Berdasarkan penuturannya, ia diperiksa pukul 10.00 WIB dan berakhir kurang dari pukul 11.00 WIB. Hanya, ia tak mengamati persis berapa menit ia diperiksa tim antirasuah tersebut.
“Saya tidak ada satu jam saat dimintai keterangan. Sebelum pukul 11.00 saya sudah menyelesaikan berita acara,” katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (2/9/2019).
Ia menjelaskan, pemanggilan KPK sebagai saksi ini karena saat operasi tangkap tangan (Jumat, 26 Juli 2019), dirinya sempat berada di ruangan Bupati Kudus (nonaktif) HM Tamzil.
Ia menjelaskan, pemanggilan KPK sebagai saksi ini karena saat operasi tangkap tangan (Jumat, 26 Juli 2019), dirinya sempat berada di ruangan Bupati Kudus (nonaktif) HM Tamzil.”Jadi saksi. Saat hari H saya sempat di sana (kantor bupati), saya mendapat pesan dari ajudan untuk menghadap beliau (Tamzil),” ucapnya.Meski begitu, ia mengakui sempat cecar sejumlah pertanyaan. Mulai dari apakah menyaksikan ada transaksi penyerahan uang atau tidak saat dirinya berada di ruang tunggu, hingga apakah dirinya mendapatkan aliran uang dari kasus tersebut.“Saya menjawab tidak, karena di situ saya dipanggil beliau (Tamzil) hanya karena masalah parkir,” sambungnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Supriyadi
MURIANEWS.com, Kudus – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus, dr Aziz Achyar mengaku diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi Operasi Tangkap Tangan (OTT) jual beli jabatan Bupati Kudus (nonaktif) HM Tamzil tak lebih dari satu jam.
Berdasarkan penuturannya, ia diperiksa pukul 10.00 WIB dan berakhir kurang dari pukul 11.00 WIB. Hanya, ia tak mengamati persis berapa menit ia diperiksa tim antirasuah tersebut.
“Saya tidak ada satu jam saat dimintai keterangan. Sebelum pukul 11.00 saya sudah menyelesaikan berita acara,” katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (2/9/2019).
Baca Juga:
Ia menjelaskan, pemanggilan KPK sebagai saksi ini karena saat operasi tangkap tangan (Jumat, 26 Juli 2019), dirinya sempat berada di ruangan Bupati Kudus (nonaktif) HM Tamzil.
”Jadi saksi. Saat hari H saya sempat di sana (kantor bupati), saya mendapat pesan dari ajudan untuk menghadap beliau (Tamzil),” ucapnya.
Meski begitu, ia mengakui sempat cecar sejumlah pertanyaan. Mulai dari apakah menyaksikan ada transaksi penyerahan uang atau tidak saat dirinya berada di ruang tunggu, hingga apakah dirinya mendapatkan aliran uang dari kasus tersebut.
“Saya menjawab tidak, karena di situ saya dipanggil beliau (Tamzil) hanya karena masalah parkir,” sambungnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Supriyadi