Kudus Alami Inflasi 0,77 persen, Ini Penyebabnya
Anggara Jiwandhana
Rabu, 9 Februari 2022 07:00:41
MURIANEWS, Kudus – Kabupaten
Kudus mengalami inflasi sebesar 0,77 persen pada Januari 2022. Adapun indeks harga konsumen (IHK) yang terjadi yakni sebesar 107,14.
Angka itu lebih besar dibandingkan beberapa kabupate/kota di Jawa Tengah. Terdekat, ada Kota Tegal dengan inflasi 0,70 persen. Kemudian Kota Cilacap 0,66 persen.
Kemudian Kota Surakarta yang juga mengalami inflasi sebesar 0,41 persen, dan Kota Semarang sebesar 0,31 persen. Angka inflasi tersebut pula, juga jauh lebih tinggi dibanding angka inflasi Jawa Tengah dan Indonesia secara keseluruhan.
Baca Juga: Kudus Alami Inflasi 0,50 Persen di Bulan Desember 2021Jawa Tengah sendiri, pada Januari mengalami inflasi sebesar 0,43 persen dengan indeks harga sebesar 107,76. Sedangkan di tingkat Nasional mengalami inflasi sebesar 0,56 persen dengan indeks harga sebesar 108,26.
Kepala Badan Pusat Statistik Kudus Rahmadi Agus Santosa menyampaikan, pemicu tingginya inflasi di Kudus pada Januari adalah karena naiknya harga barang-barang di sembilan kelompok pengeluaran.
Adapun sembilan kelompok pengeluaran itu adalah kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya yang menyumbang inflasi sebesar 0,10 persen, kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar 0,19 persen, serta kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 0,29 persen.
Kelompok yang menyumbang inflasi lainnya adalah kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 0,04 persen, kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya sebesar 0,02 persen, dan kelompok Transportasi sebesar 0,08 persen.
Kelompok yang menyumbang inflasi lainnya adalah kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 0,04 persen, kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya sebesar 0,02 persen, dan kelompok Transportasi sebesar 0,08 persen.Selanjutnya, adalah kelompok Kesehatan sebesar 0,01 persen, kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/ Restoran sebesar 0,03 persen, dan kelompok Pakaian dan Alas Kaki sebesar 0,0032 persen.“Adapun komoditas yang menyebabkannya adalah kenaikan di harga minyak goreng, sepeda motor, beras, upah tukang bukan mandor, daging ayam ras, mobil, roti manis, bawang merah, bahkan nasi dengan lauk juga ikut naik,” kata dia Selasa (8/2/2022).Rahmadi menambahkan, ada dua kelompok yang tidak mengalami kenaikan. Satu di antaranya juga menyumbang deflasi, yakni Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan yang mengalami penurunan sebesar 0,01 persen.“Sementara kelompok pengeluaran Pendidikan masih stabil,” pungkasnya.Tingkat inflasi pada Januari tahun kalender 2022 sebesar 0,77 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2022 terhadap Januari 2021) sebesar 2,10 persen. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_136897" align="alignleft" width="715"]

ilustrasi[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Kabupaten
Kudus mengalami inflasi sebesar 0,77 persen pada Januari 2022. Adapun indeks harga konsumen (IHK) yang terjadi yakni sebesar 107,14.
Angka itu lebih besar dibandingkan beberapa kabupate/kota di Jawa Tengah. Terdekat, ada Kota Tegal dengan inflasi 0,70 persen. Kemudian Kota Cilacap 0,66 persen.
Kemudian Kota Surakarta yang juga mengalami inflasi sebesar 0,41 persen, dan Kota Semarang sebesar 0,31 persen. Angka inflasi tersebut pula, juga jauh lebih tinggi dibanding angka inflasi Jawa Tengah dan Indonesia secara keseluruhan.
Baca Juga: Kudus Alami Inflasi 0,50 Persen di Bulan Desember 2021
Jawa Tengah sendiri, pada Januari mengalami inflasi sebesar 0,43 persen dengan indeks harga sebesar 107,76. Sedangkan di tingkat Nasional mengalami inflasi sebesar 0,56 persen dengan indeks harga sebesar 108,26.
Kepala Badan Pusat Statistik Kudus Rahmadi Agus Santosa menyampaikan, pemicu tingginya inflasi di Kudus pada Januari adalah karena naiknya harga barang-barang di sembilan kelompok pengeluaran.
Adapun sembilan kelompok pengeluaran itu adalah kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya yang menyumbang inflasi sebesar 0,10 persen, kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar 0,19 persen, serta kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 0,29 persen.
Kelompok yang menyumbang inflasi lainnya adalah kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 0,04 persen, kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya sebesar 0,02 persen, dan kelompok Transportasi sebesar 0,08 persen.
Selanjutnya, adalah kelompok Kesehatan sebesar 0,01 persen, kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/ Restoran sebesar 0,03 persen, dan kelompok Pakaian dan Alas Kaki sebesar 0,0032 persen.
“Adapun komoditas yang menyebabkannya adalah kenaikan di harga minyak goreng, sepeda motor, beras, upah tukang bukan mandor, daging ayam ras, mobil, roti manis, bawang merah, bahkan nasi dengan lauk juga ikut naik,” kata dia Selasa (8/2/2022).
Rahmadi menambahkan, ada dua kelompok yang tidak mengalami kenaikan. Satu di antaranya juga menyumbang deflasi, yakni Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan yang mengalami penurunan sebesar 0,01 persen.
“Sementara kelompok pengeluaran Pendidikan masih stabil,” pungkasnya.
Tingkat inflasi pada Januari tahun kalender 2022 sebesar 0,77 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2022 terhadap Januari 2021) sebesar 2,10 persen.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Zulkifli Fahmi