Buruh di Kudus Khawatir Sembako jadi Mahal Akibat BBM Naik
Anggara Jiwandhana
Rabu, 31 Agustus 2022 13:49:36
MURIANEWS, Kudus – Para buruh di Kabupaten
Kudus khawatir jika harga sembako menjadi mahal akibat kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Pemerintah pun diminta melakukan pengendalian harga agar tak membuat masyarakat semakin tertekan.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kudus Andreas Hua mengatakan, kenaikan harga BBM akan langsung berdampak jika diikuti dengan kenaikan harga bahan pokok.
”Harus ada pengendalian harga kebutuhan pokok, jangan sampai nanti ada lonjakan harga yang membuat turunnya daya beli masyarakat termasuk pekerja dan mengakibatkan inflasi tinggi,” kata Andreas, Rabu (31/8/2022).
Baca: Tagar BBM Naik Jokowi Turun, Menggema di Media SosialKSPSI, lanjut dia, juga berharap para pekerja bisa mendapatkan akses program bantalan sosial. Hal tersebut sebagai kompensasi atas kenaikan harga BBM.
”Kompensasi ini bisa meringankan dampak penyesuaian harga yang terjadi, bisa lewat BLT, BSU atau program lainnya harus tepat sasaran terutama bagi kalangan pekerja kecil,” tegasnya.
Terkait kenaikan harga BBM, alasan pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM sebenarnya bisa dimaklumi. Sebab, membengkaknya subsidi juga berdampak buruk kepada kesehatan APBN.
Baca: Luhut Bicara Lagi Sola kenaikan BBM, Katanya Bukan Perang Dunia KetigaSelain itu, subsidi harga BBM selama ini juga sangat minim dinikmati langsung oleh kalangan pekerja. BBM bersubsidi, kata dia, lebih banyak dikonsumsi oleh para pemilik mobil yang sebagian besar bukan berasal dari pekerja kecil.”Untuk pekerja, paling setiap hari hanya butuh 2-3 liter saja. Kalau pun harga naik, secara langsung tidak berdampak signifikan,” tandasnya. Reporter: Anggara JiwandhanaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_312501" align="alignleft" width="1280"]

Ketua DPC KSPSI Kudus Andreas Hua. (Murianews/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Para buruh di Kabupaten
Kudus khawatir jika harga sembako menjadi mahal akibat kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Pemerintah pun diminta melakukan pengendalian harga agar tak membuat masyarakat semakin tertekan.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kudus Andreas Hua mengatakan, kenaikan harga BBM akan langsung berdampak jika diikuti dengan kenaikan harga bahan pokok.
”Harus ada pengendalian harga kebutuhan pokok, jangan sampai nanti ada lonjakan harga yang membuat turunnya daya beli masyarakat termasuk pekerja dan mengakibatkan inflasi tinggi,” kata Andreas, Rabu (31/8/2022).
Baca: Tagar BBM Naik Jokowi Turun, Menggema di Media Sosial
KSPSI, lanjut dia, juga berharap para pekerja bisa mendapatkan akses program bantalan sosial. Hal tersebut sebagai kompensasi atas kenaikan harga BBM.
”Kompensasi ini bisa meringankan dampak penyesuaian harga yang terjadi, bisa lewat BLT, BSU atau program lainnya harus tepat sasaran terutama bagi kalangan pekerja kecil,” tegasnya.
Terkait kenaikan harga BBM, alasan pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM sebenarnya bisa dimaklumi. Sebab, membengkaknya subsidi juga berdampak buruk kepada kesehatan APBN.
Baca: Luhut Bicara Lagi Sola kenaikan BBM, Katanya Bukan Perang Dunia Ketiga
Selain itu, subsidi harga BBM selama ini juga sangat minim dinikmati langsung oleh kalangan pekerja. BBM bersubsidi, kata dia, lebih banyak dikonsumsi oleh para pemilik mobil yang sebagian besar bukan berasal dari pekerja kecil.
”Untuk pekerja, paling setiap hari hanya butuh 2-3 liter saja. Kalau pun harga naik, secara langsung tidak berdampak signifikan,” tandasnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Ali Muntoha