RSUD Kudus Siapkan Ruang Isolasi Pengidap Corona
Anggara Jiwandhana
Selasa, 28 Januari 2020 13:14:14
“Kami tengah siapkan satu ruang isolasi untuk penanggulangan virus ini,” kata Direktur RSUD dr Loekmonohadi Kudus Abdul Aziz Achyar, Selasa (28/1/2020).
Aziz, menyebut jika RSUD Kudus menjadi satu dari beberapa rumah sakit di Jawa Tengah yang diminta melakukan langkah antisipatif tersebut. Sehingga ketika ada pasien di daerah sekitar yang terindikasi virus tersebut , bisa segera ditangani dan dikarantina.
Ruang yang disiapkan senidiri, lanjutnya, berada di area luar. Yakni ruang yang sebelumnya digunakan untuk ambulans di dekat IGD. Ruang yang disiapkan tersebut akan berisi dua bed yang bisa dimanfaatkan dua pasien.
“Kami memang posisikan sehabis keluar ambulans bisa segera masuk ke ruang isolasi,” ujarnya.
Untuk teknisnya, ruang isolasi akan diseting bertekanan negatif, sehingga tidak ada udara dari dalam yang bisa keluar.
Di dalamnya juga tidak terdapat pendingin ruang. Namun disiapkan kipas angin dan penyedot udara dalam ruang isolasi. Ruang isolasi, rencananya beberapa hari ke depan sudah siap digunakan.
“Progresnya hari ini masih berjalan. Ke depan sudah siap dipergunakan,” ucapnya.
Baca: Di Jateng Ada Pasien Terindikasi Suspect Corona, Ganjar Imbau Tak PanikRSUD dr Loekmonohadi juga akan menyiapkan ruang infeksius untuk mencegah infeksi silang di rumah sakit. Ruang Melati pada RSUD pun bakal dipersiapkan menjadi ruang yang disiapkan untuk merealisasikannya. Ruangan ini, akan menjadi ruang pelayanan permanen.”Saat ini sebenarnya sudah ada ruang infeksius. Tapi hanya untuk penderita TBC,” lanjutnya.Sebagai upaya deteksi dini, Aziz meminta masyarakat Kudus untuk melakukan
skiring kesehatan di Puskesmas maupun rumah sakit. Terlebih bagi mereka yang belum lama ini berpergian ke negara yang terdampak virus corona.”Kami minta jika ada yang baru kembali ke luar negeri dalam 14 hari sebelumnya, agar bisa ke Puskesmas. Apalagi yang menderita gejala demam dan sesak nafas,” terangnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
MURIANEWS, Kudus – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus tengah menyiapkan satu ruangan khusus guna mengantisipasi jika ada penyebaran virus Novel Corona Virus (nCOV) di Kota Kretek. Ruang isolasi ini kini tengah dikebut pembangunananya.
“Kami tengah siapkan satu ruang isolasi untuk penanggulangan virus ini,” kata Direktur RSUD dr Loekmonohadi Kudus Abdul Aziz Achyar, Selasa (28/1/2020).
Aziz, menyebut jika RSUD Kudus menjadi satu dari beberapa rumah sakit di Jawa Tengah yang diminta melakukan langkah antisipatif tersebut. Sehingga ketika ada pasien di daerah sekitar yang terindikasi virus tersebut , bisa segera ditangani dan dikarantina.
Ruang yang disiapkan senidiri, lanjutnya, berada di area luar. Yakni ruang yang sebelumnya digunakan untuk ambulans di dekat IGD. Ruang yang disiapkan tersebut akan berisi dua bed yang bisa dimanfaatkan dua pasien.
“Kami memang posisikan sehabis keluar ambulans bisa segera masuk ke ruang isolasi,” ujarnya.
Untuk teknisnya, ruang isolasi akan diseting bertekanan negatif, sehingga tidak ada udara dari dalam yang bisa keluar.
Di dalamnya juga tidak terdapat pendingin ruang. Namun disiapkan kipas angin dan penyedot udara dalam ruang isolasi. Ruang isolasi, rencananya beberapa hari ke depan sudah siap digunakan.
“Progresnya hari ini masih berjalan. Ke depan sudah siap dipergunakan,” ucapnya.
Baca: Di Jateng Ada Pasien Terindikasi Suspect Corona, Ganjar Imbau Tak Panik
RSUD dr Loekmonohadi juga akan menyiapkan ruang infeksius untuk mencegah infeksi silang di rumah sakit. Ruang Melati pada RSUD pun bakal dipersiapkan menjadi ruang yang disiapkan untuk merealisasikannya. Ruangan ini, akan menjadi ruang pelayanan permanen.
”Saat ini sebenarnya sudah ada ruang infeksius. Tapi hanya untuk penderita TBC,” lanjutnya.
Sebagai upaya deteksi dini, Aziz meminta masyarakat Kudus untuk melakukan
skiring kesehatan di Puskesmas maupun rumah sakit. Terlebih bagi mereka yang belum lama ini berpergian ke negara yang terdampak virus corona.
”Kami minta jika ada yang baru kembali ke luar negeri dalam 14 hari sebelumnya, agar bisa ke Puskesmas. Apalagi yang menderita gejala demam dan sesak nafas,” terangnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha