Dampak OTT Tamzil, Guru Swasta di Kudus Waswas Program TKGS Mandek
Anggara Jiwandhana
Kamis, 1 Agustus 2019 17:29:16
Kekhawatiran mereka adalah terkait keberlangsungan program Tunjangan Kesejahteraan Guru Swasta (TKGS) sebesar Rp 1 juta tiap bulan mandek. Pasalnya, program kesejahteraan guru yang dicetuskan oleh Tamzil dan sudah berlangsung selama delapan buan ini dirasa sangat mengangkat kesejahteraan mereka.
“Diakui atau tidak, program tersebut sangat membantu kami,” ucap Syaiful Aris, salah satu Guru di SDN 4 Gribig, Kamis (1/8/2019).
Pihaknya berharap, pemerintah daerah dengan kepemimpinan yang baru nanti bisa meneruskan program tersebut. Alasannya tentu terkait kesejahteraan para guru swasta. “ Kami harap bisa diteruskan nantinya oleh pemerintahan selanjutnya,” lanjut Aris.
Baca Juga:Senada, Mubarok, guru TPQ mengharapkan tunjangan bisa terus berlanjut walaupun pencetus programnya tidak lagi menjabat sebagai seorang bupati. Mubarok mengaku, tunjangan yang diberikan Pemkab sangat membantu perekonomiannya.
“Tunjangan tersebut sangat membantu,” lanjutnya.
Untuk Tamzil, Mubarok berharap diberikan yang terbaik. Termasuk dalam hal kekuatan untuk menghadapi proses hukum yang ada juga didoakan olehnya dan para guru honorer yang telah diberi kesempatan untuk mencicipi kebijakan TKGS tersebut.“Semoga beliau (Tamzil) kuat dalam menjalani proses hukumnya,” katanya.Ia juga berharap, pemeritah daerah tetap meneruskan progam TKGS di era kepemimpinan yang baru nanti. Mengingat bagi sebagian besar guru swasta, TKGS merupakan gaji pokoknya. “Karena ada yang menerima bayaran Rp 30 sampai Rp 40 ribu saja,” tandasnya.Sebelumnya, Ratusan Guru yang tergabung dalam Guru Tidak Tetap (GTT) se Kecamatan Gebog lakukan doa bersama untuk Bupati Nonaktif Kudus HM Tamzil atas kasus yang dialaminya. Pelaksanaan doa bersama, dilakukan di Gedung Mandiri Asri Gribig, Kamis (1/8/2019) siang.Penerima TKGS di Kecamatan Gebog sendiri tebilang cukup banyak. Di antaranya sekitar 400 guru Diniah, 200 guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan TK, serta 130 guru Sekolah Dasar (SD).Selain di Gebog, doa bersama untuk Sang Bupati Kudus nonaktif juga telah dilakukan di Kecamatan Bae. Ratusan guru honorer melakukan doa bersama sebagai bentuk kepeduliannya pada pencetus TKGS tersebut. Doa dilakukan di Aula Balai Desa Ngembal Kulon, Senin (29/7/2019) lalu. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Supriyadi
MURIANEWS.com, Kudus – Pasca ditetapkannya Bupati Kudus (nonaktif) HM Tamzil sebagai tersangka dugaan kasus suap jual beli jabatan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Sabtu (29/7/2019) lalu, para Guru Tidak Tetap (GTT) dan guru honorer di Kota Kretek waswas.
Kekhawatiran mereka adalah terkait keberlangsungan program Tunjangan Kesejahteraan Guru Swasta (TKGS) sebesar Rp 1 juta tiap bulan mandek. Pasalnya, program kesejahteraan guru yang dicetuskan oleh Tamzil dan sudah berlangsung selama delapan buan ini dirasa sangat mengangkat kesejahteraan mereka.
“Diakui atau tidak, program tersebut sangat membantu kami,” ucap Syaiful Aris, salah satu Guru di SDN 4 Gribig, Kamis (1/8/2019).
Pihaknya berharap, pemerintah daerah dengan kepemimpinan yang baru nanti bisa meneruskan program tersebut. Alasannya tentu terkait kesejahteraan para guru swasta. “ Kami harap bisa diteruskan nantinya oleh pemerintahan selanjutnya,” lanjut Aris.
Baca Juga:
Senada, Mubarok, guru TPQ mengharapkan tunjangan bisa terus berlanjut walaupun pencetus programnya tidak lagi menjabat sebagai seorang bupati. Mubarok mengaku, tunjangan yang diberikan Pemkab sangat membantu perekonomiannya.
“Tunjangan tersebut sangat membantu,” lanjutnya.
Untuk Tamzil, Mubarok berharap diberikan yang terbaik. Termasuk dalam hal kekuatan untuk menghadapi proses hukum yang ada juga didoakan olehnya dan para guru honorer yang telah diberi kesempatan untuk mencicipi kebijakan TKGS tersebut.
“Semoga beliau (Tamzil) kuat dalam menjalani proses hukumnya,” katanya.
Ia juga berharap, pemeritah daerah tetap meneruskan progam TKGS di era kepemimpinan yang baru nanti. Mengingat bagi sebagian besar guru swasta, TKGS merupakan gaji pokoknya. “Karena ada yang menerima bayaran Rp 30 sampai Rp 40 ribu saja,” tandasnya.
Sebelumnya, Ratusan Guru yang tergabung dalam Guru Tidak Tetap (GTT) se Kecamatan Gebog lakukan doa bersama untuk Bupati Nonaktif Kudus HM Tamzil atas kasus yang dialaminya. Pelaksanaan doa bersama, dilakukan di Gedung Mandiri Asri Gribig, Kamis (1/8/2019) siang.
Penerima TKGS di Kecamatan Gebog sendiri tebilang cukup banyak. Di antaranya sekitar 400 guru Diniah, 200 guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan TK, serta 130 guru Sekolah Dasar (SD).
Selain di Gebog, doa bersama untuk Sang Bupati Kudus nonaktif juga telah dilakukan di Kecamatan Bae. Ratusan guru honorer melakukan doa bersama sebagai bentuk kepeduliannya pada pencetus TKGS tersebut. Doa dilakukan di Aula Balai Desa Ngembal Kulon, Senin (29/7/2019) lalu.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Supriyadi