Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Kudus – Pemerintah menaikkan harga gas elpiji nonsubsidi yakni Bright Gas dan elpiji 12 kg. Kenaikan harga ini dikhawatirkan akan memicu migrasi besar-besaran ke gas melon atau elpiji subsidi 3 kg.

Namun di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Dinas Perdagangan mencatat belum ada lonjakan konsumen yang beralih dari gas elpiji nonsubsidi ke gas elpiji subsidi.

Kepala Bidang Fasilitasi Perdagangan, Promosi dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Imam Prayitno mengatakan, untuk saat ini belum ditemukan peralihan konsumen yang signifikan.

”Baik dari pengawasan langsung maupun catatan para agen masih belum menunjukkan adanya kenaikan permintaan,” katanya, Selasa (12/7/2022).

Walau begitu, pihaknya akan mulai meningkatkan pengawasan pada penyaluran elpiji ukuran 3 kilogram di semua wilayah di Kudus.

Hal tersebut dilakukan guna menghindari kemungkinan adanya penyalahgunaan akibat kenaikan harga jual elpiji non subsidi.

”Yang kami takutkan ada praktik pengoplosan elpiji subsidi ke nonsubsidi karena perbedaan harganya kan semakin tinggi antara harga elpiji bersubsidi dengan nonsubsidi. Kami juga akan menggandeng Kepolisian untuk memastikan tidak adanya praktik tersebut,” tegas Imam.

Baca: Pengumuman! Pertamina Naikkan BBM dan Elpiji NonsubsidiArea Manager Communication, Relations, and Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho menegaskan kenaikan harga jual hanya untuk elpiji nonsubsidi.”Sementara elpiji 3 kilogram atau subsidi tidak ada kenaikan,” tandasnya.Sebagai informasi, harga jual elpiji 5,5 kg sebelum mengalami kenaikan dijual sebesar Rp 89 ribu.Kemudian harga setelah mengalami kenaikan adalah sebesar Rp 100 ribu untuk tingkat agen. Sedangkan elpiji 12 kg sebelumnya Rp 188.500, kini naik menjadi Rp 213.000 untuk tingkat agen. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar

Terpopuler