Kamis, 20 November 2025


Tujuannya, apabila ditemukan permasalahan, bisa segera dicari jalan keluarnya bersama. Daripada saat pelaksanaan malah menimbulkan ketidak sepemahaman tujuan antara pihak Pemkab dan para wisatawan, PKL, dan warga sekitar.

“Keluhan harus disikapi dan dicari solusinya dengan baik,” ucap Asisten II Bidang Ekonomi Kesejahteraan dan Pembangunan Sekretarian Daerah (Setda) Kudus, Ali Rifai, Selasa (2/7/2019).

Ali menjelaskan, penataan kawasan wisata Colo dimulai di tahun 2020. Yang pertama kali digarap adalah perluasan terminal wisata, serta pembangunan pusat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), tempat parkir, dan kafe yang berada di sisi bawah Hotel Graha Muria.

“Pondok Boro akan dipindah ke lantai satu gedung yang sebelumnya akan digunakan menampung 158 PKL dan asongan,

Sedangkan pembuatan detail engineering design (DED) dilakukan pada APBD Perubahan tahun ini. Perluasan terminal wisata diharapkan bisa menambah kuota bus yang parkir. Selama ini, terminal di bawah bangunan lantai 3 tersebut hanya mampu menampung 4o sampai 45 bus saja.

“Kapasitas saat direvitalisasi diharapkan mampu menampung hingga 100 bus, para pedagang bisa berjualan di tepinya. Kami tata nanti,” ucap Ali.

Terpisah, Ketua Paguyuban Pedagang Pemilik Kios dan Warung (P3KW) Colo, Suyatno memberikan saran agar penataan kawasan Colo lebih komprenhensif. Dinas harus meminta masukan sejumlah pihak terkait, antara lain PKL, asongan, dan masyarakat setempat.

“Jadi bisa sepaham dan sejalur dalam memajukan Kawasan Wisata Colo,” lanjutnya.Beberapa keluhan ia utarakan. Salah satunya adalah, bus wisata yang datang dari arah Pati lewat Desa Dukuh Waringin, sebagian tidak masuk terminal. Hal tersebut karena tidak ada tempat manuver bus untuk berputar arah balik.“Bus tidak bisa masuk, biasanya berhenti di seputaran perempatan Desa Japan,” aku Yanto.Kondisi tersebut tentunya tidak menguntung PKL dan asongan yang berjualan di sekitar terminal wisata. Karena rombongan yang sebagian besar peziarah langsung menuju makam Sunan Muria. “Saat revitalisasi nanti diharapkan bisa diberi manuver untuk masuk,” tandasnya.Tenaga Ahli Konsultan CV Tunas Semarang Erlina merincikan, total area pengembangan terminal wisata Colo eks Pondok Boro seluas 6,478 meter per segi (m2), terdiri dari empat blok. Blok A memiliki luas 1.149 m2, blok B 900 m2, blok C 1.253 m2, dan blok D seluas 3.176 m2. Estimasi kebutuhan anggaran mencapai Rp 18 miliar. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler