Dilema Produsen Tempe Tahu Kudus di Tengah Harga Kedelai Impor yang Terus Naik
Anggara Jiwandhana
Rabu, 17 Februari 2021 10:51:59
MURIANEWS, Kudus – Harga kedelai impor di Kabupaten Kudus kembali menunjukkan kenaikan di pertengahan Febuari 2021 ini. Harga kini menembus Rp 9.800 per kilogram. Atau naik sebanyak Rp 50 dari harga sebelumnya Rp 9.750 per kilogram.
Kondisi ini menjadikan dilema para produsen tahu dan tempe. Mereka terpaksa harus menaikkan harga jual. Sementara dengan kenaikan harga, pembeli pun akan menurun.
Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf mengatakan, kenaikan harga kedelai tersebut mulai berlaku sejak Selasa (16/2/2021) kemarin. Para pedagang pun, kini mulai bereaksi dengan naiknya harga kedelai tersebut.
“Para perajin tahu tempe mulai merespon, ada yang sudah menaikkan harga produknya,” ucap dia, Rabu (17/2/2021).
Ma’ruf menyebut, apabila kenaikannya terlalu tinggi, maka akan berpengaruh pada permintaan. Sehingga sangat dimungkinkan, permintaan akan semakin menurun.
Bahkan kondisi ini memungkinkan pengusaha tahu dan tempe untuk berhenti beroperasi.
“Mau tidak mau produsen memang harus melakukan efisiensi produksi demi kelangsungan usahanya. Karena harga komoditas yang naik di pasaran juga agak susah diterima pembeli,” ujarnya.
Pihaknya pun mengakui jika kenaikan harga kedelai kali ini merupakan yang paling tinggi dibanding kenaikan di beberapa tahun terakhir.
Pihaknya pun mengakui jika kenaikan harga kedelai kali ini merupakan yang paling tinggi dibanding kenaikan di beberapa tahun terakhir.Harga jual kedelai impor, lanjut dia, sebenarnya berkisar di Rp 6.500 per kilogram. Namun, semenjak ada pandemi corona, pendistribusian sedikit terganggu dan mengakibatkan harga jual kedelai melambung.“Ini yang paling tinggi karena mendekati angka Rp 10 ribu,” lanjutnya.Sementara untuk stok kedelai saat ini, lanjut dia mencapai 30 ton lebih. Jumlah tersebut masih bisa bertambah karena stok di distributor besar masih tersedia dalam jumlah yang besar pula.“Permintaan selama masa pandemi cenderung berubah-ubah, karena menyesuaikan permintaan pasar, tapi biasanya 10 sampai 15 ton per harinya,” jelasnya.Untuk diketahui, jumlah perajin tahu dan tempe di Kabupaten Kudus diperkirakan mencapai 300 lebih, yang tersebar di sejumlah kecamatan. Seperti Kecamatan Mejobo, Kota, Jekulo, Kaliwungu, Dawe, Bae, Gebog, Undaan, dan Jati. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_207163" align="alignleft" width="880"]

Salah satu produsen tahu kedelai di Desa Karangbener, Kudus. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Harga kedelai impor di Kabupaten Kudus kembali menunjukkan kenaikan di pertengahan Febuari 2021 ini. Harga kini menembus Rp 9.800 per kilogram. Atau naik sebanyak Rp 50 dari harga sebelumnya Rp 9.750 per kilogram.
Kondisi ini menjadikan dilema para produsen tahu dan tempe. Mereka terpaksa harus menaikkan harga jual. Sementara dengan kenaikan harga, pembeli pun akan menurun.
Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf mengatakan, kenaikan harga kedelai tersebut mulai berlaku sejak Selasa (16/2/2021) kemarin. Para pedagang pun, kini mulai bereaksi dengan naiknya harga kedelai tersebut.
“Para perajin tahu tempe mulai merespon, ada yang sudah menaikkan harga produknya,” ucap dia, Rabu (17/2/2021).
Ma’ruf menyebut, apabila kenaikannya terlalu tinggi, maka akan berpengaruh pada permintaan. Sehingga sangat dimungkinkan, permintaan akan semakin menurun.
Bahkan kondisi ini memungkinkan pengusaha tahu dan tempe untuk berhenti beroperasi.
“Mau tidak mau produsen memang harus melakukan efisiensi produksi demi kelangsungan usahanya. Karena harga komoditas yang naik di pasaran juga agak susah diterima pembeli,” ujarnya.
Pihaknya pun mengakui jika kenaikan harga kedelai kali ini merupakan yang paling tinggi dibanding kenaikan di beberapa tahun terakhir.
Harga jual kedelai impor, lanjut dia, sebenarnya berkisar di Rp 6.500 per kilogram. Namun, semenjak ada pandemi corona, pendistribusian sedikit terganggu dan mengakibatkan harga jual kedelai melambung.
“Ini yang paling tinggi karena mendekati angka Rp 10 ribu,” lanjutnya.
Sementara untuk stok kedelai saat ini, lanjut dia mencapai 30 ton lebih. Jumlah tersebut masih bisa bertambah karena stok di distributor besar masih tersedia dalam jumlah yang besar pula.
“Permintaan selama masa pandemi cenderung berubah-ubah, karena menyesuaikan permintaan pasar, tapi biasanya 10 sampai 15 ton per harinya,” jelasnya.
Untuk diketahui, jumlah perajin tahu dan tempe di Kabupaten Kudus diperkirakan mencapai 300 lebih, yang tersebar di sejumlah kecamatan. Seperti Kecamatan Mejobo, Kota, Jekulo, Kaliwungu, Dawe, Bae, Gebog, Undaan, dan Jati.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha