Rabu, 19 November 2025

Acara tersebut tentunya tak mungkin dilewatkan oleh para santriwan dan santriwati di seputaran pantura raya.


Dari pantauan MuriaNewsCom, puluhan ribu santriwan dan santriwati memadati Alun-alun Simpang Tujuh Kudus sedari pukul 19.00 WIB. Mereka tampak antusias saat mengikuti sederet kegiatan sholawat dalam rangka Harlah Muslimat NU ke 73 tersebut. Acara sendiri baru mulai pukul 21.00 WIB.


Pada kesempatan tersebut, Habib Lutfi Bin Ali Bin Yahya Bin Hasyim dan juga Gus Muwafiq mengajak untuk tidak saling terpecah belah. Terutama dalam hal menjaga kesatuan bangsa dan negara. Dikatakan Gus Muwafiq, berbeda tidak masalah, itu akan membuat Indonesia kuat dalam perbedaan.


"Terutama santri Nahdlotul Ulama, kita bisa kuat jika semua menyatu," tegas Gus Muwafiq.




[caption id="attachment_158205" align="alignnone" width="693"] Ribuan santri memadati Alun-alun Kudus untuk mendengarkan ceramah Habib Luthfi dalam rangka harlan Muslimat di Kudus. (MuriaNewsCom/Anggara Jiwandhana)[/caption]

Sementara Habib Lutfi Bin Ali Bin Yahya Bin Hasyim disela-sela wejangannya, menekankan sebagai warga Indonesia kita seharusnya bangga. Tali silaturahmi yang terjalin melalui implementasi rukun islam dikatakannya mampu menguatkan bangsa.

"Karena itulah silaturohmi terus terjalin, seperti saat membangunkan sahur, ada rasa peduli di sana," jslasnya.

Pihaknya juga mengajak untuk tidak melupakan sejarah. Rasa nasionalisme serta rasa cinta tanah air juga harus terus ditingkatkan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai ada pihak yang memecah belah Indonesia.

"Jangan sampai memecah belah dengan cara mengelompok-mengelompok, Indonesia itu kita semua," tegas Habib Lutfi.

Sementara itu, Isma santriwati asa Blora menyampaikan kegembiraannya usai mengikuti sholawatan yang dipimpin oleh Habib Ali Zaenal Abidin di awal acara. Dirinya sendiri bersama keluarga sengaja datang dari Blora  untuk mengikuti kegiatan tersebut.

"Kami bertiga datang ke sini untuk bersholawat serta mendengarkan ceramah dari Habib Lutfi," tandas Isma.

Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar