Koordinator acara Syaiful Aris mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk keprihatinan para guru atas kasus yang dialami Tamzil. Kegiatan ini juga ditujukan untuk mengungkapkan ucapan terimakasih pada Tamzil yang dianggap telah berjasa dalam hal kesejahteraan guru swasta.
“Ini bentuk terimakasih kami terlepas apa yang telah terjadi,” ucap Aris yang merupakan salah satu guru swasta aktif di SDN 4 Gribig.
Aris menjelaskan, diakui atau tidak, kebijakan Tamzil terkait adanya Tunjangan Kesejahteraan Guru Swasta (TKGS) sangat membantu para guru swasta lain. Secara sistematis, ia dan para guru swasta lain telah merasakan progam tunjangan selama 7 bulan.
“Guru swasta ini tiap bulannya diberi tunjangan sebanyak Rp 1 juta yang langsung di transfer ke rekening pribadi,” ucapnya.
Ditemui usai doa bersama, Aris sedikit bercerita bagaimana seorang Tamzil yang mengupayakan tunjangan para guru swasta agar tidak terlambat pencairannya. Selain itu, Tamzil merupakan pribadi yang dekat dengan para guru, tanpa memandang status swasta maupun pegawai negeri sipil (PNS).“Kami cukup kaget dengan kejadian ini (OTT KPK), semoga ada hikmahnya,” akunya.Penerima TKGS di Kecamatan Gebog sendiri tebilang cukup banyak. Di antaranya sekitar 400 guru Diniah, 200 guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan TK, serta 130 guru SD.Selain di Gebog, doa bersama untuk Sang Bupati Kudus nonaktif juga telah dilakukan di Kecamatan Bae. Ratusan guru honorer melakukan doa bersama sebagai bentuk kepeduliannya pada pencetus TKGS tersebut. Doa dilakukan di Aula Balai Desa Ngembal Kulon, Senin (29/7/2019) lalu. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Supriyadi
MURIANEWS.com, Kudus – Ratusan guru yang tergabung dalam Guru Tidak Tetap (GTT) se-Kecamatan Gebog menggelar doa bersama untuk Bupati Kudus (nonaktif) HM Tamzil yang terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan jual beli jabatan di lingkungan Pemkab Kudus. Pelaksanaan doa bersama, dilakukan di Gedung Mandiri Asri Gribig, Kamis (1/8/2019) siang.
Koordinator acara Syaiful Aris mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk keprihatinan para guru atas kasus yang dialami Tamzil. Kegiatan ini juga ditujukan untuk mengungkapkan ucapan terimakasih pada Tamzil yang dianggap telah berjasa dalam hal kesejahteraan guru swasta.
“Ini bentuk terimakasih kami terlepas apa yang telah terjadi,” ucap Aris yang merupakan salah satu guru swasta aktif di SDN 4 Gribig.
Baca Juga:
Aris menjelaskan, diakui atau tidak, kebijakan Tamzil terkait adanya Tunjangan Kesejahteraan Guru Swasta (TKGS) sangat membantu para guru swasta lain. Secara sistematis, ia dan para guru swasta lain telah merasakan progam tunjangan selama 7 bulan.
“Guru swasta ini tiap bulannya diberi tunjangan sebanyak Rp 1 juta yang langsung di transfer ke rekening pribadi,” ucapnya.
Ditemui usai doa bersama, Aris sedikit bercerita bagaimana seorang Tamzil yang mengupayakan tunjangan para guru swasta agar tidak terlambat pencairannya. Selain itu, Tamzil merupakan pribadi yang dekat dengan para guru, tanpa memandang status swasta maupun pegawai negeri sipil (PNS).
“Kami cukup kaget dengan kejadian ini (OTT KPK), semoga ada hikmahnya,” akunya.
Penerima TKGS di Kecamatan Gebog sendiri tebilang cukup banyak. Di antaranya sekitar 400 guru Diniah, 200 guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan TK, serta 130 guru SD.
Selain di Gebog, doa bersama untuk Sang Bupati Kudus nonaktif juga telah dilakukan di Kecamatan Bae. Ratusan guru honorer melakukan doa bersama sebagai bentuk kepeduliannya pada pencetus TKGS tersebut. Doa dilakukan di Aula Balai Desa Ngembal Kulon, Senin (29/7/2019) lalu.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Supriyadi