2019, Tren Donor Darah di Kudus Meningkat
Anggara Jiwandhana
Jumat, 17 Januari 2020 10:00:17
“Tahun 2019 ini naik, ada sekitar 19 ribu lebih,” kata Kepala Kendali Mutu Unit Donor Darah (UDD) PMI Cabang Kudus Anna Thesia.
Pelajar dan komunitas menjadi penyumbang yang cukup signifikan. Disamping ada banyak pendonor baru yang memulai donornya di tahun 2019 kemarin. Kudus, juga diklaim menjadi kabupaten yang banyak pendonor darahnya.
“Kudus termasuk terbanyak di antara daerah-daerah sekitarnya,” lanjutnya.
Hal yang mendukung lainnya adalah adanya Mobil Unit Donor (MUD) yang disiagakan di lokasi-lokasi strategis. Di antaranya Balai Jagong dan beberapa tempat ramai di Kota Kretek. Dalam tiga jam, MUD bisa mengantongi 20 sampai 30 kantong darah.
“Sebenarnya bisa lebih dari itu, tapi waktu berjaganya juga akan lebih panjang,” katanya.
Di tahun 2020 sendiri, pihaknya ingin menambah target penerimaan kantong darah. Yakni sekitar 20 ribu kantong darah dalam satu tahun. Jumlah tersebut tentunya naik dari tahun 2019 lalu. Pelajar yang telah berusia 17 tahun keatas pun bakal digandeng untuk mencapai target ini.
“Sebenarnya untuk pelajar 17 tahun ke atas, sudah hampir 90 persen terangkul,” tambahnya.
Sementara Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kudus Rina Budi Ariani juga bakal mengoperasikan Bloodjek untuk memobilisasi pengiriman darah dengan cepat dan menjangkau daerah terpencil pada tahun ini.Bloodjek diharapkan bisa menjadi pemecah masalah banyaknya Rumah Sakit di Kabupaten Kudus yang belum memiliki Bank Darah. Dengan adanya layanan tersebut pengiriman darah bisa lebih cepat.“Penanganan jadi lebih cepat juga,” katanya.Teknis pelaksanaannya, adalah pasien atau rumah sakit yang membutuhkan darah melayangkan permintaan darah melalui nomor layanan PMI. Setelahnya, Unit Donor Darah (UDD) PMI Kudus akan mengerahkan petugas khusus untuk mengantarkan darah tersebut ke rumah sakit terkait.“Kami siapkan satu unit motor dengan box khusus penyimpan darah untuk mengirimnya, motor kami anggap lebih cepat karena bisa memecah kemacetan,” terangnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Supriyadi
MURIANEWS, Kudus – Sepanjang tahun 2019 Palang Merah Indonesia (PMI) Kudus mencatat ada sekitar 19 ribu kantong darah berbagai jenis yang didapat dari para pendonor. Jumlah tersebut diklaim naik sekitar 30 hingga 40 persen dari tahun 2018.
“Tahun 2019 ini naik, ada sekitar 19 ribu lebih,” kata Kepala Kendali Mutu Unit Donor Darah (UDD) PMI Cabang Kudus Anna Thesia.
Pelajar dan komunitas menjadi penyumbang yang cukup signifikan. Disamping ada banyak pendonor baru yang memulai donornya di tahun 2019 kemarin. Kudus, juga diklaim menjadi kabupaten yang banyak pendonor darahnya.
“Kudus termasuk terbanyak di antara daerah-daerah sekitarnya,” lanjutnya.
Hal yang mendukung lainnya adalah adanya Mobil Unit Donor (MUD) yang disiagakan di lokasi-lokasi strategis. Di antaranya Balai Jagong dan beberapa tempat ramai di Kota Kretek. Dalam tiga jam, MUD bisa mengantongi 20 sampai 30 kantong darah.
“Sebenarnya bisa lebih dari itu, tapi waktu berjaganya juga akan lebih panjang,” katanya.
Di tahun 2020 sendiri, pihaknya ingin menambah target penerimaan kantong darah. Yakni sekitar 20 ribu kantong darah dalam satu tahun. Jumlah tersebut tentunya naik dari tahun 2019 lalu. Pelajar yang telah berusia 17 tahun keatas pun bakal digandeng untuk mencapai target ini.
“Sebenarnya untuk pelajar 17 tahun ke atas, sudah hampir 90 persen terangkul,” tambahnya.
Sementara Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kudus Rina Budi Ariani juga bakal mengoperasikan Bloodjek untuk memobilisasi pengiriman darah dengan cepat dan menjangkau daerah terpencil pada tahun ini.
Bloodjek diharapkan bisa menjadi pemecah masalah banyaknya Rumah Sakit di Kabupaten Kudus yang belum memiliki Bank Darah. Dengan adanya layanan tersebut pengiriman darah bisa lebih cepat.
“Penanganan jadi lebih cepat juga,” katanya.
Teknis pelaksanaannya, adalah pasien atau rumah sakit yang membutuhkan darah melayangkan permintaan darah melalui nomor layanan PMI. Setelahnya, Unit Donor Darah (UDD) PMI Kudus akan mengerahkan petugas khusus untuk mengantarkan darah tersebut ke rumah sakit terkait.
“Kami siapkan satu unit motor dengan box khusus penyimpan darah untuk mengirimnya, motor kami anggap lebih cepat karena bisa memecah kemacetan,” terangnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Supriyadi
