii terdapat tujuh pipa penyalur ke truk tangki. Ini digunakan untuk memecah antrian yang kadang membludaki jalan sepanjang terminal air.
Editor : Supriyadi
Murianews, Kudus - Mulai melonjaknya permintaan air curah di terminal curah milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kudus dampak dari ditutupnya sejumlah usaha pengambilan dan pemanfaatan air permukaan atau depo air di lereng Gunung Muria yang tak berizin dipastikan tak akan ganggu pelanggan PDAM lainnya.
Hal ini dipastikan oleh Direktur Utama PDAM Kudus, Ahmadi Syafa. Ia menegaskan jika peningkatan kegiatan jual beli air curah tersebut sama sekali tidak mengganggu pelanggan pipa PDAM yang ada di rumah-rumah warga.
"Tidak mengganggu sama sekali," tegas Syafa.
Ia mengatakan sekalipun permintaan air curah sedang tinggi karna imbas penutupan usaha ilegal beberapa waktu lalu. Pihak konsumen pipa rumah tetap diprioritaskan oleh pihaknya. Kebutuhan setiap harinya ia jamin tanpa kendala.
“Sekalipun ada kenaikan lagi tidak masalah,” jelasnya.
Air curah yang biasanya dibeli oleh ratusan truk air tiap harinya ini berasal dari sumur produksi air bawah tanah yang legal dan sudah diolah secara khusus sebelum disalurkan. Syafa juga menegaskan jika nantinya akan ada pengembangan lagi supaya tidak akan mengganggu produksi untuk rumah tangga yang sudah berjalan bertahun-tahun.
“Kami jamin tidak mengganggu layanan pelanggan rumah tangga,” tegasnya.
Terkait upaya lanjutan untuk mencegah terjadinya kesalahan, Syafa mengatakan jika pihaknya sebenarnya telah menyosialisasikan kepada para supir truk air untuk mengambil di atas jam enam petang. Ini dikarenakan konsumsi air rumah tangga pada saat itu mulai berkurang.
"Justru bisa ambil lebih banyak kalau jam segitu," jelasnya.
Hanya memang, dikatakan Syafa para sopir enggan untuk naik malam-malam. Lokasi terminal curah sendiri berada di di Dukuh Madu, Desa Cendono, Kecamatan Dawe tersebut.
"Tapi tetap tidak masalah karena sudah kami antisipasi itu," terangnya.
Terminal curah milik PDAM sendiri sudah beroperasi sejak tahun 2016. Setiap harinya rata-rata melayani sekitar 100 rit truk tangki berkapasitas 5.000 liter hingga 7.000 liter. Untuk harga sendiri berada di nominal Rp 25 ribu hingga Rp 35 ribu.
Di terminal curah saat inii terdapat tujuh pipa penyalur ke truk tangki. Ini digunakan untuk memecah antrian yang kadang membludaki jalan sepanjang terminal air.
Editor : Supriyadi