Wakil Ketua MPR: Batik Jadi Alat Diplomasi Presiden Soeharto
Anggara Jiwandhana
Kamis, 17 Februari 2022 14:58:14
MURIANEWS, Kudus – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat hadir dalam seminar sekaligus pameran batik khas Kudus yang diselenggarakan oleh Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), Kamis (17/2/2022).
Mbak Rerie, sapaan akrab Lestari, Hadir melalui
zoom meeting di acara yang dihelat di Gedung Menara Kudus itu.
Dalam sambutannya, dia mengatakan bila sudah saatnya batik khas Kota Kretek itu mendunia karena keindahan dan kualitasnya.
“Sudah saatnya batik Kudus mendunia. Seminar ini juga kami apresiasi dan semoga bisa berlanjut tahun depan dengan membawa pecinta batik dari berbagai penjuru Indonesia,” ujar dia.
Dia pun menceritakan di zaman pemerintahan Presiden Soeharto, batik sempat menjadi alat diplomasi pemerintah. Tepatnya saat perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang saat itu digelar di Indonesia.
Baca: Batik Kudus Tak Sekadar Motif MenaraPresiden Soeharto, lanjut Reri, saat itu memerintahkan perajin batik untuk membuat kain yang akan digunakan para pejabat tinggi negara lain yang mengikuti KTT. Hingga akhirnya, tren tersebut terus berjalan sampai saat ini, bahkan tak hanya di Indonesia saja.
“Tapi semua negara yang menyelenggarakan biasanya menyediakan kain khas negaranya masing-masing, ini dimulai dari Indonesia, karena inilah mari lestarikan batik yang saat ini telah dipatenkan UNESCO yang merupakan budaya Indonesia,” terangnya.
“Tapi semua negara yang menyelenggarakan biasanya menyediakan kain khas negaranya masing-masing, ini dimulai dari Indonesia, karena inilah mari lestarikan batik yang saat ini telah dipatenkan UNESCO yang merupakan budaya Indonesia,” terangnya.
Baca: Legenda Batik Bakaran Pati yang Kini jadi Warisan Budaya NasionalLebih lanjut, dia juga mengucapkan terima kasih kepada para perajin batik di Kabupaten Kudus. Apalagi saat ini, banyak perajin yang mau mengangkat corak-corak batik yang tenggelam dimakan zaman.“Sehingga batik ini tidak hanya menjadi sebuah kain saja, melainkan menjadi sebuah karya seni yang bermakna tinggi,” katanya.Ketua TP PKK Kabupaten Kudus Mawar Hartopo turut mengajak generasi muda untuk melesetarikan batik, baik memakai maupun membuatnya. Menurut Mawar, memakai batik tak selalu kelihatan tua. Apalagi saat ini banyak anak muda yang kerap memadu padankan gaya.“Sehingga bisa kelihatan sangat modis, jadi jangan ragu untuk mengenakan batik,” tandasnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_272957" align="alignleft" width="1280"]

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat memberi sambutan melalui zoom meeting dalam seminar batik khas Kudus. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat hadir dalam seminar sekaligus pameran batik khas Kudus yang diselenggarakan oleh Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), Kamis (17/2/2022).
Mbak Rerie, sapaan akrab Lestari, Hadir melalui
zoom meeting di acara yang dihelat di Gedung Menara Kudus itu.
Dalam sambutannya, dia mengatakan bila sudah saatnya batik khas Kota Kretek itu mendunia karena keindahan dan kualitasnya.
“Sudah saatnya batik Kudus mendunia. Seminar ini juga kami apresiasi dan semoga bisa berlanjut tahun depan dengan membawa pecinta batik dari berbagai penjuru Indonesia,” ujar dia.
Dia pun menceritakan di zaman pemerintahan Presiden Soeharto, batik sempat menjadi alat diplomasi pemerintah. Tepatnya saat perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang saat itu digelar di Indonesia.
Baca: Batik Kudus Tak Sekadar Motif Menara
Presiden Soeharto, lanjut Reri, saat itu memerintahkan perajin batik untuk membuat kain yang akan digunakan para pejabat tinggi negara lain yang mengikuti KTT. Hingga akhirnya, tren tersebut terus berjalan sampai saat ini, bahkan tak hanya di Indonesia saja.
“Tapi semua negara yang menyelenggarakan biasanya menyediakan kain khas negaranya masing-masing, ini dimulai dari Indonesia, karena inilah mari lestarikan batik yang saat ini telah dipatenkan UNESCO yang merupakan budaya Indonesia,” terangnya.
Baca: Legenda Batik Bakaran Pati yang Kini jadi Warisan Budaya Nasional
Lebih lanjut, dia juga mengucapkan terima kasih kepada para perajin batik di Kabupaten Kudus. Apalagi saat ini, banyak perajin yang mau mengangkat corak-corak batik yang tenggelam dimakan zaman.
“Sehingga batik ini tidak hanya menjadi sebuah kain saja, melainkan menjadi sebuah karya seni yang bermakna tinggi,” katanya.
Ketua TP PKK Kabupaten Kudus Mawar Hartopo turut mengajak generasi muda untuk melesetarikan batik, baik memakai maupun membuatnya. Menurut Mawar, memakai batik tak selalu kelihatan tua. Apalagi saat ini banyak anak muda yang kerap memadu padankan gaya.
“Sehingga bisa kelihatan sangat modis, jadi jangan ragu untuk mengenakan batik,” tandasnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha