Gara-Gara Corona, Bawang Putih Jadi Biang Inflasi di Kudus
Anggara Jiwandhana
Selasa, 3 Maret 2020 14:16:31
Seperti diketahui, bawang putih terutama jenis kating yang beredar di Indonesia diimpor dari Tiongkok. Sementara sejak virus corona menyebar, impor komoditas ini menjadi terhambat. Akibatnya, kelangkaan terjadi di sejumlah tempat, termasuk di Kudus.
Selain bawang putih, telur, dan cabai merah di kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau menjadi salah satu penyumbang inflasi di Kota Kretek pada Februari 2020. Yakni sebesar 0,39 dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 103,77.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus menyebut, empat kelompok pengeluaran lain juga menjadi penyebab inflasi di bulan Febuari lalu. Yakni kelompok pengeluaran rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,17 persen.
Kemudian kelompok penyediaan makanan dan minuman restoran sebesar 0,12 persen. Ada juga kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,16 persen. Serta kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,04 persen.
Baca juga: Sementara untuk kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok penurunan jasa pribadi dan lainnya sebesar 0,11 persen. Kemudian kelompok perlengkapan dan peralatan rumah tangga sebesar 0,31 persen.
Selanjutnya adalah kelompok transportasi sebesar 0,32 dan kelompok komunikasi, informasi, dan jasa keuangan sebesar 0,55 persen.“Serta kelompok kesehatan dan pendidikan masih sama dan stabil,” ucap Kepala BPS Kudus Rahmadi Agus Santosa, Selasa (3/3/2020).Ia mengklaim, angka ini terbilang rendah dibanding kota dan kabupaten pembanding lain. Di antaranya Cilacap dengan inflasi 0,49 persen, Purwokerto dengan inflasi 0,58 persen, serta Kota Semarang sebesar 0,43 persen.Inflasi di Kudus juga masih lebih tinggi dari Kota Surakarta yang tercatat sebesar 0,41 persen. “Inflasi di Kudus juga masih lebih tinggi dari Tegal yang inflasinya sebesar 0,38 persen,” tambahnya.Sedang secara nasional pada bulan Febuari lalu mengalami inflasi sebesar 0,28 persen dengan indeks harga 104,62 persen. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
MURIANEWS, Kudus – Komoditas bawang putih, menjadi penyumbang inflasi di Kabupaten Kudus pada Februari 2020. Penyebabnya, stok bawang putih di pasaran mengalami penyusutan, lantaran imbas dari mewabahnya virus corona di Tiongkok.
Seperti diketahui, bawang putih terutama jenis kating yang beredar di Indonesia diimpor dari Tiongkok. Sementara sejak virus corona menyebar, impor komoditas ini menjadi terhambat. Akibatnya, kelangkaan terjadi di sejumlah tempat, termasuk di Kudus.
Selain bawang putih, telur, dan cabai merah di kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau menjadi salah satu penyumbang inflasi di Kota Kretek pada Februari 2020. Yakni sebesar 0,39 dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 103,77.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus menyebut, empat kelompok pengeluaran lain juga menjadi penyebab inflasi di bulan Febuari lalu. Yakni kelompok pengeluaran rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,17 persen.
Kemudian kelompok penyediaan makanan dan minuman restoran sebesar 0,12 persen. Ada juga kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,16 persen. Serta kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,04 persen.
Baca juga:
Sementara untuk kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok penurunan jasa pribadi dan lainnya sebesar 0,11 persen. Kemudian kelompok perlengkapan dan peralatan rumah tangga sebesar 0,31 persen.
Selanjutnya adalah kelompok transportasi sebesar 0,32 dan kelompok komunikasi, informasi, dan jasa keuangan sebesar 0,55 persen.
“Serta kelompok kesehatan dan pendidikan masih sama dan stabil,” ucap Kepala BPS Kudus Rahmadi Agus Santosa, Selasa (3/3/2020).
Ia mengklaim, angka ini terbilang rendah dibanding kota dan kabupaten pembanding lain. Di antaranya Cilacap dengan inflasi 0,49 persen, Purwokerto dengan inflasi 0,58 persen, serta Kota Semarang sebesar 0,43 persen.
Inflasi di Kudus juga masih lebih tinggi dari Kota Surakarta yang tercatat sebesar 0,41 persen. “Inflasi di Kudus juga masih lebih tinggi dari Tegal yang inflasinya sebesar 0,38 persen,” tambahnya.
Sedang secara nasional pada bulan Febuari lalu mengalami inflasi sebesar 0,28 persen dengan indeks harga 104,62 persen.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha