Kota Empat Negri Tak Akan Geser Julukan Kudus Kota Kretek
Anggara Jiwandhana
Rabu, 18 Mei 2022 11:56:42
MURIANEWS, Kudus – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus, Jawa Tengah kini tengah menggarap
city brand baru untuk Kabupaten Kudus. Sebutannya, adalah
Kudus Kota Empat Negri.
Para pencetusnya menyebut jika slogan baru ini penuh dengan nilai historis yang kental.
Mereka adalah Abdul Jalil, Umar Ali, dan Agus Susanto, para praktisi dengan berbagai latar belakang bidang keilmuan yang ditugasi Bupati Kudus HM Hartopo untuk menyusun dan menjalankan
city branding bagi Kudus.
Walau tengah digarap dengan serius, mereka memastikan
city brand baru ini tidak akan menggeser julukan Kudus Kota Kretek yang sudah ada sejak dahulu.
Brand Kudus Kota Empat Negri disebut akan menjadi wadah bagi julukan Kota Kretek dan julukan-julukan Kudus lain yang sebelumnya sudah ada.
“Sebelum masuk lebih jauh, mari mengenal julukan organik dan nonorganik, dua kategori ini sangat berbeda. Julukan organik adalah julukan yang tanpa dibuat itu memang sudah ada dan sudah melekat di sebuah benda atau kota, Kudus Kota Kretek misalnya. Itu disebut karena Kudus punya sentra industri rokok kretek di wilayahnya,” kata Tim Ad-Hoc City Branding Kudus, Umar Ali, Selasa (17/5/2022).
Baca: Awal Mula Terciptanya 'Kota Empat Negri', City Brand Baru Kabupaten KudusDia kemudian melanjutkan penjelasan. Sementara untuk julukan nonorganik, merupakan julukan buatan manusia. Dibangun sedemikian rupa dengan latar belakang yang melandasinya, hingga kemudian ditunjukkan kepada publik.
Kudus Kota Empat Negri, lanjut Umar, adalah julukan nonorganik tersebut. Sehingga tidak mungkin julukan nonorganik akan menghapus atau mengegser julukan organik pada sebuah benda atau kota.
“Inilah
city branding yang tengah kami kerjakan. Kami tidak ingin menghapus Kudus Kota Kretek, tidak, itu tidak bisa tergantikan. Tapi yang coba kami lakukan adalah memberikan sebuah wadah agar Kudus Kota Kretek atau julukan lainnya seperti Kudus Gusjigang, Taste of Java, Kudus Kota Jenang ini menjadi satu tujuan, dan tidak saling terpisah, makanya ada Kudus Kota Empat Negri,” ujarnya.
Baca: Bupati Kudus: Perlu City Branding Baru Guna Gaet InvestorKabupaten Kudus sendiri, sambung dia, juga sempat membuat
city brand nonorganik “Kudus Taste Of Java”. Namun
brand tersebut sudah sangat lama dan dimungkinkan kurang relevan dengan kondisi yang saat ini.“Julukan nonorganik punya batas waktu dan itu perlu diperbaharui setidaknya mungkin 15 tahun sekali. Itu juga yang dilakukan Yogyakarta dan daerah-daerah wisata lainnya. Ini saatnya Kudus juga melakukan hal yang sama,” pungkasnya.Sementara Abdul Jalil menambahkan, bila dibedah satu per satu, Kudus Kota Empat Negri telah merepresentasikan julukan-julukan yang sebelumnya telah ada.Dia mengambil contoh yang paling mudah, yakni Gusjigang (Bagus Ngaji dan Dagang), di mana slogan ini merupakan peninggalan budaya peradaban Arab.Disebutkan jika Kabupaten Kudus mempunyai empat peradaban yang masih melekat sampai saat ini. Yakni Jawa, Tionghoa, Arab, dan Kolonial atau Eropa.Inilah yang mendasari munculnya
brand baru Kota Empat Negri untuk Kabupaten Kudus. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_260070" align="alignleft" width="1280"]

Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus salah satu ikon Kabupaten Kudus. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus, Jawa Tengah kini tengah menggarap
city brand baru untuk Kabupaten Kudus. Sebutannya, adalah
Kudus Kota Empat Negri.
Para pencetusnya menyebut jika slogan baru ini penuh dengan nilai historis yang kental.
Mereka adalah Abdul Jalil, Umar Ali, dan Agus Susanto, para praktisi dengan berbagai latar belakang bidang keilmuan yang ditugasi Bupati Kudus HM Hartopo untuk menyusun dan menjalankan
city branding bagi Kudus.
Walau tengah digarap dengan serius, mereka memastikan
city brand baru ini tidak akan menggeser julukan Kudus Kota Kretek yang sudah ada sejak dahulu.
Brand Kudus Kota Empat Negri disebut akan menjadi wadah bagi julukan Kota Kretek dan julukan-julukan Kudus lain yang sebelumnya sudah ada.
“Sebelum masuk lebih jauh, mari mengenal julukan organik dan nonorganik, dua kategori ini sangat berbeda. Julukan organik adalah julukan yang tanpa dibuat itu memang sudah ada dan sudah melekat di sebuah benda atau kota, Kudus Kota Kretek misalnya. Itu disebut karena Kudus punya sentra industri rokok kretek di wilayahnya,” kata Tim Ad-Hoc City Branding Kudus, Umar Ali, Selasa (17/5/2022).
Baca: Awal Mula Terciptanya 'Kota Empat Negri', City Brand Baru Kabupaten Kudus
Dia kemudian melanjutkan penjelasan. Sementara untuk julukan nonorganik, merupakan julukan buatan manusia. Dibangun sedemikian rupa dengan latar belakang yang melandasinya, hingga kemudian ditunjukkan kepada publik.
Kudus Kota Empat Negri, lanjut Umar, adalah julukan nonorganik tersebut. Sehingga tidak mungkin julukan nonorganik akan menghapus atau mengegser julukan organik pada sebuah benda atau kota.
“Inilah
city branding yang tengah kami kerjakan. Kami tidak ingin menghapus Kudus Kota Kretek, tidak, itu tidak bisa tergantikan. Tapi yang coba kami lakukan adalah memberikan sebuah wadah agar Kudus Kota Kretek atau julukan lainnya seperti Kudus Gusjigang, Taste of Java, Kudus Kota Jenang ini menjadi satu tujuan, dan tidak saling terpisah, makanya ada Kudus Kota Empat Negri,” ujarnya.
Baca: Bupati Kudus: Perlu City Branding Baru Guna Gaet Investor
Kabupaten Kudus sendiri, sambung dia, juga sempat membuat
city brand nonorganik “Kudus Taste Of Java”. Namun
brand tersebut sudah sangat lama dan dimungkinkan kurang relevan dengan kondisi yang saat ini.
“Julukan nonorganik punya batas waktu dan itu perlu diperbaharui setidaknya mungkin 15 tahun sekali. Itu juga yang dilakukan Yogyakarta dan daerah-daerah wisata lainnya. Ini saatnya Kudus juga melakukan hal yang sama,” pungkasnya.
Sementara Abdul Jalil menambahkan, bila dibedah satu per satu, Kudus Kota Empat Negri telah merepresentasikan julukan-julukan yang sebelumnya telah ada.
Dia mengambil contoh yang paling mudah, yakni Gusjigang (Bagus Ngaji dan Dagang), di mana slogan ini merupakan peninggalan budaya peradaban Arab.
Disebutkan jika Kabupaten Kudus mempunyai empat peradaban yang masih melekat sampai saat ini. Yakni Jawa, Tionghoa, Arab, dan Kolonial atau Eropa.
Inilah yang mendasari munculnya
brand baru Kota Empat Negri untuk Kabupaten Kudus.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha