Dewan Kudus Usul Dana TT Juga Digunakan untuk Persiapan New Normal di Pesantren
Anggara Jiwandhana
Kamis, 11 Juni 2020 15:01:28
Dana Tak Terduga (TT) yang memang diperuntukkan untuk penanganan Covid-19 pun diharapkan dan diusulkan bisa dikucurkan untuk kesiapan
new normal ponpes-ponpes di Kudus.
“Terlebih Kudus ini kan Kota Santri, jadi jangan sampai tidak disiapkan,” kata Ketua Komisi D DPRD Kudus Mukhasiron, usai rakor dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Kemenag Kudus dan perwakilan pondok pesantren, Kamis (11/6/2020).
Anggaran yang dikucurkan dari Dana Tak Terduga, lanjut dia, bisa digunakan untuk membuat tempat cuci tangan, membeli alat pengukur suhu, maupun penyediaan
hand sanitizer dan peralatan pendukung lainnya.
Desakan kepada pemkab tersebut juga berlandaskan sejumlah ponpes yang akan mulai menerima santri baru. Sehingga upaya-upaya pencegahan penularan Covid-19 di lingkup para santri harus dimulai dari sekarang.
Pemkab, kata Mukhasiron, sebenarnya telah melakukan survei sejumlah pondok pesantren yang menerapkan protokol kesehatan.
Namun, hal tersebut dirasa belum cukup merepresentasikan protokol kesehatan di 131 ponpes yang terdaftar di Kemenag. “Belum dengan ponpes-ponpes yang tidak terdaftar, pemkab harus sigap,” lanjut dia.Jika tidak dicegah secara serius, pihaknya khawatir pesantren akan jadi klaster baru penularan Covid-19 di Kudus. Karena santrinya berasal dari berbagai daerah. “Jangan sampai ini terjadi,” lanjut dia.Pihak DKK, lanjutnya, juga harus berperan aktif. Puskesmas diharapkan bisa menjalankan peran pencegahan dan penanganan penularan Covid-19 di lingkungan pondok. “Koordinasi antarlini sangat penting,” pungkasnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
MURIANEWS, Kudus – Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kudus mendesak Pemkab Kudus untuk memperhatikan persiapan new normal di pondok pesantren.
Dana Tak Terduga (TT) yang memang diperuntukkan untuk penanganan Covid-19 pun diharapkan dan diusulkan bisa dikucurkan untuk kesiapan new normal ponpes-ponpes di Kudus.
“Terlebih Kudus ini kan Kota Santri, jadi jangan sampai tidak disiapkan,” kata Ketua Komisi D DPRD Kudus Mukhasiron, usai rakor dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Kemenag Kudus dan perwakilan pondok pesantren, Kamis (11/6/2020).
Anggaran yang dikucurkan dari Dana Tak Terduga, lanjut dia, bisa digunakan untuk membuat tempat cuci tangan, membeli alat pengukur suhu, maupun penyediaan hand sanitizer dan peralatan pendukung lainnya.
Desakan kepada pemkab tersebut juga berlandaskan sejumlah ponpes yang akan mulai menerima santri baru. Sehingga upaya-upaya pencegahan penularan Covid-19 di lingkup para santri harus dimulai dari sekarang.
Pemkab, kata Mukhasiron, sebenarnya telah melakukan survei sejumlah pondok pesantren yang menerapkan protokol kesehatan.
Namun, hal tersebut dirasa belum cukup merepresentasikan protokol kesehatan di 131 ponpes yang terdaftar di Kemenag. “Belum dengan ponpes-ponpes yang tidak terdaftar, pemkab harus sigap,” lanjut dia.
Jika tidak dicegah secara serius, pihaknya khawatir pesantren akan jadi klaster baru penularan Covid-19 di Kudus. Karena santrinya berasal dari berbagai daerah. “Jangan sampai ini terjadi,” lanjut dia.
Pihak DKK, lanjutnya, juga harus berperan aktif. Puskesmas diharapkan bisa menjalankan peran pencegahan dan penanganan penularan Covid-19 di lingkungan pondok. “Koordinasi antarlini sangat penting,” pungkasnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha