Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Kudus - Harga kedelai impor di Kabupaten Kudus masih bertahan di angka Rp 12 ribu per kilogram. Harga tersebut pun bahkan sudah bertahan sekitar sepuluh harian ini.

Kendati begitu, permintaan kedelai semakin menurun di tingkat produsen.Tingginya harga dan minimnya permintaan pasar disebut sebagai penyebabnya.

Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf menyampaikan hal tersebut, Selasa (23/3/2022).

Dia menyebut, menurunnya permintaan kedelai pun membuat stok kedelai di Kudus masih aman. "Di kami ada sekitar 45 ton, jadi masih sangat aman," katanya.

Walaupun demikian, pihaknya belum bisa memperkirakan harga tersebut akan bertahan berapa lama. Mengingat potensi kenaikan harga kedelai masih bisa terjadi setiap saat.

Pihaknya pun belum mengetahui pasti mengapa harga kedelai mengalami fluktuasi. Namun berkaca dari yang sudah-sudah, kenaikan disinyalir karena adanya perubahan kurs dolar dan kenaikan pada indeks perdagangan.

Baca: Indonesia Defisit Kedelai, Mentan Nilai Pemerintah Butuh Impor Sekitar 3 Juta Ton

Primkopti, imbuh Ma'ruf turut menyarankan untuk penyesuaian harga tahu dan tempe menyusul tingginya harga kedelai.Adapun, kenaikan yang disepakati bersama adalah per papan naik sebesar Rp 3.000 dari harga jual sebelumnya yang berkisar Rp 27.000. Sehingga harga kenaikan nanti ada di kisaran Rp 30.000 per papan."Karena masing-masing pengusaha tahu kan menjual setiap papannya berbeda-beda ya, jadi diambil kesepakatan naiknya saja," pungkasnya.Baca: Pasok Kebutuhan Kedelai, Bulog akan Impor dari Thailand dan BrasilUntuk diketahui, jumlah produsen tahu dan tempe di Kabupaten Kudus diperkirakan mencapai 300 lebih. yang tersebar di sejumlah kecamatan. Seperti Kecamatan Mejobo, Kota, Jekulo, Kaliwungu, Dawe, Bae, Gebog, Undaan, dan Jati. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler