laiknya Citayam Fashion Week. Gelaran itu bernama
ke masyarakat.
Penginisiasinya adalah Komunitas Batik Kudus Lovers (Bakul) dan para awak media di Kabupaten Kudus.
Mereka memikirkan cara agar batik Kudus ini bisa berjaya di kotanya sendiri. Saat itu, batik Kudus memang jarang dilirik dan masih kalah dengan batik-batik daerah lain.
Pendiri Batik Kudus Lovers Yuli Astuti mengatakan, pada saat itu memang cukup susah memperkenalkan Batik Kudus ke khalayak umum. Setelah berembuk bersama, kemudian terciptalah acara
tersebut.
-nya diakui cukup baik. Batik Kudus mulai diminati dan aktivitas batik asli Kudus mulai hidup kembali.
tersebut, dirasa jadi salah satu pemicu angin segar dunia perbatikan di Kudus.
”Kegiatannya di antara di tahun 2011 atau malah 2012, anak-anak berjalan di zebra cross itu dengan memakai batik khas Kudus, konsepnya mirip Citayam, tapi dulu menggunakan batik khas Kudus karena memang tujuannya kan memperkenalkan itu,” katanya pada Murianews, Senin (25/7/2022).
Kini di era Batik Kudus yang mulai mendunia, Yuli masih ingat betul bagaimana memperkenalkan batik dengan corak parijoto, cengkih, hingga Menara Kudus itu ke pasar luas.”Banyak pebatik asli Kudus yang sudah memasarkan batik buatanya ke luar daerah bahkan ke luar negeri, ini menunjukkan bahwa Batik Kudus tidak kalah saing dengan batik-batik dari daerah lainnya,” tandasnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_304229" align="alignleft" width="1280"]

Fashion show di atas zebra cross yang digelar di Kudus sepuluh tahun silam. (Murianews/Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah sebenarnya pernah ada
fashion show on the street laiknya Citayam Fashion Week. Gelaran itu bernama
Batik Fashion on The Street tahun 2012 silam yang digagas untuk memperkenalkan batik
Kudus ke masyarakat.
Penginisiasinya adalah Komunitas Batik Kudus Lovers (Bakul) dan para awak media di Kabupaten Kudus.
Mereka memikirkan cara agar batik Kudus ini bisa berjaya di kotanya sendiri. Saat itu, batik Kudus memang jarang dilirik dan masih kalah dengan batik-batik daerah lain.
Pendiri Batik Kudus Lovers Yuli Astuti mengatakan, pada saat itu memang cukup susah memperkenalkan Batik Kudus ke khalayak umum. Setelah berembuk bersama, kemudian terciptalah acara
Batik Fashion on The Street tersebut.
Baca: Sebelum Citayam Fashion Week Tenar, Kudus yang Lebih Dulu
Setelah dihelat,
multiple effect-nya diakui cukup baik. Batik Kudus mulai diminati dan aktivitas batik asli Kudus mulai hidup kembali.
Fashion show tersebut, dirasa jadi salah satu pemicu angin segar dunia perbatikan di Kudus.
”Kegiatannya di antara di tahun 2011 atau malah 2012, anak-anak berjalan di zebra cross itu dengan memakai batik khas Kudus, konsepnya mirip Citayam, tapi dulu menggunakan batik khas Kudus karena memang tujuannya kan memperkenalkan itu,” katanya pada Murianews, Senin (25/7/2022).
Baca:Melihat Fashion Show on Zebra Cross di Kudus, Jauh Sebelum Ada Citayam Fashion Week
Kini di era Batik Kudus yang mulai mendunia, Yuli masih ingat betul bagaimana memperkenalkan batik dengan corak parijoto, cengkih, hingga Menara Kudus itu ke pasar luas.
”Banyak pebatik asli Kudus yang sudah memasarkan batik buatanya ke luar daerah bahkan ke luar negeri, ini menunjukkan bahwa Batik Kudus tidak kalah saing dengan batik-batik dari daerah lainnya,” tandasnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha