mengalami lonjakan yang signifikan. Lonjakan ini diduga sudah terjadi transmisi lokal
.
, Selasa (15/2/2022) pukul 11.30, jumlahnya mencapai 210 pasien aktif.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 184 pasien menjalani isolasi mandiri dan 26 pasien sisanya menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit rujukan penanganan
.
Data itu dimungkinkan akan bertambah lagi dikarenakan masih ada 63 suspek yang kini masih menunggu hasil swab PCR-nya.
Mereka, sebelumnya dinyatakan reaktif swab antigen dan butuh penegakan status dengan menggunakan swab PCR.
Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan angka positivity rate Kabupaten Kudus naik 13 persen. Jumlah tersebut pun melonjak dari awal tahun ini yang tidak sampai seratus persen.
Walaupun begitu, Hartopo memastikan untuk ketersediaan tempat tidur masih aman. Dia mengatakan saat ini keterisian rumah sakit masih sekitar 25 persen saja.“BOR rumah sakitnya baru terisi 25 persen, angka kematiannya juga masih minim,” ujar Hartopo saat ditemui awak media di Gedung JHK Kudus, Selasa (15/2/2022).Terkait kenaikan kasus ini, Hartopo mengatakan ada sejumlah klaster yang menyumbang cukup banyak pasien baru. Mulai dari klaster keluarga, klaster sekolah, klaster perkantoran, hingga klaster pabrik.“Namun yang paling banyak adalah klaster keluarga, masih mendominasi,” imbuhnya.Atas temuan tersebut, Hartopo mengharapkan masyarakat Kudus kembali meningkatkan kewaspadaan pada penularan Covid-19. Penerapan protokol kesehatan juga diharapakan bisa diterapkan dengan ketat oleh masyarakat.Hartopo mengatakan, Pemkab akan melakukan treatment yang sama seperti penanganan varian delta. Penyiapan isolasi terpusat hingga penyiagaan ratusan tempat tidur isolasi di semua rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 pun akan segera dilakukan. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_267516" align="alignleft" width="1280"]

Dua petugas lab tengah bekerja di dalam laboratorium biomolekuler RSUD Loekmono Hadi Kudus (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Jumlah kasus
Covid-19 di Kabupaten
Kudus mengalami lonjakan yang signifikan. Lonjakan ini diduga sudah terjadi transmisi lokal
Omicron.
Berdasarkan laman
corona.kuduskab.go.id yang dilihat
MURIANEWS, Selasa (15/2/2022) pukul 11.30, jumlahnya mencapai 210 pasien aktif.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 184 pasien menjalani isolasi mandiri dan 26 pasien sisanya menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit rujukan penanganan
Covid-19.
Baca juga: Waspada! Transmisi Lokal Omicron Diduga Sudah Terjadi di Kudus
Data itu dimungkinkan akan bertambah lagi dikarenakan masih ada 63 suspek yang kini masih menunggu hasil swab PCR-nya.
Mereka, sebelumnya dinyatakan reaktif swab antigen dan butuh penegakan status dengan menggunakan swab PCR.
Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan angka positivity rate Kabupaten Kudus naik 13 persen. Jumlah tersebut pun melonjak dari awal tahun ini yang tidak sampai seratus persen.
Baca juga: Kasus Covid-19 Kudus Ngegas, Bupati: Jangan Wisata ke Luar Daerah Dulu
Walaupun begitu, Hartopo memastikan untuk ketersediaan tempat tidur masih aman. Dia mengatakan saat ini keterisian rumah sakit masih sekitar 25 persen saja.
“BOR rumah sakitnya baru terisi 25 persen, angka kematiannya juga masih minim,” ujar Hartopo saat ditemui awak media di Gedung JHK Kudus, Selasa (15/2/2022).
Terkait kenaikan kasus ini, Hartopo mengatakan ada sejumlah klaster yang menyumbang cukup banyak pasien baru. Mulai dari klaster keluarga, klaster sekolah, klaster perkantoran, hingga klaster pabrik.
“Namun yang paling banyak adalah klaster keluarga, masih mendominasi,” imbuhnya.
Atas temuan tersebut, Hartopo mengharapkan masyarakat Kudus kembali meningkatkan kewaspadaan pada penularan Covid-19. Penerapan protokol kesehatan juga diharapakan bisa diterapkan dengan ketat oleh masyarakat.
Hartopo mengatakan, Pemkab akan melakukan treatment yang sama seperti penanganan varian delta. Penyiapan isolasi terpusat hingga penyiagaan ratusan tempat tidur isolasi di semua rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 pun akan segera dilakukan.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Zulkifli Fahmi