Plt Bupati Minta Semua Unsur Fokus Tekan Angka Stunting di Kudus

Anggara Jiwandhana
Rabu, 27 November 2019 19:27:22

MURIANEWS.com, Kudus – Plt Bupati Kudus HM Hartopo mengharapkan semua unsur terkait untuk tetap fokus menekan angka stunting menjadi lebih rendah lagi di Kota Kretek. Walaupun, berdasar data Kudus punya statistik rendah dibanding kota lainnya, yakni sebesar delapan persen.
Oleh karena itu, lanjut Hartopo, semua unsur baik dari atas hingga bawah diminta untuk turut menangani permasalahan langsung maupun tak langsung. Hingga benar-benar bisa mengurangi angka stunting.
“Penyebab stunting salah satunya karena faktor tidak tercukupinya asupan nutrisi pada anak dalam jangka waktu lama,” katanya Rabu, (27/11/2019) dalam acara Rembug Permasalahan Stunting di Pendopo Kabupaten Kudus.
Ia menjelaskan, anak yang mengalami stunting, akan mengalami kretinisme atau kekerdilan yang diikuti dengan penurunan fungsi kognitif. Jika dibiarkan saat dewasa nanti sang anak akan sangat beresiko mengidap penyakit degradatif.
“Untuk meminimalisir dampak tersebut, maka perlu dilakukan penguatan gizi masyarakat,” katanya.
Untuk itu, penguatan gizi sebaiknya dimulai dari pemberian ASI ekslusif pada bayi. Terutama di usia nol hingga enam bulan. Setelahnya, orang tua diharapkan memenuhi asupan nutrisi bagi anak hingga ia tumbuh dewasa.
“Stunting jangan disepelekan, update data jumlah stunting harus selalu ada di tiap waktunya sehingga bisa segera dicari jalan keluarnya,” terangnya.
Sementara itu, Ketua IDI Kudus, dr. Syaifuddin mengatakan Posyandu merupakan salah satu pemecahan masalah stunting. Oleh karena itu para kader PKK diharapkan bisa memanfaatkan layanan tersebut.
“Jika ada permasalahan kesehatan yang menjurus pada stunting dapat segera diatasi," katanya.
Selain itu, peran aktif puskesmas dalam penyelesaian stunting juga sangat diharapkan. Seperti adanya kegiatan peningkatan gizi pada balita dan ibu hamil. Yang diimplementasikan dalam program kelas ibu hamil dan posyandu.
“Kecukupan gizi pada ibu hamil sangat menentukan gizi bayi yang dilahirkan. Sehingga pemenuhan gizi pada ibu hamil sangat diperlukan,” terangnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Supriyadi
Oleh karena itu, lanjut Hartopo, semua unsur baik dari atas hingga bawah diminta untuk turut menangani permasalahan langsung maupun tak langsung. Hingga benar-benar bisa mengurangi angka stunting.
“Penyebab stunting salah satunya karena faktor tidak tercukupinya asupan nutrisi pada anak dalam jangka waktu lama,” katanya Rabu, (27/11/2019) dalam acara Rembug Permasalahan Stunting di Pendopo Kabupaten Kudus.
Ia menjelaskan, anak yang mengalami stunting, akan mengalami kretinisme atau kekerdilan yang diikuti dengan penurunan fungsi kognitif. Jika dibiarkan saat dewasa nanti sang anak akan sangat beresiko mengidap penyakit degradatif.
“Untuk meminimalisir dampak tersebut, maka perlu dilakukan penguatan gizi masyarakat,” katanya.
Untuk itu, penguatan gizi sebaiknya dimulai dari pemberian ASI ekslusif pada bayi. Terutama di usia nol hingga enam bulan. Setelahnya, orang tua diharapkan memenuhi asupan nutrisi bagi anak hingga ia tumbuh dewasa.
“Stunting jangan disepelekan, update data jumlah stunting harus selalu ada di tiap waktunya sehingga bisa segera dicari jalan keluarnya,” terangnya.
Sementara itu, Ketua IDI Kudus, dr. Syaifuddin mengatakan Posyandu merupakan salah satu pemecahan masalah stunting. Oleh karena itu para kader PKK diharapkan bisa memanfaatkan layanan tersebut.
“Jika ada permasalahan kesehatan yang menjurus pada stunting dapat segera diatasi," katanya.
Selain itu, peran aktif puskesmas dalam penyelesaian stunting juga sangat diharapkan. Seperti adanya kegiatan peningkatan gizi pada balita dan ibu hamil. Yang diimplementasikan dalam program kelas ibu hamil dan posyandu.
“Kecukupan gizi pada ibu hamil sangat menentukan gizi bayi yang dilahirkan. Sehingga pemenuhan gizi pada ibu hamil sangat diperlukan,” terangnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Supriyadi