Anak dari Korban Pembunuhan di Undaan Dilirik Ketua Bayangkari untuk Diadopsi
Anggara Jiwandhana
Sabtu, 23 Februari 2019 15:39:01
Hal tersebut diungkapkannya saat mengunjungi bayi bernama AKF tersebut di RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, Sabtu (22/2/2019) kemarin. Dengan membawa beberapa bingkisan tangan, baik Putri maupun Saptono tampak bahagia saat menggendong bocah yang belum punya dosa tersebut.
"Apa saya boleh merawat anak ini," tanya Putri kepada Sumi, nenek bayi yang juga ibu dari Sugeng, tersangka kasus pembunuhan istrinya beberapa waktu lalu.
Sayangnya, permintaan tersebut ditolak oleh Sumi. Pihaknya pun mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berbaik hati kepadanya maupun cucunya tersebut. Hanya, memang Sumi tak ingin orang lain mengadopsi AKF. Ia mengaaku masih sanggup untuk merawat AKF bersama suaminya.
"Tidak usah, kami saja yang merawatnya," tolak Sumi
Sumi sendiri kini merawat AKF bersama suaminya di rumah yang menjadi lokasi Sugeng menghilangkan nyawa Dewi, yakni di Undaan. Setelah Sugeng ditangkap, pihaknya hanya mencoba menjalani hidup normal seperti pada umumnya.
"Mau bagaimana pun ini cucu kami, saya akan rawat sampai Sugeng keluar, entah kapan," jelasnya dengan pelan.
Terkait kesehatan AKF, Direktur Utama RSUD Kudus, dr Abdul Aziz Akhyar menjelaskan jika kondisi bayi bisa dikatakan cukup sehat dan stabil. Hanya memang karena faktor cuaca yang bersangkutan terkena diare. Selain itu juga, peralihan dari ASI ke susu formula juga jadi penyebabnya.”Kemarin mungkin penyesuaian dari ASI ke susu formula, kalau sekarang sudah banyak minum susunya, jami akan berikan susu yang sesuai," jelas Aziz kepada MuriaNewsCom kemarin.Ia menambahkan pihaknya tak ingin ambil resiko soal kesehatan bayi 26 hari tersebut. Karena itulah, sekalipun sudah dikatakan stabil, pihaknya akan tetap merawat bayi tersebut setidaknya tiga sampai empat hari ke depan. Bayi sendiri dirawat di ruang PICU NICU sejak Rabu (23/3/2019) lalu."Begitu datang langsung kita tangani," tandas Abdul Aziz.Sementara itu, kasus KDRT yang menyebabkan tewasnya Dewi Murtosiyah (22) telah masuk pada tahap pemanggilan saksi-saksi. Kasat Reskrim AKP Rismanto menjelaskan, sejumlah saksi telah dimintai keterangan. Termasuk empat bidan desa yang melakukan visum saat korban meninggal dunia."Tetangga dan pihak keluarga juga dimintai keterangan, saat ini juga masih menunggu hasil outopsi yang dilakukan tim forensik Polda Jateng," tandas Rismanto.
Editor : Supriyadi
Murianews, Kudus - Ketua Bhayangkari Polres Kudus, Putri Saptono bersama sang suami Kapolres Kudus AKBP Saptono mengutarakan keinginannya untuk mengadopsi bayi dari Dewi Murtosiyah (22) korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan oleh suaminya Sugeng (36) hingga menyebabkan kehilangan nyawa beberapa waktu lalu.
Hal tersebut diungkapkannya saat mengunjungi bayi bernama AKF tersebut di RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, Sabtu (22/2/2019) kemarin. Dengan membawa beberapa bingkisan tangan, baik Putri maupun Saptono tampak bahagia saat menggendong bocah yang belum punya dosa tersebut.
"Apa saya boleh merawat anak ini," tanya Putri kepada Sumi, nenek bayi yang juga ibu dari Sugeng, tersangka kasus pembunuhan istrinya beberapa waktu lalu.
Sayangnya, permintaan tersebut ditolak oleh Sumi. Pihaknya pun mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berbaik hati kepadanya maupun cucunya tersebut. Hanya, memang Sumi tak ingin orang lain mengadopsi AKF. Ia mengaaku masih sanggup untuk merawat AKF bersama suaminya.
"Tidak usah, kami saja yang merawatnya," tolak Sumi
Sumi sendiri kini merawat AKF bersama suaminya di rumah yang menjadi lokasi Sugeng menghilangkan nyawa Dewi, yakni di Undaan. Setelah Sugeng ditangkap, pihaknya hanya mencoba menjalani hidup normal seperti pada umumnya.
"Mau bagaimana pun ini cucu kami, saya akan rawat sampai Sugeng keluar, entah kapan," jelasnya dengan pelan.
Terkait kesehatan AKF, Direktur Utama RSUD Kudus, dr Abdul Aziz Akhyar menjelaskan jika kondisi bayi bisa dikatakan cukup sehat dan stabil. Hanya memang karena faktor cuaca yang bersangkutan terkena diare. Selain itu juga, peralihan dari ASI ke susu formula juga jadi penyebabnya.
”Kemarin mungkin penyesuaian dari ASI ke susu formula, kalau sekarang sudah banyak minum susunya, jami akan berikan susu yang sesuai," jelas Aziz kepada MuriaNewsCom kemarin.
Ia menambahkan pihaknya tak ingin ambil resiko soal kesehatan bayi 26 hari tersebut. Karena itulah, sekalipun sudah dikatakan stabil, pihaknya akan tetap merawat bayi tersebut setidaknya tiga sampai empat hari ke depan. Bayi sendiri dirawat di ruang PICU NICU sejak Rabu (23/3/2019) lalu.
"Begitu datang langsung kita tangani," tandas Abdul Aziz.
Sementara itu, kasus KDRT yang menyebabkan tewasnya Dewi Murtosiyah (22) telah masuk pada tahap pemanggilan saksi-saksi. Kasat Reskrim AKP Rismanto menjelaskan, sejumlah saksi telah dimintai keterangan. Termasuk empat bidan desa yang melakukan visum saat korban meninggal dunia.
"Tetangga dan pihak keluarga juga dimintai keterangan, saat ini juga masih menunggu hasil outopsi yang dilakukan tim forensik Polda Jateng," tandas Rismanto.
Editor : Supriyadi