Ketua DPRD Kudus Soroti Minimnya Perhatian pada Relawan Covid-19 di Desa
Anggara Jiwandhana
Senin, 1 Juni 2020 11:56:44
Masan mengakui, memang sebagian desa telah memperhatikan para relawannya. Hanya, kata dia, masih dirasa belum maksimal.
“Saya kira perhatiannya belum maksimal,” ucap Masan usai memimpin sidang hasil pengawasan tim khusus Covid-19 DPRD Kudus di 123 desa di Kudus, Senin (1/6/2020).
Sejumlah hal yang dirasa belum bisa optimal adalah terkait operasional para relawan. Padahal, kata dia, desa bisa menganggarkan biaya operasional dan kebutuhan dari para relawan saat sedang bertugas.
Hal tersebut, katanya, juga telah ditanyakan pada dinas terkait. Dalam hal ini, adalah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD). “Di mana jawabannya diperbolehkan, desa silahkan menganggarkan,” kata dia.
Hanya, lagi-lagi Masan menebak jika Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) tersebut kurang menyosialisasikan kebijakan tersebut. Sehingga banyak desa yang cenderung takut untuk menganggarkan. “Camat juga harus bisa memberi edukasi soal ini,” ujarnya.
Pemkab, lanjut Masan, juga seharusnya tidak berfokus pada masalah di hulu saja. Melainkan masalah-masalah di hilir yang sampai saat ini dianggapnya kurang diperhatikan.
Masan, mencontohkan tingkat kesadaran para pengunjung dan pedagang di pasar tradisional dalam memakai masker apakah sudah tinggi atau malah masih rendah.Jika organisasi perangkat daerah (OPD) terkait tidak diberi anggaran, maka masyarakatnya sama saja dibiarkan terpapar virus Corona.“Jangan hanya fokus pada Dinas Kesehatan, tetapi pencegahan di hilirnya tidak diperhatikan tentunya untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona juga sulit direalisasikan,” tekannya.Diketahui, Pemkab Kudus sendiri mempercayakan pengawasan jam malam di area pinggiran dan desa yang berlaku mulai puku 21.00-06.00 WIB dengan progam Jogo Tonggo.Namun, dalam penerapannya, kepatuhan jam malam di area pinggiran masih 30 persen. Sementara untuk tingkat kepatauhan di area kota, mencapai 70 persen.Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
MURIANEWS, Kudus – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kudus Masan, menyoroti kurangnya perhatian pemerintah desa maupun kabupaten pada para relawan Covid-19 yang bertugas di desa-desa.
Masan mengakui, memang sebagian desa telah memperhatikan para relawannya. Hanya, kata dia, masih dirasa belum maksimal.
“Saya kira perhatiannya belum maksimal,” ucap Masan usai memimpin sidang hasil pengawasan tim khusus Covid-19 DPRD Kudus di 123 desa di Kudus, Senin (1/6/2020).
Sejumlah hal yang dirasa belum bisa optimal adalah terkait operasional para relawan. Padahal, kata dia, desa bisa menganggarkan biaya operasional dan kebutuhan dari para relawan saat sedang bertugas.
Hal tersebut, katanya, juga telah ditanyakan pada dinas terkait. Dalam hal ini, adalah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD). “Di mana jawabannya diperbolehkan, desa silahkan menganggarkan,” kata dia.
Hanya, lagi-lagi Masan menebak jika Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) tersebut kurang menyosialisasikan kebijakan tersebut. Sehingga banyak desa yang cenderung takut untuk menganggarkan. “Camat juga harus bisa memberi edukasi soal ini,” ujarnya.
Pemkab, lanjut Masan, juga seharusnya tidak berfokus pada masalah di hulu saja. Melainkan masalah-masalah di hilir yang sampai saat ini dianggapnya kurang diperhatikan.
Masan, mencontohkan tingkat kesadaran para pengunjung dan pedagang di pasar tradisional dalam memakai masker apakah sudah tinggi atau malah masih rendah.
Jika organisasi perangkat daerah (OPD) terkait tidak diberi anggaran, maka masyarakatnya sama saja dibiarkan terpapar virus Corona.
“Jangan hanya fokus pada Dinas Kesehatan, tetapi pencegahan di hilirnya tidak diperhatikan tentunya untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona juga sulit direalisasikan,” tekannya.
Diketahui, Pemkab Kudus sendiri mempercayakan pengawasan jam malam di area pinggiran dan desa yang berlaku mulai puku 21.00-06.00 WIB dengan progam Jogo Tonggo.
Namun, dalam penerapannya, kepatuhan jam malam di area pinggiran masih 30 persen. Sementara untuk tingkat kepatauhan di area kota, mencapai 70 persen.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha