H-11 Lebaran, Jasa Penukaran Uang Mulai Menjamur di Kudus

Anggara Jiwandhana
Kamis, 23 Mei 2019 12:40:53

MURIANEWS.com, Kudus – Sepekan Lebih menjelang lebaran, jasa penukaran uang mulai bermunculan di seputaran Kota Kretek. Biasanya para penyedia jasa akan berpusat di seputatran Alun-alun Simpang Tujuh, Kudus.
MURIANEWS.com memantau di lapangan, setidaknya ada 15 penyedia jasa yang mulai menggelar lapaknya dari pagi hingga malam menjelang.
Suwarno, salah satu penyedia jasa penukaran uang yang berlapak di Jalan Sunan Kudus mengatakan, pihaknya menyediakan berbagai macam uang pecahan. Mulai dari nomina Rp 1000 hingga Rp 20 ribu. Dengan total per plastik Rp 100 ribu hingga Rp 2 juta.
“Kami kenakan tarif Rp 10 ribu di tiap transaksi penukaran. Singkatnya, penukar uang harus membayar Rp 510 ribu untuk mendapatkan pecahan uang dengan total Rp 500 ribu” jelasnya.
Kendati demikian, warga asli Pedurungan, Semarang tersebut menyampaikan jika para penukar uang hingga sepekan ini masih sepi. Biasanya hanya ada lima sampai enam orang perhari saja yang menepi untuk menukar uang pecahan tersebut.
“Hingga kini masih sepi,” lanjutnya.
Suwarno menduga, berkurangnya jumlah peminat dikarenakan posisi lebaran yang berdekatan dengan tahun ajaran baru. Sehingga banyak orang yang memperhitungkan untuk tidak menukarkan uang.
“Mungkin karena hal itu,” ucapnya.
Masa THR yang belum memasuki puncaknya juga menjadi alasan kenapa penukaran masih sepi. Berkaca dari tahun sebellumnya, pasca THR dibagikan ke para karyawan ataupun buruh, lapak penukaran biasanya ramai penukar.
“Biasanya langsung ramai di H – 7 dan mendekati lebaran,” ucapnya.
Soal isu uang palsu yang kerap diselipkan di dalam plastik, Suwarnno memastikan pihaknya tak melakukan hal tersebut. Uang yang ia dapat adalah resmi keluara Bank Indonesia. Pihaknya juga memperbolehkan para penukarnya mengecek di tempat.
“Jadi jika kurang atau palsu bisa langsung dikembalikan,” tandas pria berusia 50 tahun tersebut.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Supriyadi
MURIANEWS.com memantau di lapangan, setidaknya ada 15 penyedia jasa yang mulai menggelar lapaknya dari pagi hingga malam menjelang.
Suwarno, salah satu penyedia jasa penukaran uang yang berlapak di Jalan Sunan Kudus mengatakan, pihaknya menyediakan berbagai macam uang pecahan. Mulai dari nomina Rp 1000 hingga Rp 20 ribu. Dengan total per plastik Rp 100 ribu hingga Rp 2 juta.
“Kami kenakan tarif Rp 10 ribu di tiap transaksi penukaran. Singkatnya, penukar uang harus membayar Rp 510 ribu untuk mendapatkan pecahan uang dengan total Rp 500 ribu” jelasnya.
Kendati demikian, warga asli Pedurungan, Semarang tersebut menyampaikan jika para penukar uang hingga sepekan ini masih sepi. Biasanya hanya ada lima sampai enam orang perhari saja yang menepi untuk menukar uang pecahan tersebut.
“Hingga kini masih sepi,” lanjutnya.
Suwarno menduga, berkurangnya jumlah peminat dikarenakan posisi lebaran yang berdekatan dengan tahun ajaran baru. Sehingga banyak orang yang memperhitungkan untuk tidak menukarkan uang.
“Mungkin karena hal itu,” ucapnya.
Masa THR yang belum memasuki puncaknya juga menjadi alasan kenapa penukaran masih sepi. Berkaca dari tahun sebellumnya, pasca THR dibagikan ke para karyawan ataupun buruh, lapak penukaran biasanya ramai penukar.
“Biasanya langsung ramai di H – 7 dan mendekati lebaran,” ucapnya.
Soal isu uang palsu yang kerap diselipkan di dalam plastik, Suwarnno memastikan pihaknya tak melakukan hal tersebut. Uang yang ia dapat adalah resmi keluara Bank Indonesia. Pihaknya juga memperbolehkan para penukarnya mengecek di tempat.
“Jadi jika kurang atau palsu bisa langsung dikembalikan,” tandas pria berusia 50 tahun tersebut.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Supriyadi