Dana klaim penanganan pasien Covid-19 di RSUD Loekmono Hadi Kudus kini mencapai Rp 60 miliar. Jumlah tersebut, merupakan akumulasi total sejak awal tahun ini hingga bulan Septermber.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus dr Abdul Aziz Achyar mengatakan jika jumlah tersebut masih belum cair.
rumah sakit pelat merah itu masih baik-baik saja. Pembiayaan, selama ini diambilkan dari dana cadangan yang berasal dari dana sisa dari anggaran tahun sebelumnya.
“Untuk nominalnya sendiri kisaran Rp 60 miliar lebih sedikit,” kata Aziz, Jumat (15/10/2021).
Saat masa lonjakan pandemi Covid-19 di bulan Juni lalu, biaya operasional untuk penanganan Covid-19 lebih besar dibanding sebelumnya.
Mengingat terjadi penambahan kapasitas ruang dan peralatan perawatan yang cukup signifikan.
Mengingat terjadi penambahan kapasitas ruang dan peralatan perawatan yang cukup signifikan.“Belum lagi biaya untuk keamanan tenaga kesehatan dan petugas lainnya yang setiap hari harus memakai alat pelindung diri (APD) yang pengeluarannya lebih dari Rp 10 miliar,” tandasnya.RSUD Kudus sendiri, tingkat keterisian untuk pasien Covid-19 kini sangat lengang. Aziz berharap, warga Kudus tidak takut berobat ke rumah sakit. Terlebih, jika mengidap sakit yang membutuhkan perawatan lanjutan.Aziz mengatakan, masyarakat sudah tidak perlu takut tertular Covid-19 di rumah sakit. Walau diketahui, RSUD Loekmono Hadi Kudus merupakan rumah sakit rujukan lini satu penanganan virus tersebut.Bangsal yang semula digunakan sebagai ruang isolasi yang sudah dinonaktifkan saat ini sudah difungsikan kembali sebagai ruang perawatan pasien noncovid-19. Aziz memastikan ruangan tersebut sudah benar-benar aman dari virus covid-19. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_240463" align="alignleft" width="1280"]

Dua nakes RSUD Kudus tengah berjalan di lorong ruang perawatan Covid yang lengang (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Dana klaim penanganan pasien Covid-19 di RSUD Loekmono Hadi Kudus kini mencapai Rp 60 miliar. Jumlah tersebut, merupakan akumulasi total sejak awal tahun ini hingga bulan Septermber.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus dr Abdul Aziz Achyar mengatakan jika jumlah tersebut masih belum cair.
Walau demikian, pihaknya menyebut,
cash flow rumah sakit pelat merah itu masih baik-baik saja. Pembiayaan, selama ini diambilkan dari dana cadangan yang berasal dari dana sisa dari anggaran tahun sebelumnya.
“Untuk nominalnya sendiri kisaran Rp 60 miliar lebih sedikit,” kata Aziz, Jumat (15/10/2021).
Saat masa lonjakan pandemi Covid-19 di bulan Juni lalu, biaya operasional untuk penanganan Covid-19 lebih besar dibanding sebelumnya.
Baca: Corona Landai, RSUD Kudus Imbau Tak Takut Lagi Berobat ke Rumah Sakit
Mengingat terjadi penambahan kapasitas ruang dan peralatan perawatan yang cukup signifikan.
“Belum lagi biaya untuk keamanan tenaga kesehatan dan petugas lainnya yang setiap hari harus memakai alat pelindung diri (APD) yang pengeluarannya lebih dari Rp 10 miliar,” tandasnya.
RSUD Kudus sendiri, tingkat keterisian untuk pasien Covid-19 kini sangat lengang. Aziz berharap, warga Kudus tidak takut berobat ke rumah sakit. Terlebih, jika mengidap sakit yang membutuhkan perawatan lanjutan.
Aziz mengatakan, masyarakat sudah tidak perlu takut tertular Covid-19 di rumah sakit. Walau diketahui, RSUD Loekmono Hadi Kudus merupakan rumah sakit rujukan lini satu penanganan virus tersebut.
Bangsal yang semula digunakan sebagai ruang isolasi yang sudah dinonaktifkan saat ini sudah difungsikan kembali sebagai ruang perawatan pasien noncovid-19. Aziz memastikan ruangan tersebut sudah benar-benar aman dari virus covid-19.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha