Rabu, 19 November 2025


“Tapi tidak separah yang dibayangkan,” ucap Kepala Pengolahan PG Rendeng, Triyoga Wicaksono, Kamis (5/9/2019) pagi.

Bagian instalasi yang rusak di antaranya, ambruknya dinding bak sedimentasi dua, adanya kebocoran pada bak flokulasi dan koagulasi. Sementara kolam spray pond yang memakai sistem pengolahan tertutup juga mengalami kebocoran.

“Sementara kami melakukan penanganan darurat,” lanjutnya.

Ia menjelaskan, IPAL baru dengan penggunaan beton cor juga tengah dikerjakan. Nantinya, IPAL tersebut memiliki kapasitas tampung hingga mencapai 2.240 meter kibik per harinya. Di-upgrade dari IPAL sebelumnya yang hanya mampu menampung 1.200 m3 limbah per harinya.

“Pengolahan limbah yang memakai aerasi biologis, sekarang juga ditambah netralisasi PH, pemberian tawas untuk mengurangi beban bakteri di aerasi,” ujarnya.

Fakta seperti ini juga telah diaudiensikan pada masyarakat yang terdampak. Rabu (4/9/2019) lalu, pihak-pihak terkait serta yang berkompeten dalam masalah ini pun telah dikumpulkan dan melakukan audiensi.
Fakta seperti ini juga telah diaudiensikan pada masyarakat yang terdampak. Rabu (4/9/2019) lalu, pihak-pihak terkait serta yang berkompeten dalam masalah ini pun telah dikumpulkan dan melakukan audiensi.“Jadi kemarin kami sampaikan apa adanya pada mereka. Hanya memang untuk soal limbah yang mencemari Kali Pendo kami masih telusur lagi,” ujarnya.Terpisah, Perwakilan Desa Mejobo yang turut hadir dalam pertemuan, Eko Prayitno mengapresiasi langkah PG Rendeng dalam upaya pembenahan dan penanganan masalah limbah.  “Setidaknya kemarin, keluhan kami mau didengar,” katanya.Sebelumnya, Anak Kali Pendo dan sejumlah sumur warga di Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo, Kudus diduga tercemar limbah Pabrik Gula (PG) Rendeng, Kudus. Bau menyengat serta warna hitam pada air kali terlihat jelas ketika di jam-jam tertentu, seperti di pagi hari. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler