Covid-19 di Kudus, Banyak Pasien Meninggal Belum Divaksin
Anggara Jiwandhana
Rabu, 16 Maret 2022 09:25:11
MURIANEWS, Kudus – Pemerintah Kabupaten Kudus mengklaim lonjakan kasus pada gelombang ketiga Covid-19 jenis Omicron saat ini tidak separah gelombang dua varian Delta pertengahan tahun lalu. Baik dari segi jumlah pasien dirawat dan pasien meninggal juga sangat jauh berbeda.
Meski demikian, Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan jika kebanyakan pasien
Covid-19 yang meninggal belum menjalani vaksinasi.
“Pasien meninggal saat ini memang kebanyakan yang belum divaksin baik itu belum sama sekali maupun tidak lengkap atau yang punya komorbid. Kalau Delta dulu kan tidak memandang itu ya,” kata Bupati Kudus HM Hartopo, Rabu (16/3/2022).
Lebih rinci, Hartopo mengatakan untuk jenis golongan yang meninggal dunia memang berasal dari kelompok lanjut usia utamanya yang belum menerima vaksinasi.
Baca: Ini Daftar Lengkap PPKM di JatengSementara untuk perkembangan kasus saat ini, Hartopo juga mengatakan sudah mulai menurun. Bahkan dia mengklaim jika saat ini bisa dikatakan Kudus dalam kondisi ringan.
“Namun juga berat karena penularannya ini kan lebih cepat. Oleh karena itu kita semua harus tetap mengedepankan protokol kesehatan,” ujarnya.
Adapun, penerapan protokol kesehatan yang dia maksud adalah rajin mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.“Serta mari vaksinasi secara lengkap. Dengan begitu tubuh kita bisa lebih kuat untuk menghadapi pandemic ini,” pungkasnya.
Baca: Resmi, Dandangan Kudus Kembali Ditiadakan Tahun IniSementara berdasar data dari
corona.kuduskab.go.id jumlah pasien aktif Covid-19 di Kabupaten Kudus kini ada sebanyak 157 orang. Dari jumlah tersebut ada sebanyak 24 pasien dirawat dan 133 pasien menjalani isolasi mandiri.Kemudian untuk kasus kematian akibat Covid-19 kini menyentuh angka 1.428 orang, sementara untuk kasus pasien sembuh sudah mencapai 16.895 orang. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_227285" align="alignleft" width="1280"]

Nakes RS Mardi Rahayu tengah mendorong peti jenazah pasien covid yang kosong di lorong rumah sakit, beberapa waktu lalu. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Pemerintah Kabupaten Kudus mengklaim lonjakan kasus pada gelombang ketiga Covid-19 jenis Omicron saat ini tidak separah gelombang dua varian Delta pertengahan tahun lalu. Baik dari segi jumlah pasien dirawat dan pasien meninggal juga sangat jauh berbeda.
Meski demikian, Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan jika kebanyakan pasien
Covid-19 yang meninggal belum menjalani vaksinasi.
“Pasien meninggal saat ini memang kebanyakan yang belum divaksin baik itu belum sama sekali maupun tidak lengkap atau yang punya komorbid. Kalau Delta dulu kan tidak memandang itu ya,” kata Bupati Kudus HM Hartopo, Rabu (16/3/2022).
Lebih rinci, Hartopo mengatakan untuk jenis golongan yang meninggal dunia memang berasal dari kelompok lanjut usia utamanya yang belum menerima vaksinasi.
Baca: Ini Daftar Lengkap PPKM di Jateng
Sementara untuk perkembangan kasus saat ini, Hartopo juga mengatakan sudah mulai menurun. Bahkan dia mengklaim jika saat ini bisa dikatakan Kudus dalam kondisi ringan.
“Namun juga berat karena penularannya ini kan lebih cepat. Oleh karena itu kita semua harus tetap mengedepankan protokol kesehatan,” ujarnya.
Adapun, penerapan protokol kesehatan yang dia maksud adalah rajin mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
“Serta mari vaksinasi secara lengkap. Dengan begitu tubuh kita bisa lebih kuat untuk menghadapi pandemic ini,” pungkasnya.
Baca: Resmi, Dandangan Kudus Kembali Ditiadakan Tahun Ini
Sementara berdasar data dari
corona.kuduskab.go.id jumlah pasien aktif Covid-19 di Kabupaten Kudus kini ada sebanyak 157 orang. Dari jumlah tersebut ada sebanyak 24 pasien dirawat dan 133 pasien menjalani isolasi mandiri.
Kemudian untuk kasus kematian akibat Covid-19 kini menyentuh angka 1.428 orang, sementara untuk kasus pasien sembuh sudah mencapai 16.895 orang.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha