Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Kudus – Tingkat kerawanan bencana alam di Kabupaten kudus pada musim hujan ini diperkirakan jauh lebih parah ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, prediksi curah hujan di Jateng termasuk Kudus akan meningkat 40 persen, dan ada fenomena La Nina.

Bupati Kudus HM Hartopo pun mengharapkan kesiapan semua elemen di Kabupaten Kudus untuk menanggulangi bencana.

“Semua harus siap, belajar dari tahun lalu dan jangan ada yang lengah,” tegas Bupati Hartopo saat rapat koordinasi terkait penanggulangan bencana, Selasa (2/11/2021).

Semua kesiapan terkait penanggulangan bencana mulai dari dapur umum, obat-obatan, hingga lokasi pengungsian pun diminta untuk segera disiapkan. Sehingga tak ada lagi kata terlambat ketika bencana datang tiba-tiba.

“Harus ada kerja sama yang baik. Kekompakan dan sinergitas di tingkat kecamatan dan desa harus ditingkatkan kembali,” ujarnya.

Baca: La Nina Numpang Lewat, BMKG dan BNPB Beri Warning

Masyarakat di daerah rawan bencana juga diminta kesadarannya untuk membersihkan saluran-saluran yang berpotensi menimbulkan sumbatan yang bisa memicu banjir.

“Masyarakat daerah atas juga diharapkan waspada adanya tanah yang terbawa aliran hujan, karena di atas kan gundul itu, harus ada kesadaran bersama untuk ini,” pungkas dia.
“Masyarakat daerah atas juga diharapkan waspada adanya tanah yang terbawa aliran hujan, karena di atas kan gundul itu, harus ada kesadaran bersama untuk ini,” pungkas dia.Kasi Pengendalian Kebencanaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Wiyoto menyampaikan, hujan pada bulan-bulan ini dan yang akan datang sebenarnya adalah hujan yang normal.Baca: Waspada! Desa-Desa di Kudus Ini Rawan BanjirHanya, ketika ada fenomena La Nina, itulah yang harus diwaspadai bersama. “Oleh karena itu, sementara kegiatan kami difokuskan untuk pencegahan longsor dan banjir,” kata dia.Sejumlah titik yang dianggap menjadi biang pun mendapat perhatian lebih. Seperti Sungai Piji, Sungai Dawe, dan Sungai Wulan.“Itu yang biasanya menyebabkan banjir ya, sementara yang longsor berada di daerah atas seperti di Kambangan, Japan, dan Rahtawu kami pasang alat untuk memantau pergerakan tanahnya,” pungkasnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler