Jumat, 21 November 2025


Jumlah tersebut dibarengi dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 104,66.

Selain komoditas di kelompok pengeluaran tersebut, sejumlah kelompok pengeluaran lain juga menjadi penyebab inflasi di bulan Desember 2020 lalu. Yakni kelompok pengeluaran rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,43 persen.

Kemudian kelompok penyediaan makanan dan minuman restoran sebesar 0,46 persen. Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,09 persen. Serta kelompok makanan minuman dan tembakau sebesar 1,33 persen.

Selain itu, kelompok perlengkapan dan peralatan rumah tangga juga mengalami inflasi sebesar 0,13 persen. Kelompok transportasi naik sebesar 0,05 persen, dan kelompok komunikasi, informasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.

Sementara untuk kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok penurunan jasa pribadi dan lainnya, yakni sebesar 0,47 persen.

“Untuk kelompok kesehatan dan pendidikan, serta pakaian dan alas kaki masih stabil,” ucap Kepala Badan Pusat Statistik Kudus Rahmadi Agus Santosa, Selasa (5/1/2021).

Walau demikian, jumlah inflasi tersebut terbilang rendah dibanding sejumlah kota dan kabupaten pembanding lain.
Walau demikian, jumlah inflasi tersebut terbilang rendah dibanding sejumlah kota dan kabupaten pembanding lain.Yang paling tinggi, sambung dia, adalah Kota Tegal 0,56 persen dan Kota Semarang sebesar 0,49 persen. Kudus sendiri berada di urutan ketiga dengan 0,42 persen.Di bawahnya, ada Cilacap 0,35 persen, Kota Purwokerto 0,33 peren, dan Kota Surakarta 0,32 persen.Sedang secara nasional, kata Rahmadi, pada bulan Desember 2020 lalu mengalami inflasi sebesar 0,45 persen dengan indeks harga 105,68 persen.“Sementara untuk Jawa Tengah mengalami inflasi 0,46 persen dengan indeks harga 105,51 persen,” tandasnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler