Suluk Maleman: Pandemi Bisa Ubah Peradaban
Anggara Jiwandhana
Minggu, 22 Agustus 2021 16:11:18
MURIANEWS, Kudus - Pandemi Covid-19 yang hingga kini masih melanda Indonesia dan dunia bisa jadi akan mengubah sebuah peradaban yang dibangun manusia sedemikian lama. Untuk kemudian menjadi sebuah peradaban manusia yang baru kembali.
Perubahan tersebut, bisa menunu ke arah yang lebih baik lagi, atau sebaliknya. Anis Sholeh Baasyin, penggagas Suluk Maleman dalam Suluk Maleman, Sabtu (21/8/2021) mengatakan hal tersebut.
“Hanya saja, banyak manusia yang tidak siap. Karena sudah nyaman dengan siatem lama sehingga mereka tak siap saat harus beralih ke sistem yang baru. Orang-orang tak pernah menyangka dan tak punya bayangan jika pada lima atau sepuluh tahun kedepan pola dunia akan berubah,” kata dia.
Yang paling terlihat saat ini, lanjut dia, adalah seperti banyaknya perusahaan di sektor transportasi menjadi kacau. Hubungan ekonomi dan perdagangan juga mulai turun drastis lantaran armada pengangkut seperti kapal dan penerbangan yang turun drastis.
Walau demikian, pihaknya mengatakan jika pandemi dapat disikapi dengan baik, bukan tidak mungkin peradaban bisa berkembang jauh lebih baik lagi.
“Guru saya dulu pernah berpesan, paling penting jangan sampai kita merasa mapan di dunia, dalam pengertian bukan hanya fisik tapi sikap batin kita tidak boleh melekat pada sesuatu. Karena saat akan ada perubahan kita sudah siap,” tambahnya.
Toto Raharjo, narasumber Suluk Maleman menyebutkan jika dari hasil pengamatannya diketahui memang hampir semua wabah dan pandemi berujung pada perubahan peradaban.
Baik wabah black death, wabah cacar di Amerika di abad 15, wabah ternak di Afrika dan lain sebagainya. Dia pun menduga kali ini akan terjadi perubahan positif lantaran pandemi Covid-19 cukup unik dan massif.
“Orang yang memiliki kesadaran lingkungan sepertinya akan banyak yang muncul. Bahkan pendidikan dari rumah bagi saya juga cukup positif. Dimana rumah dan keluarga semestinya menjadi tempat belajar yang utama dan pertama,” tambahnya.
Sabrang Mowo Damar Panuluh, atau yang dikenal Noe Letto juga turut menambahkan jika pandemi selalu membuka ruang kemungkinan yang selama ini jarang tersentuh. Sementara teknologi menjadi salah satu hal baru yang paling memungkinkan terjadi saat pandemi seperti sekarang ini.
Sabrang Mowo Damar Panuluh, atau yang dikenal Noe Letto juga turut menambahkan jika pandemi selalu membuka ruang kemungkinan yang selama ini jarang tersentuh. Sementara teknologi menjadi salah satu hal baru yang paling memungkinkan terjadi saat pandemi seperti sekarang ini.“Saat keadaan menggoncang kahanan, jawaban baru seringkali menjadi hal yang lebih diterima. Tapi kalau tak ada jawaban baru, maka akan tetap kembali ke jaman lalu hanya aktornya saja yang berganti,” tegasnya.Dr Abdul Jalil yang juga menjadi narasumber serial Suluk Maleman merasakan kekhawatiran akan kondisi seperti sekarang ini. Di mana adalah masa yang memunculkan kalabendu.“Dalam sebuah hadis disebutkan masa semacam itu akan terjadi jika Tuhannya adalah perut dan agamanya adalah materi. Iman tinggal nama, Islam hanya dibaca dan didiskusikan tanpa diamalkan. Meski begitu saya tetap positif thinking dengan menjadi hamba Allah yang mengabdi,” imbuhnya.Abdul Jalil pun mengaku telah menyerahkan segala yang terjadi termasuk saat pandemi ini kepada Allah. Baik harus hancur maupun bertahan hidup dia yakin semuanya ada penjelasannya.“Saya yakin tidak ada kekuatan yang mengendalikan kecuali Allah,” katanya.Dia, juga menyebut segala ruang kemungkinan bukan untuk lari dari kematian. Tapi bertahan hidup untuk menjadi khalifah di muka bumi.Meski digelar secara daring, namun pemilihan tema yang tepat menjadikan masyarakat begitu antusias. Terlihat ribuan penonton menyaksikan dari sejumlah media sosial.Sejumlah koleksi dari Sampak GusUran tampak meramaikan jalannya acara. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_235185" align="alignleft" width="1280"]

Salah satu narasumber Suluk Maleman (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Kudus - Pandemi Covid-19 yang hingga kini masih melanda Indonesia dan dunia bisa jadi akan mengubah sebuah peradaban yang dibangun manusia sedemikian lama. Untuk kemudian menjadi sebuah peradaban manusia yang baru kembali.
Perubahan tersebut, bisa menunu ke arah yang lebih baik lagi, atau sebaliknya. Anis Sholeh Baasyin, penggagas Suluk Maleman dalam Suluk Maleman, Sabtu (21/8/2021) mengatakan hal tersebut.
“Hanya saja, banyak manusia yang tidak siap. Karena sudah nyaman dengan siatem lama sehingga mereka tak siap saat harus beralih ke sistem yang baru. Orang-orang tak pernah menyangka dan tak punya bayangan jika pada lima atau sepuluh tahun kedepan pola dunia akan berubah,” kata dia.
Yang paling terlihat saat ini, lanjut dia, adalah seperti banyaknya perusahaan di sektor transportasi menjadi kacau. Hubungan ekonomi dan perdagangan juga mulai turun drastis lantaran armada pengangkut seperti kapal dan penerbangan yang turun drastis.
Walau demikian, pihaknya mengatakan jika pandemi dapat disikapi dengan baik, bukan tidak mungkin peradaban bisa berkembang jauh lebih baik lagi.
“Guru saya dulu pernah berpesan, paling penting jangan sampai kita merasa mapan di dunia, dalam pengertian bukan hanya fisik tapi sikap batin kita tidak boleh melekat pada sesuatu. Karena saat akan ada perubahan kita sudah siap,” tambahnya.
Toto Raharjo, narasumber Suluk Maleman menyebutkan jika dari hasil pengamatannya diketahui memang hampir semua wabah dan pandemi berujung pada perubahan peradaban.
Baik wabah black death, wabah cacar di Amerika di abad 15, wabah ternak di Afrika dan lain sebagainya. Dia pun menduga kali ini akan terjadi perubahan positif lantaran pandemi Covid-19 cukup unik dan massif.
“Orang yang memiliki kesadaran lingkungan sepertinya akan banyak yang muncul. Bahkan pendidikan dari rumah bagi saya juga cukup positif. Dimana rumah dan keluarga semestinya menjadi tempat belajar yang utama dan pertama,” tambahnya.
Sabrang Mowo Damar Panuluh, atau yang dikenal Noe Letto juga turut menambahkan jika pandemi selalu membuka ruang kemungkinan yang selama ini jarang tersentuh. Sementara teknologi menjadi salah satu hal baru yang paling memungkinkan terjadi saat pandemi seperti sekarang ini.
“Saat keadaan menggoncang kahanan, jawaban baru seringkali menjadi hal yang lebih diterima. Tapi kalau tak ada jawaban baru, maka akan tetap kembali ke jaman lalu hanya aktornya saja yang berganti,” tegasnya.
Dr Abdul Jalil yang juga menjadi narasumber serial Suluk Maleman merasakan kekhawatiran akan kondisi seperti sekarang ini. Di mana adalah masa yang memunculkan kalabendu.
“Dalam sebuah hadis disebutkan masa semacam itu akan terjadi jika Tuhannya adalah perut dan agamanya adalah materi. Iman tinggal nama, Islam hanya dibaca dan didiskusikan tanpa diamalkan. Meski begitu saya tetap positif thinking dengan menjadi hamba Allah yang mengabdi,” imbuhnya.
Abdul Jalil pun mengaku telah menyerahkan segala yang terjadi termasuk saat pandemi ini kepada Allah. Baik harus hancur maupun bertahan hidup dia yakin semuanya ada penjelasannya.
“Saya yakin tidak ada kekuatan yang mengendalikan kecuali Allah,” katanya.
Dia, juga menyebut segala ruang kemungkinan bukan untuk lari dari kematian. Tapi bertahan hidup untuk menjadi khalifah di muka bumi.
Meski digelar secara daring, namun pemilihan tema yang tepat menjadikan masyarakat begitu antusias. Terlihat ribuan penonton menyaksikan dari sejumlah media sosial.Sejumlah koleksi dari Sampak GusUran tampak meramaikan jalannya acara.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Zulkifli Fahmi