Berkat Iseng Bikin Fogging Mini, Mantan Sopir di Kudus Ini Raup Cuan Hingga Puluhan Juta
Anggara Jiwandhana
Selasa, 11 Januari 2022 17:48:13
MURIANEWS, Kudus – Sukses menciptakan alat fogging mini, mantan sopir perusahaan di
Kudus, Heru Risyanto kebanjiran cuan hingga puluhan juta. Cuan itu hasil penjualan alat fogging mini yang diciptakan.
Pada awak media, Heru menyebut alat fogging rakitannya itu kini telah melalangbuana. Penjualannya bahkan tak hanya dari desa ke desa atau antarkabupaten saja, namun sudah sampai ke beberapa pulau di Indonesia.
Di Desember 2021 lalu, ia sudah memasarkan 200 unit fogging mininya ke berbagai daerah.
“Desember kemarin mencapai 200an kalau musim kemarau memang agak menurun setengahnya, tapi masih lumayan,” ujarnya.
Setelah ramai pesanan, rumahnya pun kini dijadikan bengkel pembuatan. Perhari, dia bisa memproduksi sekitar sepuluhan alat fogging mini yang kemudian dijual Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu per unitnya.
“Biasanya nanti kami beri bonus obatnya,” katanya.
Baca juga: Awalnya Iseng, Mantan Sopir di Kudus Sukses Ciptakan Alat Fogging MiniHeru menceritakan, pembuatan alat fogging mini itu sudah dilakukan sejak dua tahun terakhir. Saat itu, ia iseng membuat alat untuk memberantas nyamuk-nyamuk di rumahnya.
Ia membuat itu karena keterbatasannya mengakses alat fogging milik pemerintah. Padahal, rumahnya cukup rendah dan membuat banyak nyamuk bersarang di sana.
Dengan modal seadanya, ia mencoba membuat mesin itu sendiri. Mulanya ia terinspirasi dengan rokok elektrik vape.
Melihat cara kerja vape yang simpel, yakni mengubah cairan menjadi asap. Ia kemudian mempelajarinya dari internet dan mencoba mengembangkannya menjadi alat fogging mini.
“Berbekal alat-alat seadanya seperti pompa kecil, koil penghantar panas, selang, hingga tabung sprayer,” katanya.
“Berbekal alat-alat seadanya seperti pompa kecil, koil penghantar panas, selang, hingga tabung sprayer,” katanya.Dengan alat seadanya itu, ia coba merakit prototipe pertamanya. Dalam prosesnya, memang tak berjalan lancar.
Baca juga: Tujuh Orang di Pasuruhan Lor Kudus Terserang DBD, Fogging DigencarkanTernyata koil penghantar panas yang digunakan untuk mengubah cairan menjadi asap sering meleleh. Ia pun berpikir keras agar koil pemanasnya itu tak leleh karena kepanasan.“Waktu itu memakai tembaga, namun, saat diaplikasikan untuk tiga sampai empat rumah koilnya malah sudah terbakar,” lanjutnya.Heru kemudian, mempelajari lagi koil penghantar panasnya itu. Ia kemudian mencoba menggunakan bahan yang lebih baik dan berharap eksperimennya berhasil.Menurutnya, butuh sekitar dua bulan, guna mencari komponen yang pas untuk dijadikan komponen utama mesin fogging mini itu.“Saya buat sendiri, saya bentuk sedemikian rupa, mirip seperti komponen vape dan akhirnya bisa. Koil tersebut bisa tahan sampai satu atau bahkan dua kampung sekaligus," imbuhnya.Setelah mesin fogging mininya sudah seratus persen dia pun kemudian mencoba memasarkannya secara
getok tular (informasi dari mulut ke mulut) maupun di toko online. Tanggapannya pun diakuinya sangat bagus.Karyanya pun diapresiasi oleh Ketua DPRD Kudus Masan. Dia, kemudian diundang ke ruang fraksi PDIP untuk menjelaskan bagaimana mesin tersebut bekerja dan bisa digunakan untuk penyemprotan guna membasmi nyamuk demam berdarah, atau dalam istilahnya, fogging. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_264401" align="alignleft" width="1280"]

Heru (merah) menunjukkan alat fogging mini ciptaannya, Selasa (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Sukses menciptakan alat fogging mini, mantan sopir perusahaan di
Kudus, Heru Risyanto kebanjiran cuan hingga puluhan juta. Cuan itu hasil penjualan alat fogging mini yang diciptakan.
Pada awak media, Heru menyebut alat fogging rakitannya itu kini telah melalangbuana. Penjualannya bahkan tak hanya dari desa ke desa atau antarkabupaten saja, namun sudah sampai ke beberapa pulau di Indonesia.
Di Desember 2021 lalu, ia sudah memasarkan 200 unit fogging mininya ke berbagai daerah.
“Desember kemarin mencapai 200an kalau musim kemarau memang agak menurun setengahnya, tapi masih lumayan,” ujarnya.
Setelah ramai pesanan, rumahnya pun kini dijadikan bengkel pembuatan. Perhari, dia bisa memproduksi sekitar sepuluhan alat fogging mini yang kemudian dijual Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu per unitnya.
“Biasanya nanti kami beri bonus obatnya,” katanya.
Baca juga: Awalnya Iseng, Mantan Sopir di Kudus Sukses Ciptakan Alat Fogging Mini
Heru menceritakan, pembuatan alat fogging mini itu sudah dilakukan sejak dua tahun terakhir. Saat itu, ia iseng membuat alat untuk memberantas nyamuk-nyamuk di rumahnya.
Ia membuat itu karena keterbatasannya mengakses alat fogging milik pemerintah. Padahal, rumahnya cukup rendah dan membuat banyak nyamuk bersarang di sana.
Dengan modal seadanya, ia mencoba membuat mesin itu sendiri. Mulanya ia terinspirasi dengan rokok elektrik vape.
Melihat cara kerja vape yang simpel, yakni mengubah cairan menjadi asap. Ia kemudian mempelajarinya dari internet dan mencoba mengembangkannya menjadi alat fogging mini.
“Berbekal alat-alat seadanya seperti pompa kecil, koil penghantar panas, selang, hingga tabung sprayer,” katanya.
Dengan alat seadanya itu, ia coba merakit prototipe pertamanya. Dalam prosesnya, memang tak berjalan lancar.
Baca juga: Tujuh Orang di Pasuruhan Lor Kudus Terserang DBD, Fogging Digencarkan
Ternyata koil penghantar panas yang digunakan untuk mengubah cairan menjadi asap sering meleleh. Ia pun berpikir keras agar koil pemanasnya itu tak leleh karena kepanasan.
“Waktu itu memakai tembaga, namun, saat diaplikasikan untuk tiga sampai empat rumah koilnya malah sudah terbakar,” lanjutnya.
Heru kemudian, mempelajari lagi koil penghantar panasnya itu. Ia kemudian mencoba menggunakan bahan yang lebih baik dan berharap eksperimennya berhasil.
Menurutnya, butuh sekitar dua bulan, guna mencari komponen yang pas untuk dijadikan komponen utama mesin fogging mini itu.
“Saya buat sendiri, saya bentuk sedemikian rupa, mirip seperti komponen vape dan akhirnya bisa. Koil tersebut bisa tahan sampai satu atau bahkan dua kampung sekaligus," imbuhnya.
Setelah mesin fogging mininya sudah seratus persen dia pun kemudian mencoba memasarkannya secara
getok tular (informasi dari mulut ke mulut) maupun di toko online. Tanggapannya pun diakuinya sangat bagus.
Karyanya pun diapresiasi oleh Ketua DPRD Kudus Masan. Dia, kemudian diundang ke ruang fraksi PDIP untuk menjelaskan bagaimana mesin tersebut bekerja dan bisa digunakan untuk penyemprotan guna membasmi nyamuk demam berdarah, atau dalam istilahnya, fogging.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Zulkifli Fahmi