Selain dari Tiongkok, Investor Lokal Juga Tertarik Lahan eks-Matahari Kudus
Anggara Jiwandhana
Selasa, 8 Maret 2022 17:03:25
MURIANEWS, Kudus – Lahan bekas bangunan Mal Matahari Kudus dilirik oleh seorang investor dalam negeri. Namun ketertarikannya tersebut dimungkinkan belum bisa ditindak lanjuti untuk sementara waktu.
Hal tersebut dikarenakan Pemerintah Kabupaten Kudus masih terikat Memorandum of Understanding (MoU) dengan investor asal Tiongkok, Holly Cheng selama enam bulan ke depan.
“Ada lagi satu investor masuk. Dia tertarik memanfaatkan lahan Mal Matahari, tapi kami memang ada MoU dengan investor Tiongkok kemarin. Sehingga ini nanti dimungkinkan dia (investor dalam negeri, red) menunggu enam bulan dulu,” kata Bupati Kudus HM Hartopo, Selasa (8/3/2022).
Dia menyebut, pemkab akan terus berupaya meningkatkan komunikasi dengan sejumlah investor lainnya. Dengan begitu, bila terjadi kemungkinan investor lepas maka sudah ada pengganti investor lainnya.
“Kalau nanti yang dari Tiongkok itu selama enam bulan tak ada progres ya kami batalkan,” terangnya.
Baca: Lahan Mangkrak di Kudus Ini Bikin Investor Tiongkok KepincutHartopo sendiri, menginginkan lahan bekas bangunan Mal Matahari tersebut kembali menjadi mal lagi dan bisa menyambung ke Kudus Extension Mall yang berada di sebelah timur lahan tersebut.
Hartopo sendiri, menginginkan lahan bekas bangunan Mal Matahari tersebut kembali menjadi mal lagi dan bisa menyambung ke Kudus Extension Mall yang berada di sebelah timur lahan tersebut.“Kalau dari kami tentunya ingin itu dibangun mal lagi, sementara kalau di Ngasirah itu hotel bintang empat lah minimal,” pungkasnya.
Baca: Investor Tiongkok Dideadline soal eks Matahari dan Ngasirah KudusDiketahui, sejumlah investor asal Tiongkok saat ini tengah melirik Kabupaten Kudus sebagai salah satu wilayah yang akan mereka tanami investasi. Bila benar jadi, Kudus bisa saja ketiban investasi mencapai triliunan rupiah.Adapaun nominal tersebut didapatkan dari sejumlah calon proyek investasi, yakni pengolahan energi terbaharukan di TPA Tanjungrejo, Kereta gantung di Desa Colo-Ternadi-Rahtawu, dan dua lahan mangkrak Ngasirah dan Matahari. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_276802" align="alignleft" width="1280"]

Lahan bekas Mal Matahari Kudus. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Lahan bekas bangunan Mal Matahari Kudus dilirik oleh seorang investor dalam negeri. Namun ketertarikannya tersebut dimungkinkan belum bisa ditindak lanjuti untuk sementara waktu.
Hal tersebut dikarenakan Pemerintah Kabupaten Kudus masih terikat Memorandum of Understanding (MoU) dengan investor asal Tiongkok, Holly Cheng selama enam bulan ke depan.
“Ada lagi satu investor masuk. Dia tertarik memanfaatkan lahan Mal Matahari, tapi kami memang ada MoU dengan investor Tiongkok kemarin. Sehingga ini nanti dimungkinkan dia (investor dalam negeri, red) menunggu enam bulan dulu,” kata Bupati Kudus HM Hartopo, Selasa (8/3/2022).
Dia menyebut, pemkab akan terus berupaya meningkatkan komunikasi dengan sejumlah investor lainnya. Dengan begitu, bila terjadi kemungkinan investor lepas maka sudah ada pengganti investor lainnya.
“Kalau nanti yang dari Tiongkok itu selama enam bulan tak ada progres ya kami batalkan,” terangnya.
Baca: Lahan Mangkrak di Kudus Ini Bikin Investor Tiongkok Kepincut
Hartopo sendiri, menginginkan lahan bekas bangunan Mal Matahari tersebut kembali menjadi mal lagi dan bisa menyambung ke Kudus Extension Mall yang berada di sebelah timur lahan tersebut.
“Kalau dari kami tentunya ingin itu dibangun mal lagi, sementara kalau di Ngasirah itu hotel bintang empat lah minimal,” pungkasnya.
Baca: Investor Tiongkok Dideadline soal eks Matahari dan Ngasirah Kudus
Diketahui, sejumlah investor asal Tiongkok saat ini tengah melirik Kabupaten Kudus sebagai salah satu wilayah yang akan mereka tanami investasi. Bila benar jadi, Kudus bisa saja ketiban investasi mencapai triliunan rupiah.
Adapaun nominal tersebut didapatkan dari sejumlah calon proyek investasi, yakni pengolahan energi terbaharukan di TPA Tanjungrejo, Kereta gantung di Desa Colo-Ternadi-Rahtawu, dan dua lahan mangkrak Ngasirah dan Matahari.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha