Gejala-gejala awal yang diduga merupakan gejala virus corona juga mulai berkurang. Aziz juga mengatakan gejalanya kini lebih mirip pneumonia biasa. “Pasien kini mulai membaik,” ucapnya pada
, Jumat (6/3/2020).
Walau demikian pihakya masih menunggu hasil uji sampel swep yang diambil dari tenggorokan pasien. Pasien, juga tetap akan dirawat di ruang isolasi selama uji sampel swepnya belum keluar. “Kami masih menunggu hasil lab lima hari ke depan,” katanya.
Aziz pun kembali menegaskan jika pasien yang tengah dirawat di ruang isolasi RSUD Kudus bukanlah tersuspect corona. Aziz, memilih untuk menyebut hal tersebut adalah langkah antisipasi.
Karena pasien memang meiliki riwayat perjalanan dari daerah yang sedang terjadi wabah corona. Dalam hal ini adalah negara Korea.
Gejala sakit pasien, kata Aziz, juga sama seperti orang sakit pada umumnya. Yakni batuk pilek biasa. Hanya memang memiliki riwayat perjalanan dari Korea. "Sama saja sebenarnya, bedanya cuma riwayat perjalanan," terangnya.
Pihaknya pun berharap masyarakat tidak panik dengan adanya satu pasien yang kini tengah dirawat di ruang isolasi milik RSUD. Aziz kembali menegaskan jika tindakan tersebut hanya merupakan standar penanganan. "Saya tekankan belum tersuspect, penanganannya memang seperti ini," paparnya.Ruang isolasi yang kini ditempati pasien juga dikatakan Aziz bukanlah ruang khusus isolasi corona. Melainkan ruang isolasi semua penyakit menular. "Itu ruang isolasi saja, jangan panik," tambahnya.Diberitakan sebelumnya, seorang pasien warga Kudus harus mendapat perawatan dengan prosedur penanganan virus corona, usai memeriksakan dirinya di Rumah Sakit Dokter Loekmono Hadi, Rabu (4/3/2020). Pasien datang dengan gejala batuk, pilek, dan demam.Isolasi pada pasien dilakukan sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona di Kudus. Mengingat pasien memiliki riwayat perjalanan dari Korea. Pasien, diketahui baru datang dari Korea pada 28 Februari 2020 lalu. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
MURIANEWS, Kudus – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus, dokter Aziz Achyar memastikan jika kondisi pasien yang tengah dirawat di ruang isolasi RSUD Kudus berangsur membaik.
Gejala-gejala awal yang diduga merupakan gejala virus corona juga mulai berkurang. Aziz juga mengatakan gejalanya kini lebih mirip pneumonia biasa. “Pasien kini mulai membaik,” ucapnya pada
MURIANEWS, Jumat (6/3/2020).
Walau demikian pihakya masih menunggu hasil uji sampel swep yang diambil dari tenggorokan pasien. Pasien, juga tetap akan dirawat di ruang isolasi selama uji sampel swepnya belum keluar. “Kami masih menunggu hasil lab lima hari ke depan,” katanya.
Aziz pun kembali menegaskan jika pasien yang tengah dirawat di ruang isolasi RSUD Kudus bukanlah tersuspect corona. Aziz, memilih untuk menyebut hal tersebut adalah langkah antisipasi.
Karena pasien memang meiliki riwayat perjalanan dari daerah yang sedang terjadi wabah corona. Dalam hal ini adalah negara Korea.
Gejala sakit pasien, kata Aziz, juga sama seperti orang sakit pada umumnya. Yakni batuk pilek biasa. Hanya memang memiliki riwayat perjalanan dari Korea. "Sama saja sebenarnya, bedanya cuma riwayat perjalanan," terangnya.
Baca juga:
Pihaknya pun berharap masyarakat tidak panik dengan adanya satu pasien yang kini tengah dirawat di ruang isolasi milik RSUD. Aziz kembali menegaskan jika tindakan tersebut hanya merupakan standar penanganan. "Saya tekankan belum tersuspect, penanganannya memang seperti ini," paparnya.
Ruang isolasi yang kini ditempati pasien juga dikatakan Aziz bukanlah ruang khusus isolasi corona. Melainkan ruang isolasi semua penyakit menular. "Itu ruang isolasi saja, jangan panik," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang pasien warga Kudus harus mendapat perawatan dengan prosedur penanganan virus corona, usai memeriksakan dirinya di Rumah Sakit Dokter Loekmono Hadi, Rabu (4/3/2020). Pasien datang dengan gejala batuk, pilek, dan demam.
Isolasi pada pasien dilakukan sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona di Kudus. Mengingat pasien memiliki riwayat perjalanan dari Korea. Pasien, diketahui baru datang dari Korea pada 28 Februari 2020 lalu.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha