Selamat dari Kerusuhan Wamena, Ini Impian Pakde Budhe Setelah Kembali ke Kudus
Anggara Jiwandhana
Jumat, 18 Oktober 2019 18:49:22
“Ya kami ingin mulai hidup baru di sini, walau sebenarnya beban karena bingung mau kerja apa, modal tidak ada,” ujar Zaenal didampingi istrinya ketika ditemui MURIANEWS.com, Jumat (18/10/2019) di kediaman rumahnya di Perumahan Sumber Tiga, Jekulo, Kudus.
Mereka berdua memang baru kembali ke Kota Kretek pada Kamis (17/10/2019) sore. Setelah sebelumnya dijemput oleh pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus di Surabaya usai bersandarnya kapal dari Wamena.
“Kami ingin di sini saja, kemungkinan tak ingin ke sana lagi,” lanjutnya.
Hanya, pihaknya kini tengah dibingungkan dengan bagaimana nasib keluarganya ke depan. Mengingat saat kerusuhan terjadi, pihaknya tidak bisa menyelamatkan apapun karena sifatnya yang mendadak dan seketika.
“Kami tidak bawa apa-apa saat mengungsi, pakaian saja kami diberi bantuan dari AURI dan dari Pemprov Surabaya,” lanjutnya.
Pihaknya pun kini tengah mencari cara bagaimana untuk menyambung hidup di kota asal. Hanya, pihaknya kini tengah fokus untuk membenahi rumahnya yang telah lama tidak ditinggali. “Keadaannya seperti ini, masih kosong dan baru saja dibersihkan,” lanjutnya.
Sedang untuk keinginan sendiri, pihaknya sangat mengimpikan punya warung makannya sendiri di Kota Kretek. Mengingat tujuan awal ia bekerja di sana adalah untuk mempunyai modal usaha di Kudus serta menyekolahkan dua orang anaknya yang kini berada di jenjang SMK dan SMP.
Baca Juga:“Ya utamanya itu, kami juga ingin sekali jalan-jalan,” lanjutnya.Pihaknya pun berharap pemerintah bisa memperhatikan nasibnya. Atau setidaknya bisa membantu pihaknya untuk memberi modal usaha. Mengingat kini pihaknya hampir kehabisan biaya untuk menyambung hari-hari berikutnya.“Kami hampir mencoba untuk menjual rumah ini, tapi untuk sementara biar kami jalani seperti ini, kami masih punya saudara di Purwosari, semoga pemerintah daerah memberi kami bantuan modal usaha,” tandasnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Supriyadi
MURIANEWS.com, Kudus – Zaenal Fitri (45) serta istrinya Karni (40) yang kerap dipanggil pakde dan bude di tempat rantauannya di Jalan Bhayangkara, Wamena, Papua, kini tengah menjalani hidup barunya di Kota Kretek. Sederet keinginan pun diutarakan mereka berdua.
“Ya kami ingin mulai hidup baru di sini, walau sebenarnya beban karena bingung mau kerja apa, modal tidak ada,” ujar Zaenal didampingi istrinya ketika ditemui MURIANEWS.com, Jumat (18/10/2019) di kediaman rumahnya di Perumahan Sumber Tiga, Jekulo, Kudus.
Mereka berdua memang baru kembali ke Kota Kretek pada Kamis (17/10/2019) sore. Setelah sebelumnya dijemput oleh pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus di Surabaya usai bersandarnya kapal dari Wamena.
“Kami ingin di sini saja, kemungkinan tak ingin ke sana lagi,” lanjutnya.
Hanya, pihaknya kini tengah dibingungkan dengan bagaimana nasib keluarganya ke depan. Mengingat saat kerusuhan terjadi, pihaknya tidak bisa menyelamatkan apapun karena sifatnya yang mendadak dan seketika.
“Kami tidak bawa apa-apa saat mengungsi, pakaian saja kami diberi bantuan dari AURI dan dari Pemprov Surabaya,” lanjutnya.
Pihaknya pun kini tengah mencari cara bagaimana untuk menyambung hidup di kota asal. Hanya, pihaknya kini tengah fokus untuk membenahi rumahnya yang telah lama tidak ditinggali. “Keadaannya seperti ini, masih kosong dan baru saja dibersihkan,” lanjutnya.
Sedang untuk keinginan sendiri, pihaknya sangat mengimpikan punya warung makannya sendiri di Kota Kretek. Mengingat tujuan awal ia bekerja di sana adalah untuk mempunyai modal usaha di Kudus serta menyekolahkan dua orang anaknya yang kini berada di jenjang SMK dan SMP.
Baca Juga:
“Ya utamanya itu, kami juga ingin sekali jalan-jalan,” lanjutnya.
Pihaknya pun berharap pemerintah bisa memperhatikan nasibnya. Atau setidaknya bisa membantu pihaknya untuk memberi modal usaha. Mengingat kini pihaknya hampir kehabisan biaya untuk menyambung hari-hari berikutnya.
“Kami hampir mencoba untuk menjual rumah ini, tapi untuk sementara biar kami jalani seperti ini, kami masih punya saudara di Purwosari, semoga pemerintah daerah memberi kami bantuan modal usaha,” tandasnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Supriyadi