Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus segera mengebut penyuntikan vaksin jenis Pfizer kepada warga lanjut usia (lansia) di Kota Kretek. Pasalnya, vaksin tersebut akan kedaluwarsa di akhir bulan ini.
Sebelumnya sebanyak 2.700 vaksin jenis AstraZeneca telah kedaluwarsa pada 31 Oktober ini.
“Kami punya waktu sekitar 26 hari untuk menyuntikkan 42 ribu dosis (Pfizer, red) ke lansia di Kudus. Itu masa sebelum vaksin tersebut kedaluwarsa,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus Badai Ismoyo, Selasa (2/11/2021).
Badai mengatakan, satu hal yang menyebabkan vaksin tersebut cepat kedaluwarsa karena tak adanya alat penyimpanan yang sesuai standar internasional.
Vaksin tersebut, memang harus disimpan di lemari penyimpanan dengan suhu minus 90 derajat. Sementara DKK Kudus, hanya mempunyai lemari penyimpanan dengan suhu minus 20 derajat saja.
“Sehingga masa kedaluwarsanya maju, ini mau tak mau harus segera kami suntikkan ke lansia,” kata Badai.
DKK sendiri sebelumnya mengalokasikan sebanyak 30 ribu dosis vaksin tersebut untuk lansia. Kemudian sisanya digunakan untuk kategori lainnya.Namun mengingat masih rendahnya capaian vaksinasi pada kategori tersebut, maka semua alokasi vaksin hasil kerja sama Jerman dan Negeri Paman Sam tersebut dialokasikan semua ke kategori lansia.“Ketika itu berhasil disuntikkan semua ke lansia, maka capaian vaksinasi di Kudus akan mencapai 70 persen,” pungkasnya.
Sementara data sampai saat ini, berdasar perhitungan manual DKK, capaian vaksinasi pada kategori lansia baru mencapai 36 persen. Namun, data yang tertera KPCPEN vaksin, baru skitar 32 persen. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_229579" align="alignnone" width="1280"]

Nakes RS Mardi Rahayu Kudus menyuntikkan vaksin dosis satu pada penerima vaksin beberapa waktu lalu. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus segera mengebut penyuntikan vaksin jenis Pfizer kepada warga lanjut usia (lansia) di Kota Kretek. Pasalnya, vaksin tersebut akan kedaluwarsa di akhir bulan ini.
Sebelumnya sebanyak 2.700 vaksin jenis AstraZeneca telah kedaluwarsa pada 31 Oktober ini.
“Kami punya waktu sekitar 26 hari untuk menyuntikkan 42 ribu dosis (Pfizer, red) ke lansia di Kudus. Itu masa sebelum vaksin tersebut kedaluwarsa,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus Badai Ismoyo, Selasa (2/11/2021).
Badai mengatakan, satu hal yang menyebabkan vaksin tersebut cepat kedaluwarsa karena tak adanya alat penyimpanan yang sesuai standar internasional.
Baca: Lansia di Kudus Segera Disuntik Vaksin Pfizer
Vaksin tersebut, memang harus disimpan di lemari penyimpanan dengan suhu minus 90 derajat. Sementara DKK Kudus, hanya mempunyai lemari penyimpanan dengan suhu minus 20 derajat saja.
“Sehingga masa kedaluwarsanya maju, ini mau tak mau harus segera kami suntikkan ke lansia,” kata Badai.
Baca: MUI: Vaksin Pfizer Haram tapi Diperbolehkan, Karena Darurat
DKK sendiri sebelumnya mengalokasikan sebanyak 30 ribu dosis vaksin tersebut untuk lansia. Kemudian sisanya digunakan untuk kategori lainnya.
Namun mengingat masih rendahnya capaian vaksinasi pada kategori tersebut, maka semua alokasi vaksin hasil kerja sama Jerman dan Negeri Paman Sam tersebut dialokasikan semua ke kategori lansia.
“Ketika itu berhasil disuntikkan semua ke lansia, maka capaian vaksinasi di Kudus akan mencapai 70 persen,” pungkasnya.
Baca: Ribuan Vaksin Covid-19 AstraZeneca di Kudus Kedaluwarsa
Sementara data sampai saat ini, berdasar perhitungan manual DKK, capaian vaksinasi pada kategori lansia baru mencapai 36 persen. Namun, data yang tertera KPCPEN vaksin, baru skitar 32 persen.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha