Rabu, 19 November 2025


Tak tanggung-tanggung, mereka menargetkan masyarakat yang akan melakukan screening melalui Tes voluntary counseling and testing (VCT) berjumlah sekitar 20 ribu orang. Hanya pemetaan akan dilakukan terlebih dahulu untuk efisiensi kerja.

Pemetaan, akan dilakukan pada pada daerah-daerah yang berpotensi tinggi terhadap penularan HIV AIDS. Serta juga pada daerah yang rawan virus HIV AIDS.

“Pelaksanaannya akan dilakukan November mendatang dan dilaksanakan secara bertahap,” ucap Kepala DKK Kabupaten Kudus Joko Dwi Putranto, Jumat, (6/9/2019).

Beberapa perlengkapan penunjang pun segera dipersiapkan. Seperti pengadaan 17 ribu perantara rapid test yang akan segera dilakukan. Sedang untuk menutup sisanya, akan diambilkan dari puskesmas.

“Mengingat kami menarget 20 ribu, jadi sisanya akan ditutup lewat alat yang sudah ada di puskesmas,” lanjutnya.

Sembari menunggu, kegiatan pencegahan lain seperti sosialisasi terkait hal ini juga terus digalakkan. Dengan harapan kesadaran serta kewaspadaan masyarakat pada penyakit menular ini bisa semakin terbangun.

Selain itu, stigma negatif yang kerap menimpa Orang Dengan HIV AIDS (Odha) juga dihsarapkan mulai berkurang. Mengingat mereka juga merupakan manusia yang sama, serta memiliki hak yang sama juga untuk hidup.
Selain itu, stigma negatif yang kerap menimpa Orang Dengan HIV AIDS (Odha) juga dihsarapkan mulai berkurang. Mengingat mereka juga merupakan manusia yang sama, serta memiliki hak yang sama juga untuk hidup.“Kami lakukan pencegahan dan screening secara berkala,” tandasnya.Sedang jumlah kasus penularan baru sepanjang tahun ini sudah menginjak jumlah 76 kasus baru. Angka tersebut merupakan akumulasi dari Januari 2019 hingga Agustus 2019 lalu. Sedang untuk data di KPAD, berjumlah sekitar 98 kasus baru“Sinkronisasi data akan kami lakukan supaya tidak ada ketimpangan antara sumber dari kami, atau KPAD dan sumber-sumber lain yang relevan,’” ujarnya.Sedang untuk Odha yang berobat ke RSUD Kudus kini sudah berjumlah 322. Jumlah tersebut merupakan sebagian besar Odha di Kudus. “Ada juga yang terapi ke Semarang,” tandasnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler