Kamis, 20 November 2025


Koordinator Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kudus Eni Mardiyanti mengatakan, kendalanya adalah terkait pendistribusian obat dari pusat karena adanya pembatasan-pembatasan.

Saat itu, kata Eny, satu botol obat untuk orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dibagi ke banyak ODHA. Satu ODHA, hanya menerima sekitar lima pil. Namun kini, satu ODHA sudah bisa menerima satu botol obat.

“Jadi biasanya dikasih lima pil untuk lima hari, supaya bisa merata obatnya,” ucap Eny Rabu (2/12/2020).

Sampai saat ini sendiri, belum ada ODHA yang terpapar corona. Walau demikian, pihaknya tetap mengingatkan untuk terus menerapkan protokol kesehatan.

Para ODHA, kata dia, memang harus terus menjaga dirinya terlebih di masa pandemi seperti ini.

“Tetap kami ingatkan itu, sampai sekarang tidak ada dan jangan sampai,” tandas dia.

Pada tahun 2020 sendiri, hingga bulan November kemarin, KPAD Kudus menemukan sebanyak 121 kasus. Untuk kasus yang meninggal, adalah sebanyak 21 orang dan kebanyakan berusia manula.
Pada tahun 2020 sendiri, hingga bulan November kemarin, KPAD Kudus menemukan sebanyak 121 kasus. Untuk kasus yang meninggal, adalah sebanyak 21 orang dan kebanyakan berusia manula.Jumlah tersebut, tambahnya memang mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2019 kemarin yang berjumlah 154 orang. Namun dari segi temuan remaja, tahun 2020 ini meningkat tajam.“Inilah pentingnya penyuluhan, harus ada pencegahan dan edukasi yang dini terkait kesehatan reproduksi, jangka pencegahannya akan panjang, “ tegas dia.Pihaknya mendorong semua aspek turut aktif dalam melakukan penyuluhan. Tak terbatas organisasi perangkat daerah, para anggota dewan dan semua pemangku kepentingan.Pihaknya, juga menyarankan pemerintah daerah untuk melakukan progam 90-90-90. Yakni 90 persen kelompok rentan terskrining, 90 persen pengidap diobati, dan 90 persen pasien tak menulari. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler