Kudus Minim Tenaga Khusus Vaksinator Covid-19
Anggara Jiwandhana
Rabu, 3 November 2021 10:44:46
MURIANEWS, Kudus – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) menyebutkan jika jumlah vaksinator yang khusus dalam bidang vaksinasi di Kabupaten Kudus minim. Vaksinator Covid-19 saat ini, kebanyakan diambilkan dari tenaga teknis kesehatan lainnya.
Sehingga dalam pelaksanaannya di lapangan, harus ada penjadwalan yang terstruktur karena tenaga teknis tersebut juga memiliki pekerjaan pokoknya di luar vaksinasi.
“Memang saat ini bukanlah vaksinator asli, ada yang bidan ada yang dokter juga ada yang bidang lainnya seperti perawat, sehingga ketika ada proses vaksinasi kegiatan aslinya berhenti,” kata Kepala DKK
Kudus Badai Ismoyo, Rabu (3/11/2021).
Walau demikian, pihaknya memastikan tidak ada kendala baik dalam hal pelayanan kesehatan maupun vaksinasi. Kudus sendiri, kata Badai, biasanya mendapat alokasi sekitar enam ribu dosis vaksin Covid-19 per pekannya.
“Dari berbagai jenis vaksin ya, tidak hanya satu macam vaksin saja, itu kemudian bisa didistribusikan dan ditangani dengan baik,” ujarnya.
Baca: Ribuan Vaksin Covid-19 AstraZeneca di Kudus KedaluwarsaPemkab Kudus sendiri, kini tengah mengebut penyuntikan vaksin jenis Pfizer kepada warga lanjut usia (lansia) di Kota Kretek. Pasalnya, vaksin tersebut akan kedaluwarsa di akhir bulan ini.
“Kami punya waktu sekitar 26 hari untuk menyuntikkan 42 ribu dosis ke lansia di Kudus, itu masa sebelum vaksin tersebut kedaluwarsa,” tuturnya.
Baca: 42 Ribu Vaksin Pfizer di Kudus Cepat Kedaluwarsa, Ini SebabnyaBadai mengatakan, satu hal yang menyebabkan vaksin tersebut kedaluwarsa dengan cepat adalah karena tak adanya alat penyimpanan yang sesuai standar internasional.Vaksin tersebut, imbuh dia, memang harus disimpan di lemari penyimpanan dengan suhu minus 90 derajat. Sementara DKK Kudus, hanya mempunyai lemari penyimpanan dengan suhu minus 20 derajat saja.“Sehingga masa kedaluwarsanya maju, ini mau tak mau harus segera kami suntikkan ke lansia,” pungkas Badai. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_250572" align="alignnone" width="1280"]

Salah satu nakes yang diperbantukan menjadi vaksinator Covid-19 di Kudus. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) menyebutkan jika jumlah vaksinator yang khusus dalam bidang vaksinasi di Kabupaten Kudus minim. Vaksinator Covid-19 saat ini, kebanyakan diambilkan dari tenaga teknis kesehatan lainnya.
Sehingga dalam pelaksanaannya di lapangan, harus ada penjadwalan yang terstruktur karena tenaga teknis tersebut juga memiliki pekerjaan pokoknya di luar vaksinasi.
“Memang saat ini bukanlah vaksinator asli, ada yang bidan ada yang dokter juga ada yang bidang lainnya seperti perawat, sehingga ketika ada proses vaksinasi kegiatan aslinya berhenti,” kata Kepala DKK
Kudus Badai Ismoyo, Rabu (3/11/2021).
Walau demikian, pihaknya memastikan tidak ada kendala baik dalam hal pelayanan kesehatan maupun vaksinasi. Kudus sendiri, kata Badai, biasanya mendapat alokasi sekitar enam ribu dosis vaksin Covid-19 per pekannya.
“Dari berbagai jenis vaksin ya, tidak hanya satu macam vaksin saja, itu kemudian bisa didistribusikan dan ditangani dengan baik,” ujarnya.
Baca: Ribuan Vaksin Covid-19 AstraZeneca di Kudus Kedaluwarsa
Pemkab Kudus sendiri, kini tengah mengebut penyuntikan vaksin jenis Pfizer kepada warga lanjut usia (lansia) di Kota Kretek. Pasalnya, vaksin tersebut akan kedaluwarsa di akhir bulan ini.
“Kami punya waktu sekitar 26 hari untuk menyuntikkan 42 ribu dosis ke lansia di Kudus, itu masa sebelum vaksin tersebut kedaluwarsa,” tuturnya.
Baca: 42 Ribu Vaksin Pfizer di Kudus Cepat Kedaluwarsa, Ini Sebabnya
Badai mengatakan, satu hal yang menyebabkan vaksin tersebut kedaluwarsa dengan cepat adalah karena tak adanya alat penyimpanan yang sesuai standar internasional.
Vaksin tersebut, imbuh dia, memang harus disimpan di lemari penyimpanan dengan suhu minus 90 derajat. Sementara DKK Kudus, hanya mempunyai lemari penyimpanan dengan suhu minus 20 derajat saja.
“Sehingga masa kedaluwarsanya maju, ini mau tak mau harus segera kami suntikkan ke lansia,” pungkas Badai.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha