Dua Pusaka Peninggalan Kanjeng Sunan Kudus Dijamas
Anggara Jiwandhana
Kamis, 15 Agustus 2019 12:27:06
Penjamansan di lakukan di bangunan tajuk (seperti gazebo) yang terletak di dekat pintu utama makam Sunan Kudus. Prosesi acara tersebut pun berlangsung penuh hidmat.
Sebelum dijamas, kedua pusaka terlebih dahulu dikeluarkan di tempat penyimpanan berbentuk kotak berbahan kayu yang disimpan di atap bangunan tajuk. Sebuah cairan yang disebut banyu londho, yang memiliki kegunaan untuk memertahankan warna hitam dan kilapnya keris pun disediakan.
Ketua YM3SK Em Nadjib Hasan menjelaskan, pusaka kemudian dicuci menggunakan air jeruk. Setelah tiga kali celupan ke air pencucian, keris langsung dikeringkan di atas tumpukan sekam ketan hitam dalam nampan.
"Keris dikeringkan dengan perantara tersebut, kemudian diberi wewangian dan dikembalikan seperti semula," ucapnya.
Najib menambahkan, penjamasan rutin diadakan setiap hari Senin atau Kamis pertama setelah hari Tasyrik atau sekitar tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijah. "Kegiatan kami lakukan di Kamis pertama," ucapnya pasca prosesi jamas.
Sedang untuk tujuan penjamasan, Nadjib mengatakan kegiatan lebih ditujukan pada menjaga benda pusaka Sunan Kudus. Mengingat nilai budaya yang terkandung dalam keris bertipe belah, atau biasa disebut Dapur Panimbal tersebut sangat tinggi.
"Ini adalah bentuk uri-uri budaya dari kami," lanjutnya.Perawatan lain yang dilakukan adalah penggantian wadah atau bungkus penyimpanan. Penggantiannya kini sedang dipesankan di Yogyakarta. Kain pembungkus juga ikut diganti dari tahun ke tahun."Kami upayakan penggantinya memiliki kualitas yang hampir sama," tandasnya.Acara penjamasan sendiri ditutup dengan menyantap sajian khas Kudus, Opor Ayam. Sajian tersebut diyakini merupakan sajian kesukaan Kanjeng Sunan Kudus. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Supriyadi
MURIANEWS.com, Kudus - Pusaka peninggalan Kanjeng Sunan Kudus, keris Kiai Cinthaka dan tombak trisula dijamas. Penjamasan dua pusaka tersebut dilakukan di komplek Makam Sunan Kudus, Kamis (15/8/2019) pagi.
Penjamansan di lakukan di bangunan tajuk (seperti gazebo) yang terletak di dekat pintu utama makam Sunan Kudus. Prosesi acara tersebut pun berlangsung penuh hidmat.
Sebelum dijamas, kedua pusaka terlebih dahulu dikeluarkan di tempat penyimpanan berbentuk kotak berbahan kayu yang disimpan di atap bangunan tajuk. Sebuah cairan yang disebut banyu londho, yang memiliki kegunaan untuk memertahankan warna hitam dan kilapnya keris pun disediakan.
Ketua YM3SK Em Nadjib Hasan menjelaskan, pusaka kemudian dicuci menggunakan air jeruk. Setelah tiga kali celupan ke air pencucian, keris langsung dikeringkan di atas tumpukan sekam ketan hitam dalam nampan.
"Keris dikeringkan dengan perantara tersebut, kemudian diberi wewangian dan dikembalikan seperti semula," ucapnya.
Najib menambahkan, penjamasan rutin diadakan setiap hari Senin atau Kamis pertama setelah hari Tasyrik atau sekitar tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijah. "Kegiatan kami lakukan di Kamis pertama," ucapnya pasca prosesi jamas.
Sedang untuk tujuan penjamasan, Nadjib mengatakan kegiatan lebih ditujukan pada menjaga benda pusaka Sunan Kudus. Mengingat nilai budaya yang terkandung dalam keris bertipe belah, atau biasa disebut Dapur Panimbal tersebut sangat tinggi.
"Ini adalah bentuk uri-uri budaya dari kami," lanjutnya.
Perawatan lain yang dilakukan adalah penggantian wadah atau bungkus penyimpanan. Penggantiannya kini sedang dipesankan di Yogyakarta. Kain pembungkus juga ikut diganti dari tahun ke tahun.
"Kami upayakan penggantinya memiliki kualitas yang hampir sama," tandasnya.
Acara penjamasan sendiri ditutup dengan menyantap sajian khas Kudus, Opor Ayam. Sajian tersebut diyakini merupakan sajian kesukaan Kanjeng Sunan Kudus.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Supriyadi