Kamis, 20 November 2025


Yakni pada sektor pendidikan dengan jumlah penurunan sebesar 1,18 persen. Kemudian pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,67 persen, serta  kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,18 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus Rahmadi Agus Santosa merincikan, ada lima komoditas utama dalam kelompok tersebut yang menjadi penyebab utama Kudus alami deflasi.

Yakni bawang merah, tarif sekolah TK, beras, gula pasir, dan bawang putih. “Komoditas tersebut turun semua,” katanya Rabu (5/8/2020).

Walau demikian, kelompok selain penyumbang deflasi masih mengalami inflasi. Yakni pada kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,71 persen.

Diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,39 persen, serta kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,33 persen.

Selanjutnya ada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,14 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen, dan kelompok transportasi sebesar 0,01 persen.

“Komoditas penyumbangnya adalah emas perhiasan, rokok kretek filter, telur ayam ras, jeruk, dan buku tulis bergaris, semua komoditsa tersebut harganya naik,” rincinya.Sebagai pembanding, seluruh kota di Jawa Tengah juga mengalami deflasi. Untuk Cilacap mengalami deflasi sebesar 0,17 persen. Kemudian Kota Purwokerto sebesar 0,20 persen; dan Kota Surakarta sebesar 0,03 persen.“Kota Semarang juga mengalami deflasi sebesar 0,10 persen, pun dengan Kota Tegal yang deflasi sebesar 0,05 persen,” jelas dia.Sementara untuk Jawa Tengah dan Nasional pada bulan ini mengalami deflasi sebesar 0,09 persen dan 0,10 persen. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler