– Pusaka peninggalan Sunan Kudus, Keris Kiai Cinthaka dan tombak trisula dijamas. Penjamasan dua pusaka itu dilakukan di komplek Makam
, Kamis (14/7/2022).
Sebelum dijamas, kedua pusaka terlebih dahulu dikeluarkan dari tempat penyimpanan berbentuk kotak berbahan kayu. Kotak tersebut disimpan di atap bangunan tajuk.
, yang memiliki kegunaan untuk mempertahankan warna hitam dan kilapnya keris pun disiapkan. Keris dan tombak trisula, kemudian dicelupkan ke dalam air tersebut sebanyak tiga kali.
Setelah tiga kali celupan ke air pencucian, keris langsung dikeringkan di atas tumpukan sekam ketan hitam dalam nampan. Kemudian, keris diberi wewangian dan dikembalikan seperti semula dengan diiringi bacaan selawat.
Humas Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Denny Nur Hakim mengatakan, penjamasan rutin diadakan setiap hari Senin atau Kamis pertama setelah hari Tasyrik.
Atau sekitar tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijah. ”Seperti pada hari ini, ini adalah Kamis pertama setelah hari tasyrik,” ucapnya di sela prosesi jamas.Penjamasan lebih ditujukan untuk menjaga benda pusaka peninggalan Sunan Kudus. Hal tersebut dikarenakan nilai budaya yang terkandung dalam keris bertipe belah atau biasa disebut Dapur Panimbal tersebut sangatlah tinggi.”Selain itu juga ini adalah bentuk nguri-uri budaya dari kami,” sambungnya.Acara penjamasan sendiri ditutup dengan doa dan tahlil dari para tamu undangan yang datang. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_301827" align="alignleft" width="1280"]

Penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kudus. (Murianews/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Pusaka peninggalan Sunan Kudus, Keris Kiai Cinthaka dan tombak trisula dijamas. Penjamasan dua pusaka itu dilakukan di komplek Makam
Sunan Kudus, Kamis (14/7/2022).
Sebelum dijamas, kedua pusaka terlebih dahulu dikeluarkan dari tempat penyimpanan berbentuk kotak berbahan kayu. Kotak tersebut disimpan di atap bangunan tajuk.
Sebuah cairan yang disebut
banyu londho, yang memiliki kegunaan untuk mempertahankan warna hitam dan kilapnya keris pun disiapkan. Keris dan tombak trisula, kemudian dicelupkan ke dalam air tersebut sebanyak tiga kali.
Setelah tiga kali celupan ke air pencucian, keris langsung dikeringkan di atas tumpukan sekam ketan hitam dalam nampan. Kemudian, keris diberi wewangian dan dikembalikan seperti semula dengan diiringi bacaan selawat.
Baca: Pusaka Sunan Kudus Dijamas, Begini Urut-Urutan Prosesnya
Humas Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Denny Nur Hakim mengatakan, penjamasan rutin diadakan setiap hari Senin atau Kamis pertama setelah hari Tasyrik.
Atau sekitar tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijah. ”Seperti pada hari ini, ini adalah Kamis pertama setelah hari tasyrik,” ucapnya di sela prosesi jamas.
Penjamasan lebih ditujukan untuk menjaga benda pusaka peninggalan Sunan Kudus. Hal tersebut dikarenakan nilai budaya yang terkandung dalam keris bertipe belah atau biasa disebut Dapur Panimbal tersebut sangatlah tinggi.
”Selain itu juga ini adalah bentuk nguri-uri budaya dari kami,” sambungnya.
Acara penjamasan sendiri ditutup dengan doa dan tahlil dari para tamu undangan yang datang.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha