Kamis, 20 November 2025


Ke-36 tenaga medis tersebut berasal dari tiga rumah sakit yang berbeda. Mereka, kini tengah diisolasi oleh masing-masing rumah sakit tempat mereka bekerja.

Walau demikian, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Kudus dr Andini Aridewi mengatakan, jika positif saat dirapid test bukanlah patokan seseorang dinyatakan terpapar dan terkonfirmasi Covid-19.

Rapid test, lanjut Andini, hanya merupakan deteksi awal apakah seseorang tersebut terindikasi terpapar virus corona atau tidak.

“Reaktif rapid bukan sebuah patokan jika yang bersangkutan itu positif,” jelasnya via telepon, Selasa (28/4/2020) sore.

Sementara untuk penegakan diagnosa atau hasil yang sebenarnya apakah yang bersangkutan positif atau tidak adalah dengan menggunakan tes swab.

Sehingga jika seseorang reaktif rapid test, maka akan dilakukan tes swab untuk memastikan. “Jadi memang belum tentu yang reaktif rapid ini positif,” jelasnya.

Begitu pula dengan kasus sejumlah tenaga medis di Kudus yang reaktif saat rapid test. Mereka, katanya, sudah dilakukan uji swab.

Untuk hasil, Andini menjelaskan memang sudah ada sejumlah hasil swab dari para tenaga kesehatan yang pihaknya telah terima. Namun, pihaknya belum bisa membuka hasil tersebut karena belum seluruhnya.

“Kami belum bisa sampaikan, tapi untuk saat ini hasilnya negatif semua,” ucapnya.Baca: Hasil Rapid Test 36 Tenaga Medis di Kudus ReaktifOleh karena itu,pihaknya meminta masyarakat tak salah kaprah terkait tenaga kesehatan yang dirapid test dan menunjukkan hasil yang reaktif, atau postif.Andini menjelaskan, semua tenaga kesehatan memang rawan terpapar Covid-19 karena berada di lingkup yang sama dengan penderita.Serta berhadapan dengan banyak orang  yang tidak diketahui rekam perjalanan maupun medisnya.“Untuk tenaga kesehatan di Kudus sudah banyak yang di rapid test, biasanya memang dilakukan berulang, terutama yang beresiko tinggi,” pungkasnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler