Citra Mojodadi Kudus Beralih dari Prostitusi ke Sentra Ternak
Anggara Jiwandhana
Sabtu, 27 November 2021 16:32:02
MURIANEWS, Kudus – Lokalisasi Mojodadi Kudus yang terkenal di era sebelum reformasi kini telah berganti wajah. Tanpa meninggalkan namanya, warga setempat membubuhkan imbuhan
farm di belakangnya dan menjadikannya lahan peternakan bersama.
Total, kini ada 30-an peternak dengan belasan kandang yang didirikan kawasan yang kini di-
branding Mojodadi farm tersebut. Ada yang beternak kambing, domba, kerbau, hingga ayam di lahan seluas dua hektare yang terletak di di RT 4/RW 7 Dukuh Sukoharjo, Desa Gribig, Gebog, Kudus itu.
Pemerintah setempat pun mengapresiasi langkah dari pemerintah desa. Begitu pula dengan para peternak yang serius ingin mengubah citra kawasan suram tersebut dengan menjadikannya sentra ternak.
“Tempat ini dulu sangat dipandang negatif ya hingga akhirnya dirobohkan dan akhirnya berdiri sentra ternak di tahun 2019 lalu,” kata Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus, Agus Setiawan, Sabtu (27/11/2021).
Dia pun memaparkan jika Desa Gribig memang punya potensi untuk menjadi sentra ternak. Karena pada dasarnya, banyak warganya yang memelihara beraneka hewan ternak.
Namun saat itu, mereka masih memeliharanya di rumah. Sehingga tidak tersentral.
“Akhirnya dari kami yang kebetulan juga melakukan pembinaan di wilayah ini menyarankan agar dibentuk wadahnya ya tempat dan asosiasinya jadi satu, karena akan efektif dan efisien bila pendampingan dilakukan secara komunal,” lanjut Agus.
Baca: Mojodadi, Lokalisasi Kondang di Kudus yang Jadi Sentra Wedus
Baca: Mojodadi, Lokalisasi Kondang di Kudus yang Jadi Sentra WedusAgus menambahkan, ketika pembinaan dilakukan di satu tempat, semua hal yang berkaitan dengan hewan ternak para peternak bisa terkontrol dengan cepat. Pun dengan komunikasi sesama peternak juga lebih enak.“Akhirnya kami ikut merumuskan dengan pemerintah desa dan kemudian menyetujui ini dan jadilah ini, lokalisasi ternak,” tuturnya.Di awal pembentukan sendiri, hanya ada enam orang peternak dengan ternak ayam petelurnya yang membuat kandang.Kemudian semakin ke sini semakin bertambah. Hingga akhirnya ada 30-an peternak lebih yang bergabung di kelompok ternak ini.“Dari kami mendorong dan akan membantu memfasilitasi mereka untuk mengembangkannya ke sentra pertanian dan peternakan organik ya, jadi kotoran ternak mereka akan menjadi pupuk bagi pertanian,” pungkas dia. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_255101" align="alignleft" width="1280"]

Kabid Peternakan Dispertan Kudus, Agus Setiawan (putih) berdialog dengan salah satu peternak Mojodadi Farm. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Lokalisasi Mojodadi Kudus yang terkenal di era sebelum reformasi kini telah berganti wajah. Tanpa meninggalkan namanya, warga setempat membubuhkan imbuhan
farm di belakangnya dan menjadikannya lahan peternakan bersama.
Total, kini ada 30-an peternak dengan belasan kandang yang didirikan kawasan yang kini di-
branding Mojodadi farm tersebut. Ada yang beternak kambing, domba, kerbau, hingga ayam di lahan seluas dua hektare yang terletak di di RT 4/RW 7 Dukuh Sukoharjo, Desa Gribig, Gebog, Kudus itu.
Pemerintah setempat pun mengapresiasi langkah dari pemerintah desa. Begitu pula dengan para peternak yang serius ingin mengubah citra kawasan suram tersebut dengan menjadikannya sentra ternak.
“Tempat ini dulu sangat dipandang negatif ya hingga akhirnya dirobohkan dan akhirnya berdiri sentra ternak di tahun 2019 lalu,” kata Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus, Agus Setiawan, Sabtu (27/11/2021).
Dia pun memaparkan jika Desa Gribig memang punya potensi untuk menjadi sentra ternak. Karena pada dasarnya, banyak warganya yang memelihara beraneka hewan ternak.
Namun saat itu, mereka masih memeliharanya di rumah. Sehingga tidak tersentral.
“Akhirnya dari kami yang kebetulan juga melakukan pembinaan di wilayah ini menyarankan agar dibentuk wadahnya ya tempat dan asosiasinya jadi satu, karena akan efektif dan efisien bila pendampingan dilakukan secara komunal,” lanjut Agus.
Baca: Mojodadi, Lokalisasi Kondang di Kudus yang Jadi Sentra Wedus
Agus menambahkan, ketika pembinaan dilakukan di satu tempat, semua hal yang berkaitan dengan hewan ternak para peternak bisa terkontrol dengan cepat. Pun dengan komunikasi sesama peternak juga lebih enak.
“Akhirnya kami ikut merumuskan dengan pemerintah desa dan kemudian menyetujui ini dan jadilah ini, lokalisasi ternak,” tuturnya.
Di awal pembentukan sendiri, hanya ada enam orang peternak dengan ternak ayam petelurnya yang membuat kandang.
Kemudian semakin ke sini semakin bertambah. Hingga akhirnya ada 30-an peternak lebih yang bergabung di kelompok ternak ini.
“Dari kami mendorong dan akan membantu memfasilitasi mereka untuk mengembangkannya ke sentra pertanian dan peternakan organik ya, jadi kotoran ternak mereka akan menjadi pupuk bagi pertanian,” pungkas dia.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha