Masuk MT II, Petani di Kudus Diimbau Segera Garap Lahan
Anggara Jiwandhana
Rabu, 20 Februari 2019 16:33:22
Pernyataan dikatakan oleh Ketua Federasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (FP3A) sistem Kedungombo, Kaspono. Ia menjelaskan, faktor ketersediaan air di Waduk Kedungombo menjadi pertimbangan utama. Apalagi, hingga saat ini elevasi air di Kedungombo mencapai angka 80.
”Tapi kalau hanya untuk MT II masih cukuplah,” katanya, Rabu (20/2/2019).
Potensi masalah, lanjutnya, justru akan terjadi pada Musim Tanam I tahun 2019-2020. Ini mengacu pada pengalaman tahun sebelumnya. Pada awal MT I biasanya terkendala air di Waduk Kedungombo yang menipis.
”Sebisa mungkin para petani mulai MT II,” ucap Kaspono.
Tujuannya, untuk memanfaatkan air hujan di jaringan Kedungombo guna menghemat irigasi di MT I 2019-2020 mendatang. Upaya mensegerakan MT II pun sudah direncanakan. Hal ini berhubungan dengan perkiraan sudah tidak ada lagi hujan yang akan mengisi Waduk Kedungombo. Bila masih turun hujan, setidaknya stok irigasi MT I masih aman.
”Penyemaian bibit diharapkan tuntas akhir Februari dan proses tanam dimulai awal Maret,” terangnya.Selain itu juga, berdasarkan pengalaman musim tanam sebelumnya, masa transisi MT I dan awal MT II, perkembangan tikus mulai membludak. Bila tidak segera dicegah, maka akan mengganggu musim tanam di masa mendatang.”Potensi tersebut perlu diwaspadai,” jelasnya.Sementara itu, Kepala Desa Undaan Tengah, Ekhlas Prasodjo juga mengemukakan hal yang sama. Ia pun meminta petani memulai MT II lebih awal. Pihaknya pun berencana menyosialisasikan hal ini kepada para petani dalam waktu dekat.”Kami akan sampaikan hal tersebut kepada petani di wilayah kami,” tandasnya.
Editor: Supriyadi
Murianews, Kudus - Musim tanam (MT) II untuk wilayah Kudus akan segera dimulai. Para petani yang menggunakan air dari Kedungombo diharapkan segera mengolah lahan mereka untuk MT II. Ini lantaran tidak ada pihak yang bisa memprediksi cadangan air yang ada di jaringan sistem Kedungombo.
Pernyataan dikatakan oleh Ketua Federasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (FP3A) sistem Kedungombo, Kaspono. Ia menjelaskan, faktor ketersediaan air di Waduk Kedungombo menjadi pertimbangan utama. Apalagi, hingga saat ini elevasi air di Kedungombo mencapai angka 80.
”Tapi kalau hanya untuk MT II masih cukuplah,” katanya, Rabu (20/2/2019).
Potensi masalah, lanjutnya, justru akan terjadi pada Musim Tanam I tahun 2019-2020. Ini mengacu pada pengalaman tahun sebelumnya. Pada awal MT I biasanya terkendala air di Waduk Kedungombo yang menipis.
”Sebisa mungkin para petani mulai MT II,” ucap Kaspono.
Tujuannya, untuk memanfaatkan air hujan di jaringan Kedungombo guna menghemat irigasi di MT I 2019-2020 mendatang. Upaya mensegerakan MT II pun sudah direncanakan. Hal ini berhubungan dengan perkiraan sudah tidak ada lagi hujan yang akan mengisi Waduk Kedungombo. Bila masih turun hujan, setidaknya stok irigasi MT I masih aman.
”Penyemaian bibit diharapkan tuntas akhir Februari dan proses tanam dimulai awal Maret,” terangnya.
Selain itu juga, berdasarkan pengalaman musim tanam sebelumnya, masa transisi MT I dan awal MT II, perkembangan tikus mulai membludak. Bila tidak segera dicegah, maka akan mengganggu musim tanam di masa mendatang.
”Potensi tersebut perlu diwaspadai,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Undaan Tengah, Ekhlas Prasodjo juga mengemukakan hal yang sama. Ia pun meminta petani memulai MT II lebih awal. Pihaknya pun berencana menyosialisasikan hal ini kepada para petani dalam waktu dekat.
”Kami akan sampaikan hal tersebut kepada petani di wilayah kami,” tandasnya.
Editor: Supriyadi